Leeds United vs Derby County: Kebangkitan Rivalitas Panas yang Lama Pudar

Simak pernyataan Frank Lampard tentang Marcelo Bielsa pada Januari 2019 lalu: “Saya adalah penggemar berat Bielsa, tapi lebih baik tidak melatih daripada mengirimkan seseorang untuk memata-matai tim lawan.”

Pernyataan tersebut muncul setelah Lampard mendapati bahwa pelatih Leeds, Marcelo Bielsa, mengakui telah mengirim mata-mata dalam sesi latihan taktik yang dilakukan Derby County. Bersamaan dengan itu, Lampard juga harus memendam kekesalan karena anak asuhnya tiga kali dikalahkan oleh Leeds United dalam satu musim kompetisi. Kekalahan terakhir, terjadi dalam laga krusial semifinal play-off yang digelar lebih dulu di kandang Derby, Pride Park.

Derby dan Leeds sebenarnya sudah lama tidak merasakan friksi. Bisa dikatakan, persaingan di antaranya tertinggal di era 1970-an ketika Nigel Clough dan Don Revie bahkan harus kelewat batas mengartikan rivalitas diantara kedua klub berseragam putih ini.

Reinkarnasi Persaingan Revie-Clough

Sedikit menengok ke belakang, Don Revie adalah seorang pelatih tersukses bagi Leeds United. Ia menyumbangkan delapan gelar bagi Leeds United dan satu kali nyaris menjadi juara Eropa di tahun 1975. Karena kesuksesan Revie, Leeds menjelma menjadi salah satu kesebelasan tersukses Inggris kala itu.

Di sisi lain, Brian Clough adalah segala-galanya bagi Derby County. Clough kala itu mempu mengangkat martabat Derby dari kesebelasan tingkat kecamatan (county) menjadi kesebelasan underdog yang paling underdog di Inggris. Pelatih yang juga salah satu legenda klub Sunderland ini saat itu mampu memutus dominasi Leeds di era Revie.

Kasus Spygate yang melibatkan Marcelo Bielsa dan sang (merasa) korban, Frank Lampard, membuka luka lama sekaligus memantik kembali rivalitas kedua kesebelasan ini. Bielsa bagi Leeds adalah sosok ayah bagi para pemain, dengan sifat kharismatik dan teladan. Mirip seperti apa yang ditunjukkan Revie.

Sementara Lampard, sedikit bisa mewakili penggambaran Clough kala itu. Muda, ambisius, dan berani berkonfrontasi dengan sosok tua seerti Revie. Namun kali ini Lampard berani mengkritik apa yang dilakukan Bielsa.

Insiden spygate amat memukul telak Bielsa dan Leeds. Anak asuh Bielsa langsung menemui hasil buruk dan terjungkal dari puncak klasemen. Publik mengaggap kasus ini adalah titik terendah bagi Bielsa dan Leeds. Marcelo Bielsa pun mengakui, kalau denda yang diberikan EFL kepada Leeds sebanyak 200 ribu paun dibayarkan langsung dari sakunya sebagai bentuk tanggung jawab dan mungkin, pembuktian akan integritas seorang Bielsa.

Fans Leeds tidak pernah menganggap Lampard sebagai sosok yang sama. Lampard digambarkan sebagai sosok pelatih cengeng dan mengkambinghitamkan Bielsa sebagai penyebab buruknya rekor mereka melawan Leeds.

Begitupun dengan pendukung Derby, mereka menganggap kalau Bielsa tak ada istimewanya, hanyalah seorang pria yang pandai mencurangi lawan dan memnggunakannya sebagai keuntungan.

Ajang Pembuktian Kualitas Pelatih

Tim asuhan Marcelo Bielsa tampil mengejutkan (baik positif dan negatif) sepanjang berlangsungnya satu musim penuh liga Championship 2018/2019 ini. Leeds digadang-gadang sebagai salah satu perebut titel juara musim ini sejak ditangani “Si Gila” dan tak terkalahkan di 8 laga awal. Sempat menjadi juara paruh musim, kemudian penampilan Leeds merosot drastis semenjak tersandung kasus spygate dan berujung hukuuman denda dari EFL sebagai operator liga.

Leeds United sebenarnya memiliki statistik memukau sepanjang musim berlangsung. Leeds menjadi terdepan di Championship untuk soal ball possesion (59.7 persen), unggul dalam urusan tembakan (791 kali), terbanyak membuat peluang (631), serta unggul dalam perhitungan xGA (76.8)dan xGF (41.3)

xGF adalah algoritma yang mengukur jumlah gol yang diharapkan untuk dicetak per tembakan selama musim ini. xGA adalah algoritma yang mengukur jumlah gol yang akan kebobolan per shot selama musim ini.

Sementara Derby County, memastikan tempat di babak play-off setelah berhasil menumbangkan tim peringkat keempat, West Bromwich Albion pada laga pamungkas divisi Championship dengan skor meyakinkan 3-1.

