5 Bek yang Bisa Berganti Posisi Menjadi Gelandang

Banyak pemain yang saat ini memainkan peran yang sebenarnya tidak sesuai dengan hakikatnya dan hal ini menuntuk mereka untuk menjadi lebih fleksibel. Pasalnya, saat ini peran dalam lapangan hijau telah berkembang dan bervariasi.

Salah satu transformasi peran yang jarang terlihat adalah dari bek menjadi gelandang. Eric Dier merupakan salah satu dari banyak pemain gelandang yang mengubah dirinya sebagai bek tengah, namun perubahan sebaliknya jarang sekali terjadi di dunia sepakbola.

Ada beberapa nama tenar Eropa yang sekiranya bisa mengubah perannya sebagai pemain bertahan menjadi pemain gelandang.

  1. David Luiz (Chelsea)

Pemain asal Brasil ini merupakan salah satu pemain bertahan terbaik di Eropa. Meskipun begitu, Chelsea malah menjualnya kepada PSG dengan 50 juta paun sebagai gantinya.

Sebagai pemain bertahan, David Luiz memiliki segalanya dan dia juga selalu berkembang dari waktu ke waktu. Namun, masalah utama yang kurang dipandang mantan pelatihnya Antonio Conte ialah kurangnya konsentrasi dan ketenangan. Selain itu, dia juga kerap mengambil risiko dengan meninggalkan wilayah permainannya.

Sementara itu, dia memiliki kekuatan dan kegigihan yang luar biasa. Pemain kribo ini juga mampu mengirim umpan akurat kepada rekannya. Selain itu, dia juga mampu menembakkan bola dengan keras ke gawang lawan, seperti golnya ke gawang Colombia di ajang Piala Dunia tiga tahun lalu.

Keunggulan dan kelemahan di atas menjadikan David Luiz bisa dimainkan sebagai gelandang bertahan. Tingkat konsentrasi bukan masalah besar dalam posisi tersebut. Selain itu, keinginannya untuk membantu serangan dan meninggalkan posnya lebih menguntungkan tim ketimbang saat dia menjadi bek tengah yang justru sangat berisiko. Menurut catatan, Antonio Conte pernah memasang Luiz sebagai gelandang bertahan; saat itu Chelsea sukses menekuk Tottenham Hotspur.

  1. John Stones (Manchester City)

Stones merupakan salah satu pemain bertahan terkuat di Premier League dan didikan Pep Guardiola berhasil membantu Manchester City mencatatakan 11 pertandingan tanpa kebobolan sejauh musim ini bergulir.

Stones memainkan bola dengan sangat tenang mengingat dia sangat percaya diri dengan kemampuannya. Hal ini bisa dianggap sebagai sisi negative dari sang pemain bertahan mengingat kesalahan kapanpun bisa terjadi.

Di sisi lain, kemampuannya dalam mengubah pemainan bertahan menjadi menyerang cukup memuaskan; dia mampu mencuri atau memotong umpan lawan dan mengubahnya menjadi sebuah awal serangan dari timnya.

Sejauh ini, John tidak mengalami masalah sigifikan dan jika dia terus melanjutkan perkembangannya, dia bisa diposisikan lebih ke depan sebagai gelandang. Hal ini bukan dikarenakan percaya dirinya yang bisa berujung kesalahan, namun karena kemampuannya menahan serangan dan mengirim umpan kepada pemain yang berada di depannya.

  1. Sead Kolasinac (Arsenal)

Gareth Bale memulai karirnya di Southampton dan Tottenham sebagai bek kiri. Namun saat ini bisa dilihat bahwa pemain Wales ini telah menjadi gelandang menyerang paling berbahaya di Eropa.

Sead Kolasinac bisa dianggap sebagai Gareth Bale generasi selanjutnya. Pemain bertahan Arsenal ini memiliki pengalaman sebagai gelandang saat dirinya berada di Schalke dulu. Statistik menunjukkan musim ini pemain Bosnia tersebut telah mencetak tiga gol dari 11 penampilannya, sebuah pencapaian yang luar biasa dari seorang pemain bertahan.

Kolasinac bisa dibentuk menjadi gelandang menyerang dengan modal teknik, kekuatan, kecepatan, dan kemampuan mencetak golnya. Agar bisa memaksimalkan kemampuannya, Arsene Wenger perlu sesekali melihat penampilannya sebagai pemain sayap di lini depan.

  1. Ryan Sessegnon (Fulham)

Rumor lokal menyebutkan bahwa Sessegnon akan memiliki masa depan yang sama seperti Gareth Bale. Pemuda Inggris ini akan berusia 18 tahun pada Mei mendatang namun penggemar setia klub tidak meragukan kemampuan yang ia miliki, tak heran jika klub sekelas Spurs, Liverpool dan City tertarik untuk merekrutnya.

Ryan memiliki pengamatan lapangan yang luar biasa dan dengan ini dia mampu mengirimkan umpan akurat pada pemain dengan peluang tertinggi. Kelincahan yang dia miliki mampu mengantarkannya kepada catatan hat-trick saat Fulham bertemu dengan Sheffield United. Dari catatan ini, jelas Sesegnon lebih cocok memainkan peran menyerang.

  1. David Alaba (Bayern Munich)

Alaba telah menampilkan performa apik saat berlaga untuk Bayern Munich. Namun, dia tampil menakjubkan sebagai gelandang sayap saat dia berdinas untuk Austria.

Bisa dilihat, tim raksasa Jerman ini dipenuhi superstar seperti Arturo Vidal dan Thiago Alcantara di tengah lapangan dan Arjen Robben dan Frank Ribery di ke dua sisi serangan. Hal ini membuat Alaba tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya meskipun dia mampu melebihi ekspektasi untuk mengisi posisi-posisi tersebut.

Intelegensi, kekuatan dan kecepatan yang Alaba miliki memenuhi persyaratan untuk berperan sebagai gelandang serang tengah maupun sisi lapangan. Pemain Austria ini berpotensi menjadi bintang besar di Eropa jika saja dia tidak berada dalam klub yang memang dipenuhi oleh pemain bintang berpengalaman.