5 Fakta Pulisic yang Siap Melayani dan Mengayomi Chelsea

Produk ekspor sepakbola terbaik berlabel “Made in USA”, Christian Pulisic memastikan pindah dari Borussia Dortmund ke Chelsea. Dengan biaya rekrut 58 juta paun, dia mendaku diri sebagai pemain soccer termahal Amerika Serikat sepanjang masa. Kiprahnya di Premier League mengikuti jejak para veteran semacam Clint Dempsey, Landon Donovan, Tim Howard, Brad Friedel, Brian McBride, dan Claudio Reyna, yang malang melintang di klub-klub Premier League.

Pulisic tidak langsung membela Chelsea, karena dipinjamkan dulu ke Borussia Dortmund sampai musim ini berakhir. Pengagum Luis Figo ini diberi kesempatan dulu berupaya mewujudkan hasrat juara Bundesliga bersama Tim Kuning-Hitam Jerman. Namun, hype kadung meledak berkat status pemain muda andalan Amerika Serikat, negeri adidaya yang relatif payah pada sepak bola laki-laki.

Baca juga: 58 Juta Paun untuk Pulisic, Apa yang Chelsea Pikirkan?

Ada beberapa fakta yang patut diketahui tentang Pulisic sebelum dia berbaju Chelsea enam bulan nanti. Dia jalani sisa musim ini bersama Marco Reus cs., yang kemungkinan berakhir emosional. Sebab adanya kemungkinan besar Die Borussen juara Bundesliga. Juga perpisahan dengan suporter yang akrab ditinggal pemain bintang yang klub mereka kembangkan kariernya seperti Mario Goetze, Mats Hummels, dan Robert Lewandowski. Pulisic menemukan pintu ke luar selain mengarah ke Bayern Muenchen.

Berhubung bersama Chelsea nanti dia jalani musim kelima profesionalnya, berikut lima fakta Pulisic beserta segala hal yang meliputi kepindahan tertanggal 2 Januari 2019:

  1. Dikenalkan Inggris, Kembali Ke Inggris

Sekilas terkesan membingungkan, Pulisic yang lahir, tumbuh, dan bermain bola junior di Amerika malah memulai karier profesional di Jerman. Sepakbola bukan olahraga paling populer di Amerika dan Pulisic muda bisa pindah ke Jerman untuk bersekolah guna mengembangkan teknologi, sains, otomotif, atau filsafat.

Ternyata ada pengaruh Inggris bagi Pulisic kecil dalam menumbuhkan minat sepakbola. Ketika berusia tujuh tahun, dia tinggal di Desa Oxfordshire, Tackley untuk bermain di klub setempat, Brackley Town. Hanya setahun di sana, Pulisic yang punya orang tua pesepakbola level kampus di Universitas George Mason langsung kecewa mesti kembali ke kampung halaman.

“Awalnya saya gugup saat datang ke Inggris, dengan sepak bola dan segalanya. Namun setelah saya pergi saya sangat kangen sekali. Saya rindu budaya itu. Ketika saya pulang ke Amerika dan tidak ada yang ingin bermain, segalanya berubah,” kenang Pulisic kepada The Guardian.

Kerinduan tersebut bakal terbayar tuntas, bukan hanya lewat lawatan pertandingan internasional ke Wembley seperti bulan November tahun lalu. Melainkan juga bermain di Premier League yang dia idam-idamkan sejak kecil.

  1. Christian ‘Records’ Pulisic

Rekor sering ditulis dalam satu kalimat yang sama dengan Pulisic. Barang kali juga bisa jadi nama tengah. Christian ‘Records’ Pulisic. Jangan jadi nama akhir, karena Pulisic bukan label musik. Mengeja rekornya jadi cara mudah mengidentifikasi mengapa dia jadi primadona bagi Dortmund dan Amerika.

