10 Pembelian Terburuk Juventus dalam 20 Tahun Terakhir (1)

Sama seperti klub-klub lainnya, Juventus pun tidak selalu sukses dengan semua pemain yang telah direkrutnya. Terkadang, label bintang di klub sebelumnya juga tak bisa menjamin sepenuhnya sang pemain akan mampu menampilkan performa terbaik di klub baru. Itu pula yang pernah terjadi pada beberapa pemain anyar yang direkrut klub jawara Serie A Italia berjuluk La Vecchia Signora tersebut.

Beberapa di antaranya, mengalami kegagalan karena alasan datang di usia yang terlalu muda, gagal beradaptasi dengan kompetisi Negeri Pizza, kalah bersaing dengan pemain lain, atau menghabiskan musim hanya berkutat dengan masalah cedera. Menariknya, malah ada yang kemudian jadi bintang di tim baru. Berikut 10 pembelian terburuk yang pernah dilakukan Juventus dalam 20 tahun terakhir.

  1. Benedikt Howedes

Pemain ini jadi penggawa andalan tim nasional Jerman pada posisi fullback kiri ketika memenangkan trofi bergengsi Piala Dunia 2014. Tenaganya juga masih dibutuhkan saar tim Panser melaju hingga babak semifinal Piala Eropa 2016. Sementara di level klub, Benedikt Howedes membawa Schalke 04 menjadi penantang serius Bayern Muenchen di Bundesliga Jerman, meski selalu gagal menjuarai liga.

Sayang, dia tak mampu membawa performa terbaiknya ke Italia, saat dipinjam Juventus pada musim panas 2017. Padahal, ketika itu usia alumni akademi Schalke ini masih 29 tahun. Cedera akut yang sudah mulai datang sejak pertengahan 2015 menjadi masalah utamanya. Bahkan, selama di Turin Howedes sampai lima periode mengalami cedera. Akhir musim lalu, Juventus pun memulangkannya.

  1. Hernanes

Meski sudah mengantongi banyak pengalaman bersama Lazio dan Inter Milan selama lima musim, hingga dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di Serie A era 2010-an, namun tak membuat Hernanes dengan mudah beradaptasi dengan permainan Juventus dan mencuri perhatian pelatih Massimiliano Allegri. Alhasil, selama dua musim dia pun lebih banyak duduk di bangku cadangan.

Dana 13 juta euro yang dihabiskan Juventus untuk meminang eks penggawa tim nasional Brasil di Piala Dunia 2014 ini dari Inter pada awal musim 2015/2016 pun hanya berakhir sia-sia. Hernanes hanya membukukan 35 penampilan dalam dua musim. Pada Februari 2017, pemain yang kini berusia 33 tahun ini dilego ke klub kaya China, Hebei China Fortune dengan harga hanya delapan juta euro saja.

  1. Milos Krasic

Berstatus sebagai pemain terbaik Serbia pada 2009, dan telah mempersembahkan 10 trofi bagi klub Rusia CSKA Moskow selama tujuh tahun; termasuk juara Piala UEFA 2004/2005, membuat Juventus mendatangkannya pada musim panas 2010 dengan biaya 15 juta euro. Milos Krasic jadi pembelian termahal klub yang juga dijuluki I Bianconeri itu pada musim tersebut, bersama Leonardo Bonucci.

Sayang, Krasic gagal memenuhi ekspektasi Juventus. Meski sempat mendapat banyak kepercayaan dari pelatih Luigi Delneri pada musim debutnya, namun gelandang kanan itu kemudian terbuang setelah Antonio Conte masuk. Pada musim panas 2012, Krasic pun akhirnya terpaksa meninggalkan Juventus Stadium dengan catatan 50 penampilan dan 10 gol di semua kompetisi selama dua musim.

  1. Diego Ribas

Diego Ribas digadang-gadang akan menjadi salah satu gelandang serang terbaik di Serie A, yang dulu pernah dikenal sebagai gudangnya gelandang kreatif. Dia bergabung ke Juventus saat masih berusia 24 tahun, pada musim panas 2009 silam, dari klub Bundesliga Werder Bremen. Biayanya pun tidak tanggung-tanggung, 27 juta euro; jadi pembelian termahal klub asal Turin tersebut pada musim itu.

Namun, Diego tidak mampu membuktikan kualitas yang pernah diperlihatkannya selama di Jerman, termasuk ketika menjadi top assist provider Bundesliga 2007/2008. Dia pun hanya bertahan selama satu musim, dan gagal membantu Juventus yang tengah membangun ulang kekuatan setelah kasus pengaturan skor Calciopoli 2006. Diego kembali ke Jerman pada 2010 dan bermain di Vfl Wolfsburg.

  1. Amauri

Juventus mencoba mengembalikan kejayaannya setelah tersangkut kasus Calciopoli 2006, dengan merekrut sejumlah pemain terbaik. Amauri salah satu pemain yang didatangkan pada musim panas 2008. Dengan 15 golnya di Serie A 2007/2008 bersama Palermo, dia pun diharapkan bisa menambah ketajaman lini depan mereka, bersama duet maut saat itu Alessandro Del Piero dan David Trezeguet.

Tetapi, ketajaman striker Italia berdarah Brasil itu tidak pernah benar-benar kembali. Meski sempat mencetak 12 gol pada musim perdananya bersama Juventus, namun musim berikut Amauri hanya mampu menyarangkan lima gol saja di liga domestik. Amauri pun kemudian sempat dipinjamkan ke Parma pada pertengahan musim 2011/2012, sebelum dilego ke Fiorentina pada Januari 2012 silam.