5 Pemain Prancis Paling Unik yang Pernah Main di Chelsea

Kalau bicara soal pemain Prancis di Premier League, tentu tak bisa lepas dari Arsenal. Soalnya, sejak Arsene Wenger mengambil alih kendali pada 1996, migrasi pemain Prancis menuju London begitu meningkat. Bahkan, Arsenal identik dengan para pemain Prancisnya. Sebut saja Thierry Henry dan Patrick Vieira.

Meski demikian, Prancis bukan cuma dominasi Arsenal. Soalnya, Chelsea juga tak ketinggalan untuk mendatangkan para pemain Prancis. Berdasarkan Planet Football, terdapat 18 pemain Prancis yang pernah bermain untuk The Blues.

Tentu saja, nasib mereka tak selalu sama. Ada yang berhasil mengangkat trofi Liga Champions, tapi ada juga yang namanya bahkan mungkin mulai pudar dari ingatan para penggemar Chelsea.

Pada tulisan ini, kami akan menyajikan lima pemain Prancis paling unik yang pernah merumput di Chelsea. Berikut selengkapnya.

  1. Gael Kakuta

Kakuta bergabung dengan tim muda Lens pada usia delapan tahun. Pada 2004, ia terpilih masuk Centre de Preformation de Football, sebuah tempat latihan eksklusif bagi para pemain di wilayah Nord-Pas-de-Calais. Kakuta berlatih di sana selama dua tahun sepanjang tengah pekan, dan di akhir pekan, ia bertanding bersama Lens.

Kakuta lalu pindah ke Chelsea pada 2007 dan masuk tim muda. Namanya melambung ketika dipuji Michael Ballack. Ia bahkan mendapatkan penghargaan Academy Scholar of the Year di musim pertamanya bersama Chelsea. Ia pun terpilih sebagai Academy Player of the Year setelah menyelesaikan musim itu sebagai top skorer tim muda Chelsea.

Baru pada musim 2008/2009, Kakuta diberikan kesempatan untuk berlatih bersama tim utama, meski dia masih bermain buat tim cadangan. Namun, prahara hadir ketika pada 3 September 2009, FIFA Disputer Resolution Chamber melarang Kakuta tampil selama empat bulan dan dihukum 780 ribu paun karena melanggar kontrak dengan tim lamanya dengan pindah ke Chelsea pada 2007.

Gara-gara ini, Chelsea juga dilarang merekrut pemain di dua bursa transfer karena keterlibatan mereka dalam pelanggaran kontrak tersebut. Chelsea juga dihukum membayar denda 130 ribu euro kepada Lens.

Chelsea merasa terpancing karena FIFA memberikan hukuman yang sangat berat tapi sejatinya tak proporsional untuk pelanggaran yang mereka buat. Chelsea kemudian membawa masalah ini ke Court of Arbritation for Sport (CAS). CAS memenangkan tuntutan Chelsea dengan menolak semua sanksi FIFA pada klub dan pemain. CAS beranggapan kalau Kkauta tidak punya kontrak yang valid dengan Lens sehingga ia tak mungkin melanggarnya. Larangan transfer pemain pun dicabut pada Februari 2010.

Kakuta bikin Chelsea harus mengeluarkan tenaga untuk memperkarakan FIFA ke CAS. Namun, sang pemain justru lebih sering dipinjamkan. Mulai dari Fulham, Bolton Wanderers, Dijon, Vitesse, Lazio, sampai Rayo Vallecano.

Pada 19 Juni 2015, karena kontraknya yang sudah habis bersama Chelsea, Kakuta pun pindah ke Sevilla dengan kontrak empat tahun.

Kenapa unik? Karena ribet.

  1. Didier Deschamps

Deschamps bergabung dengan Chelsea dengan status sebagai juara dunia. Ia juga menawarkan pengalaman hebatnya bersama Juventus di mana ia meraih tiga Scudetto dan tiga final Liga Champions di sana.

Posisi Deschamps adalah “Pemain No. 6” sebagai “Pemain Pengangkut Air”. Di Chelsea, Deschamps cuma bergabung selama semusim. Namun, ia memberikan kenangan penting dengan membantu mereka meraih trofi Piala FA 1999/2000.