Selain tercatat sebagai pemain berharga termahal pemain Amerika Serikat, Pulisic juga masuk kategori 10 pemain termahal di Premier League. Berada di urutan daftar setelah Paul Pogba, Romelu Lukaku, Virgil van Dijk, Kepa Arrizabalaga, Kevin De Bruyne, Riyad Mahrez, Alvaro Morata, dan Aymeric Laporte.

Rekor lain, Pulisic adalah pemain paling muda non Jerman yang mencetak gol di Bundesliga, pasca membobol Hamburg pada paruh kedua musim 2015-16. Kemungkinan rekor yang dia buat saat berusia 17 tahun 212 hari itu sulit dipecahkan, karena adanya larangan perpindahan transfer antarnegara bagi pemain di bawah 18 tahun. Beruntung, kakeknya berasal dari Kroasia sehingga memudahkannya mendapatkan paspor negara Uni Eropa tersebut. Lantas Pulisic boleh lakukan debut profesional 20 bulan lebih cepat dari seharusnya.

Dia juga pemain termuda Dortmund yang tampil di Liga Champions (vs. Legia Warsawa 6-0, pada musim 2016-17), sekaligus pencetak gol termuda untuk Dortmund di Liga Champions (Benfica 4-0 di musim yang sama). Untuk level timnas, dia juga pegang rekor pemain  termuda Amerika di kualifikasi Piala Dunia, serta pencetak gol termuda pula. Paling keren soal rekor muda-termuda, dia adalah kapten termuda timnas Amerika pada usia 20 tahun, 63 hari. Mari putar The Star Spangle Banner untuknya.

  1. Bikin hype di Amerika Serikat

Media di Amerika (tempat berkembangnya jurnalisme modern) beri beragam respon tentang langkah penting karier Pulisic ini. NBC Sports bilang, “Momen monumental dalam sepak bola Amerika”. Sementara Sport Illustrated (bukan versi Swimsuit), bilang perpindahan ini sangat besar merujuk statusnya selaku kapten Tim Paman Sam berusia 20 tahun. Oleh sebab itu, jurnalis Roger Bennett perlu meminjam istilah industri film Hollywood, yakni ‘blockbuster’ menyoal kepindahan heboh di periode awal Januari .

Bagi Direktur Chelsea, Marina Granovskaia, mereka memboyong Pulisic segera mungkin karena, “Dia salah satu pemain muda yang dicari-cari di Eropa”. Tentu saja dengan memboyong Pulisic, Chelsea semakin dekat menceruk pasar suporter di negara pimpinan Donald Trump. Dari kacamata bisnis pun, keduanya saling menguntungkan.

Klub-klub Premier League nyaris rutin melakukan laga pra-musim di sana. Chelsea tentu tidak ketinggalan. Terakhir kali The Blues berkunjung ke Amerika musim panas tahun 2016. Dengan adanya Pulisic, sangat logis mereka kembali tur ke beberapa kota. Ketika Dortmund bermain di Chicago dan Pittsburgh bulan Juli tahun lalu, penggemar sepak bola berbondong-bondong pakai kaus Pulisic.

Nyaris di semua negara bagian Amerika punya chapter penggemar Chelsea yang berjumlah lebih dari 30 unit. terbagi ke dalam lima kelompok besar suporter, meliputi Carefree California (California, Oregon, Washington), Desert-Texas Blues (Phoenix-Oklahoma), Mid-Atlantic Blues (Washington D.C. dan sekitarnya), American Heartland (Chicago, Detroit, dst.), dan Southeast Blues (Kentucky-Florida). Selayaknya penggemar layar kaca, mereka berkumpul dan kafe sembari harap-harap klub pujaan asal London mengunjungi negera mereka.

“Perekrutan Pulisic sangat luar biasa untuk disimak. Kesempatan luar biasa bukan hanya untuknya, tapi juga Amerika untuk melihat bintang muda mendapat kesempatan di klub top Inggris. Seperti yang dibilang, saya sangat menantikan momen saat logo Chelsea di dadanya akan menjadi yang terpenting,” kicau akun suporter @CFCInAmerica.