Kesebelasan berlogo domba jantan tampil ini cukup mengejutkan, karena diprediksi hanya akan menempati posisi papan tengah, apalagi usai ditinggal manajer mereka sebelumnya Garry Rowett yang hijrah ke Stoke City dan digantikan oleh manajer kemarin sore, Frank Lampard.

Namun Lampard membuktikan dirinya tak bisa dipandang sebelah mata. Bermodalkan pemain kunci yang berusia muda seperti Harry Wilson, Mason Mount, serta Fikayo Tomori yang sebenarnya pemain pinjaman dari Liverpool dan Chelsea, Derby perlahan namun pasti menyingkirkan kandidat-kandidat pengincar posisi play-off lainnya seperti Middlesbrough, Stoke, atau Bristol City.

Bielsa, walaupun kredibilitasnya sebagai pelatih tak perlu diragukan lagi, masih pelu membuktikan kualitasnya pada tahun pertamanya berkprah di sepakbola Inggris. Apalagi kompetisi yang ia lwati adalah yang cukup berat di kompetisi divisi kedua di Eropa, Championship. Dengan 46 laga yang harus dijalani, ditambah 3 laga play-off jika melaju ke babak final adalah perjalanan yang melelahkan. Nama besar Bielsa tentunya banyak dipertaruhkan, sehingga mengalahkan Derby kali ini dan juga menang di laga final adalah sebuah keharusan.

Hal yang juga berlaku bagi Lampard. 18 bulan turun ke kursi kepelatihan pertamanya bersama Derby tentunya memberikan tekanan besar, apalagi dengan nama besarnya sebagai pemain. Lampard punya pertaruhan besar dalam kariernya sebagai pelatih kali ini bila tak mau dicap sebagai pekerjaan coba-coba.

Kontroversi Selalu Memanaskan Rivalitas Leeds – Derby

Dalam laga semifinal leg pertama yang digelar semalam (11/5), Leeds akhirnya mampu mencuri satu gol lewat sepakan Kemar Roofe pada menit ke-55. Leeds yang tampil pincang dengan absennya 4 (empat) pemain kunci mereka, mampu membendung total erby di kandangnya sendiri. Derby County bahkan tidak dapat melepaskan satupun shot on goal  dalam laga ini.

Yang jadi menarik, laga antara Leeds dan Derby musim ini selalu tak bisa lepas dari faktor non-teknis, seperti kasus spygate dan yang terbaru: wasit menggagalkan keputusan penalti untuk Derby County.

Insden tersebut terjadi pada menit ke-77, ketika pemain Derby Jayden Bogle terjatuh saat berebut bola dengan Jack Harrison di dalam kotak penalti Leeds. Wasit Craig Pawson yang sudah menuntuk titik putih tiba-tiba membatalkannya setelah berdiskusi dengan asisten wasit.

Tentu saja, ini membuat kesal Frank Lampard. Belum juga ia “dicurangi” oleh spygate, kali ini harus memendam kembal kekesalannya. Dalam konferensi pers pasca-laga, Lampard sedikit bernada sarkas mengomentari keputusan wasit.

“Itu seperti VAR tapi tanpa komputer. VAR (versi) manusia,” ujar legenda Chelsea tersebut.

“Mungkin wasit telah dipengaruhi oleh para pemain Leeds tetapi saat itulah wasit harus terlihat tegas.”

Musim ini The Football League selaku operator liga divisi Championship memang memutuskan belum akan mengunakan teknologi Video Assistant Referee (VAR) dalam kompetisi yang mereka kelola yakni divisi Championship, League One, dan League Two. EFL beralasan bahwa kurangnya sumber daya yang kompeten untuk menjalankan teknologi VAR di kompetisi ini.

Tugas berat untuk Lampard yang kini harus memutar otak untuk bisa menjaga harga dirinya untuk tidak kalah empat kali dalam satu musim oleh Bielsa. Laga semifinal leg kedua rencananya akan digelar pada 15 Mei 2019 atau Kamis, 16 Mei dini hari waktu Indonesia bagian barat.

***

Rivalitas Leeds dan Derby yang diwakili Lampard dan Bielsa akhirnya membuka lembaran baru rivalitas kedua tim yang telah lama pudar. Rivalitas keduanya yang paling terkenal adalah ketika Leeds di era Don Revie melawan Derby County era Brian Clough yang kemudian diabadikan dalam novel dan film berjudul  The Damned United. Dengan latar belakang yang berbeda, insiden spygate dan penganuliran penalti di laga semifinal leg pertama tentunya akan menjadi sesuatu yang terus akan diceritakan dan membuka luka baru bagi Derby dan Leeds United.

Tapi satu hal yang pasti, diantara Leeds dan Derby enggan memperlarut rivalitasnya, karena  mereka pasti tidak akan sudi berjumpa di Championship musim depan.