Cuma semusim, Deschamps kemudian pindah ke Valencia dan hadir di final Liga Champions menghadapi Bayern Munchen.

Kenapa unik? Karena cuma semusim tapi langsung bantu kasih trofi Piala FA!

  1. Nicolas Anelka

Sama halnya dengan Deschamps, Anelka datang sebagai pemain berpengalaman. Ia direkrut pada bursa transfer musim dingin 2008 dari Bolton Wanderers. Sebelumnya, Anelka pernah bermain untuk Manchester City, Liverpool, Paris Saint-Germain, Real Madrid, dan Arsenal.

Di musim pertamanya bersama The Blues, ia cuma mencetak satu gol di liga dan satu di Piala FA. Ketajamannya dipertanyakan. Ditambah lagi, karena penaltinya ke gawang Edwin van der Sar yang gagal, bikin Chelsea gagal meraih trofi Liga Champions pertama mereka.

Nasib Anelka berubah ketika pada awal musim 2008/2009, Didier Drogba cedera. Ia pun diturunkan dan tampil impresif. Total, di musim itu, ia mencetak 19 gol di Premier League! Dan merupakan capaian gol terbanyaknya di liga sepanjang kariernya.

Di musim 2011/2012, Anelka cuma mencetak satu gol. Gol itu ia sarangkan ke gawang West Bromwich Albion pada 20 Agustus. Sisanya, ia tak mencetak satu gol pun dari 14 laga yang ia jalani. Lalu, pada akhir 2011, Andre Villas-Boas mengumumkan kalau Anelka meminta ditransfer keluar. Anelka kemudian pindah ke Shanghai Shenhua di musim dingin 2012.

Kenapa unik? Karena Anelka adalah sosok yang sering terjadi di dunia ini: From Zero to Hero to Zero again.

  1. Claude Makelele

Makelele jelas gelandang biasa saja, tak ada apa-apanya, dan mudah dilupakan; kata Florentino Perez. Pemikiran itu yang membuat Perez enggan meningkatkan gaji Makelele yang bikin sang pemain marah lalu memutuskan untuk pindah.

Pada musim panas 2003, Makelele direrut Chelsea senilai 16,8 juta paun. Angka ini cukup tinggi untuk ditolak Madrid. Seperti yang dibilang Claudio Ranieri, peran Makelele bagaikan baterai di The Blues sebagai gelandang bertahan.

Semusim kemudian, di bawah arahan Jose Mourinho, Makelele membantu Chelsea meraih gelar Premier League pertama mereka dalam 50 tahun terakhir. Gelar Premier League kembali diraih Chelsea di musim selanjutnya.

Kenapa unik? Karena seluruh dunia jadi tahu betapa pentingnya peran gelandang bertahan. Soalnya, setelah ditinggal Makelele, Madrid jadi limbung bahkan jadi sulit bersaing di La Liga pada era itu. Kepergian Makelele membuat hadir istilah baru di sepakbola: “Makelele Role”.

  1. N’Golo Kante

Bicara Makelele jelas tak bisa melepaskan diri dari Kante yang posisinya sama. Kante bisa dibilang sebagai pemain Prancis terbaik yang pernah membela The Blues.

Kante sendiri dikenal ketika ia membela Leicester City dan membawa The Foxes juara Premier League. Hebatnya, Kante cuma berdua di lini tengah Leicester. Tugasnya super berat: jadi gelandang bertahan, juga jadi penyalur serangan. Ia lebih terlihat sebagai gelandang box-to-box.

Di Chelsea, Kante menguasai betul lini tengah. Ia yang kerap jadi motor serangan balik The Blues. Kecuali pada musim 2019/2020, Kante selalu mencatatkan lebih dari 30 penampilan semusim di liga!

Kenapa unik? Karena senyumannya.

Nama menarik lainnya

Laurent Charvet dan Bernard Lamboude.

Kenapa unik? Karena para penggemar Chelsea mungkin lupa kalau punya pemain seperti Charvet dan Lamboude.