  1. Didukung LeBron James dan Idolakan Figo

Sementara salah satu pebasket terbaik sepanjang masa NBA, LeBron James pernah berpose dengan seragam timnas Amerika bernomor 10 bernama Pulisic. King James lengkapi dengan tulisan “Make your own caption. Have fun…!! (Buat keterangan fotomu sendiri. Selamat bersenang-senang!)”. Ada yang berkata LeBron dan Pulisic sama-sama GOAT (greatest of all time), tapi ada juga yang mengejek “Syukurin, disapu bersih Golden State Warriors 4-0!”.

Ke depannya, James bisa mempertimbangkan pakai jasa bikin caption berbayar Zarry Hendrik kalau kesulitan lagi. Namun satu yang pasti, dia tengah menunjukkan dukungan kepada garda depan sepak bola bangsanya. Pulisic juga mengagumi pemain legenda Cleveland Cavaliers tersebut. Dia pernah bertaruh Cavs juara NBA Finals 2017, hanya untuk dapat 20 gamparan lucu-lucuan Marco Reus yang menang taruhan.

Untuk idola lapangan hijau, Pulisic menggandrungi Luis Figo. Kemampuan hebat Figo menggiring bola dan keberaniannya menggocek lewati lawan bikin Pulisic terkesima. Ayahnya juga memanggilnya ‘Figo’, karena keluarga mereka memang gemar menonton Real Madrid era Los Galacticos dengan Figo di dalamnya.

  1. Chelsea Lagi-lagi Beri Pinjam, Dortmund Lagi-lagi Raup Untung

Pulisic tidak langsung bermain untuk Chelsea pada Januari, melainkan dipinjam kepada klub yang tengah dia bela saat ini. Praktis, Pulisic tercatat pada urutan ke-41 daftar pemain yang dipinjamkan Chelsea ke berbagai klub. Jumlah yang banyak, bahkan bisa buat dua klub sekaligus. Nasibnya untuk sementara waktu sepert kolega di timnas, Matt Miazga yang dipinjamkan Chelsea dalam tiga tahun terakhir ke Vitesse Arnhem dan Nantes.

Chelsea mesti bergerak cepat cari talenta baru mengingat dua pemain sayap mereka, Willian Borges dan Pedro Rodriguez siap menyentuh usia tiga puluh tahun. Kenyataan yang berbenturan dengan kebijakan kontrak Chelsea. Belum lagi pasang surut saga transfer Eden Hazard yang harus menemui titik terang. Seperti Willian dan Pedro, Hazard juga punya kontrak sampai tengah tahun 2020. Jadi, pemboyongan Pulisic mencerminkan wujud langkah Chelsea menatap masa depan.

Sedangkan bagi Dortmund, uang 58 juta paun menambah pendapatan lebih dari 220 juta paun hanya dari penjualan Pulisic, Pierre-Emerick Aubameyang, dan Ousmane Dembele dalam tiga periode jendela transfer teranyar. Semacam untung besar, karena mereka selalu menemukan penggantinya. Pulisic musim ini hanya lima kali tampil sebagai pemulai laga Bundesliga, akibat moncernya dua pemuda lain, Jadon Sancho dan Jacob Bruun Larsen.

Praktik serupa sering kali Dortmund lakukan. Klub tetap tidak limbung, sekalipun kerap beredar artikel ataupun meme bertopik “Bayangkan Skuat Dortmund Jika Tidak Menjual Pemain Terbaiknya.”

Epilog

Dari segala rekam jejak, cita-cita masa kecil, dan dukungan banyak pihak, Pulisic mesti optimistis kariernya menanjak. Lewat semua aspek tersebut, Pulisic siap terus melayani dan mengayomi klub yang dia bela lewat kontribusi nyata di lapangan hijau. Baginya Dortmund untuk saat ini, lalu Chelsea enam bulan lagi.

Sumber: BBC/TheGuardian/FoxSports/SportsIllustrated/Bundesliga.com