Pada musim 2017/2018, setidaknya ada 35 pemain asal Asia yang berkarier di lima kompetisi liga elit Eropa; Premier League Inggris, La Liga Spanyol, Serie A Italia, Bundesliga Jerman, dan Ligue 1 Prancis. Sebelumnya pun, juga ada beberapa pemain dari benua kuning yang pernah meraih kesuksesan di kancah Eropa, seperti Hidetoshi Nakata (Jepang), Park Ji-Sung (Korea Selatan), hingga Shinji Kagawa (Jepang). Berikut kami sajikan empat pesepakbola Asia yang juara di Eropa.
Baca bagian pertamanya di sini.
-
Paulino Alcantara (Filipina)
Tak banyak yang mengenal sosok Paulino Alcantara. Dialah satu-satunya pemain asal Asia Tenggara yang mampu meraih gelar juara di Eropa, selain juga menjadi pemain Asia pertama yang berkarier di benua biru tersebut.
Pemain kelahiran Filipina, 7 Oktober 1896 itu, sudah membela Barcelona sejak usia 15 tahun pada 1912. Alcantara memang memiliki darah Spanyol dari sang ayah yang menikahi wanita Filipina; ibunya. Dia bermain untuk klub raksasa Negeri Matador tersebut sebagai penyerang.
Selama empat tahun pada periode pertamanya bersama Barcelona, Alcantara menyarangkan 55 gol dalam 47 pertandingan. Kemudian, dia sempat pulang ke Filipina, sebelum kembali memperkuat tim asal Catalunya itu pada 1918; dan membukukan 145 gol dalam 130 pertandingan selama sembilan tahun.
Sang penyerang ini pun berhasil membawa klub berjuluk Lau Blaugrana itu memenangkan lima trofi Copa del Rey, selain 10 kali juara Campionat de Catalunya dan dua gelar Pyrenees Cup.
-
Keisuke Honda (Jepang)
Honda memulai karier bersama VVV Venlo selama tiga musim sejak Januari 2008. Ia sempat menjuarai Eerste Divisie, kompetisi tingkat kedua di Negeri Kincir Angin tersebut. Ia kemudian mendulang sukses besar saat datang ke Rusia untuk memperkuat CSKA Moscow.
Honda datang pada Januari 2010 dan langsung membawa tim menembus perempat final Liga Champions. Gelandang serang asal Jepang ini meraih empat trofi domestik, termasuk juara Liga Rusia 2012/2013.
Performa luar biasa yang ditunjukkannya dalam 126 penampilan dengan 28 gol di semua kompetisi bersama CSKA membuat tim besar Serie A AC Milan tertarik dan merekrut Honda pada Januari 2014. Dia bertahan hingga akhir musim 2016/2017 dengan catatan 91 penampilan dan 11 gol di semua ajang, serta satu trofi Piala Super Italia 2016. Sayang, Honda tak bisa lagi tampil di Liga Champions, karena Milan sedang terpuruk. Kini, pemain berusia 31 tahun ini melanjutkan kariernya di Meksiko.
-
Shunsuke Nakamura (Jepang)
Satu lagi gelandang serang asal Jepang yang pernah sukses berkarier di Eropa. Shunsuke Nakamura mengawalinya di Serie A bersama Reggina musim 2002/2003. Menariknya, ketika itu dia baru saja dipinggirkan dari tim nasional Jepang yang tidak membawanya ke Piala Dunia 2002.
Dengan Reggina, pemain kelahiran 24 Juni 1978 ini berhasil menyarangkan 11 gol, sebagian besar melalui tendangan bebas dalam 81 laga di Serie A. Sejak itu, dia mulai dikenal sebagai eksekutor bola mati yang handal.
Karier Nakamura di Eropa mulai bersinar ketika dia pindah ke klub Skotlandia, Glasgow Celtic pada musim 2005/2006. Bersama klub yang kini bernama Celtic FC ini, dia berhasil mengumpulkan enam trofi domestik, termasuk juara liga tiga musim beruntun sejak dirinya menjalani musim debut.
Saat membela Celtic pula Nakamura merasakan persaingan di Liga Champions hingga ke babak 16 besar, dan mengoleksi dua gol dalam 21 laga, sebelum dia pindah ke La Liga bersama Espanyol pada 2009.
-
Ali Daei (Iran)
Kiprah mantan bintang sekaligus kapten tim nasional Iran era 2000-an ini di Eropa berawal saat Arminia Bielefeld di Bundesliga merekrutnya pada awal musim 1997/1998. Pada musim debutnya itu, Ali Daei yang bermain sebagai penyerang ini membukukan tujuh gol dalam 25 penampilan di liga domestik.
Klub raksasa Jerman Muenchen pun kemudian memboyongnya pada musim panas 1998. Sayangnya, Daei hanya bertahan satu musim dengan koleksi enam gol dalam 31 laga di semua ajang.
Namun, bersama Muenchen pemain kelahiran 21 Maret 1969 ini bisa merasakan jadi juara di Eropa. Dia membantu tim menjuarai Bundesliga dan DFB-Ligapokal, serta mencapai final Liga Champions sebelum ditaklukkan Manchester United.
Daei sempat bermain dalam empat laga di turnamen elit ini, tapi tak diturunkan di final. Musim berikutnya dia pindah ke Hertha BSC dan menghasilkan tiga gol dalam 11 laga di Liga Champions, meski gagal meraih trofi; sebelum kembali ke Asia pada 2002.