Pesepakbola utamanya di Inggris, jangankan narkoba, ketahuan merokok ataupun mabuk berat biasanya akan menjadi skandal besar. Ada nilai moral tinggi yang ditetapkan media-media Inggris untuk pesepakbola. Sebagai publik figur, penting bagi pesepakbola untuk menjaga imej mereka sebagai idola.
Meskipun demikian, ke-glamour-an hidup membuat pesepakbola tak jarang dekat dengan kehidupan malam, salah satunya terjerumus narkoba. Beberapa pesepakbola bahkan sulit untuk melepaskan diri dari obat-obatan haram tersebut. Berikut kami sajikan empat pesepakbola yang tersandung kasus narkoba.
-
Mark Bosnich
Mark Bosnich merupakan penjaga gawang yang pernah membela Manchester United, Aston Villa, juga Chelsea. Sepanjang kariernya sebagai pemain, ia kerap menghadirkan kontroversi seperti memberikan Salam Nazi, berkendara dengan sembrono, sampai momennya yang terendah ketika ia gagal melewati tes obat-obatan terlarang pada 2003.
Dalam tes tersebut diketahui bahwa Bosnich positif mengonsumsi kokain. Karena hal ini, Chelsea langsung memutus kontraknya. Padahal, gajinya saat itu terbilang tinggi yakni 100 ribu USD perpekan.
Setelah ketahuan memakai kokain, Bosnich bukannya insaf, malah makin menjadi. Kecanduannya kian serius dengan mengonsumsi 10 gram kokain perhari yang membuatnya harus menghabiskan lima ribu USD perpekan. Ia pun hidup menyendiri dan pensiun di usia 31 tahun. Namun, setelah berhenti dan bersih dari obat-obatan, Bosnich kembali ke sepakbola di tanah airnya, Australia, lima tahun kemudian.
-
Garry O’Connor
Mungkin banyak dari Anda yang tak terlalu mengenal Garry O’Connor. Namun, ia dikenal di Skotlandia sebagai salah satu calon pemain bintang masa depan. Ia bahkan melakukan debutnya buat timnas Skotlandia pada usia 18 tahun, dan membuka masa depannya di Lokomotiv Moscow pada usia 23 tahun.
Namun, kariernya menurun pada 2009 setelah ia tak lolos tes doping ketika bermain untuk Birmingham City. Atas hal ini, O’Connor pun buka-bukaan soal situasinya. Ia menghabiskan 4 juta paun dari yang ia dapatkan dari sepakbola untuk menggunakan obat-obatan terlarang. Pada 2014, O’Connor kembali mendapatkan masalah setelah ditemukan kokain yang membuatnya dihukum selama 200 jam sebagai pelayan masyarakat.
-
Adrian Mutu
Salah satu cerita yang terkenal adalah soal Adrian Mutu. Ia kala itu bergabung dengan Chelsea yang lagi bagus-bagusnya. Mutu datang sebagai salah satu penyerang terbaik di Eropa, tapi ia pergi dengan memalukan. Setelah tak akur dengan Jose Mourinho, ia pun gagal dalam tes doping. Lagi-lagi pada urinnya ditemukan kokain.
Atas hal ini, Mutu diberikan hukuman selama tujuh bulan larangan bermain dari sepakbola. Mutu kemudian kembali ke Juventus sebelum balik ke Fiorentina. Di sana, ia lagi-lagi gagal tes doping. Namun, bukan karena narkoba, tapi karena ada kandungan doping di urinnya. Seperti halnya di Chelsea, Mutu pun dihukum sembilan bulan dan dipecat oleh klub.
-
Diego Maradona
Nama Maradona dikenal begitu hebat di dalam lapangan, tapi sulit mengendalikan diri di luar lapangan. Ia adalah sosok yang jenius. Ia cepat, seimbang, skill dewa, dan visinya yang luar biasa menjadikannya sosok yang jenius. Namun, seperti halnya orang jenius lain, ada sisi tak biasa yang terlihat begitu gelap.
Sisi tersebut memperlihatkan ketergantungan Maradona pada obat-obatan terlarang. Ia juga mengalami masalah kenaikan berat badan. Hal ini pertama diketahui pada 1991 ketika ia mendapatkan hukuman 15 bulan setelah gagal tes doping karena di urinnya mengandung kokain.
Di Piala Dunia 1994, Maradona menjadi tumpuan Argentina. Namun, setelah mencetak gol melawan Yunani di fase grup, terlihat ada yang aneh pada perayaan golnya. Usai pertandingan, urinnya dites dan ternyata positif mengandung stimulant ephedrine. Maradona pun masih menggunakan obat-obatan sampai akhirnya mengaku berhenti pada 2005.