FC Groningen mungkin bukanlah nama besar dalam sepak bola Belanda. Mereka jarang mengancam untuk jadi kekuatan utama Eredivisie. Namun, tim yang berbasis di ujung utara Negeri Kincir Angin itu sudah bertahan di level tertinggi kompetisi Liga Belanda tersebut selama 23 tahun, sebelum kini dipastikan degradasi di akhir musim 2022/2023; pertama kalinya bagi klub tersebut dalam abad ini.
Sepanjang perjalanannya sejauh ini, Groningen pun telah memainkan peran dalam pengembangan beberapa pesepakbola terbaik dalam generasi masing-masing. Mereka telah menghasilkan sejumlah pemain bintang masa depan hingga pemenang Ballon d’Or selama bertahun-tahun. Setidaknya ada delapan pemain yang akan membuat Anda merasa sedih saat fans meratapi degradasinya Groningen.
-
Ronald Koeman
Koeman memulai debutnya di klub pada 1980 hingga mencetak lebih 30 gol selama tiga musim saat masih remaja usia 20 tahun; padahal posisinya gelandang atau bek. Lalu, dia menyeberang ke AFC Ajax dan PSV Eindhoven, hingga merebut banyak trofi, termasuk Liga Champions dan juara Eredivisie.
Tak cukup sampai di situ, Koeman menjadi salah satu pemain terbaik dunia di Barcelona dan bintang kemenangan Timnas Belanda di Euro 1988. Setelah enam musim di Spanyol, dia pulang ke Feyenoord sebelum pensiun dua tahun kemudian pada 1997. Kini jadi pelatih Timnas Belanda sejak awal 2023.
-
Arjen Robben
Sama seperti Koeman, Robben juga berasal dari akademi Groningen. Saat usia 16 tahun, dia promosi ke tim senior dan dengan cepat jadi anggota tetap starting XI. Muncul jadi salah satu pemain muda terbaik dunia masa itu, sang winger hanya bertahan dua musim sebelum PSV merekrut pada 2002.
Hanya dua tahun, Robben berpetualang dengan Chelsea selama tiga musim, lalu di Real Madrid dua musim, dan 10 tahun di Bayern Munchen. Jelang pensiun pada 2021, pemain yang pernah membawa Belanda ke final Piala Dunia 2010 itu kembali ke Oosterpark, markas Groningen selama satu musim.
-
Luis Suarez
Meski berasal dari Uruguay, Suarez mengawali karier di Eropa bersama Groningen saat usia 19 tahun. Hanya semusim dengan 15 gol dalam 37 laga di semua ajang sudah cukup membuatnya direkrut oleh Ajax pada 2007. Dalam empat tahun, dia pun berubah jadi salah satu striker terbaik di generasinya.
Dia berlanjut di Liverpool hingga memenangkan banyak trofi bersama Barcelona, termasuk juara Liga Champions dan jadi top scorer liga baik di Inggris maupun Spanyol. Sempat main di Atletico Madrid, Suarez lalu pulang ke Uruguay, dan sejak 2023 tampil untuk Gremio di Brasil jelang masa pensiunnya.
-
Daley Blind
Secara teknis, Blind memang tak pernah datang ke klub lain dari Groningen, karena status pinjaman dari Ajax. Saat itu, musim 2009/2010, remaja 19 tahun tersebut bergabung pada paruh kedua musim.
Tapi, di situlah dia belajar banyak hingga jadi versatile player yang kemudian membuatnya bersinar. Tak sampai lima tahun, Blind direkrut oleh Manchester United, dan kini bermain di Bayern Munchen.
-
Dusan Tadic
Tadic adalah legenda Ajax, terutama untuk perannya dalam kesuksesan menembus semi final Liga Champions 2018/2019 Pada musim itu, dia juga jadi top scorer Eredivisie dengan 28 gol sekaligus sebagai juara liga. Tapi pemain internasional Serbia itu juga bersinar untuk Groningen di awal karier.
Setelah direkrut dari FK Vojvodina pada 2010, Tadic mencatat 22 assist di musim debut, terbanyak ketiga di semua liga besar Eropa saat itu di belakang Lionel Messi dan Mesut Ozil. Tapi, setelah dua tahun dia pergi ke Twente, lalu Southampton, sebelum jadi bintang Ajax sejak lima musim terakhir.
-
Filip Kostic
Sepekan sebelum kepergian Tadic, pemain internasional Serbia lain datang lagi ke Groningen. Kostic pun mampu berkembang dengan baik dan tampil apik sepanjang pada musim keduanya, 2013/2014.
Itulah yang membuatnya dipinang Stuttgart, lalu ke Hamburg. Kesuksesan datang saat dia membantu Eintracht Frankfurt menjuarai Liga Europa 2021/2022 yang memaksa Juventus sampai meminangnya.
-
Virgil van Dijk
Van Dijk memulai perjalanan untuk menjadi bek tengah terbaik dunia di Groningen pada 2010/2011, bergabung sebagai pemain akademi dari Willem II. Pelatih tim cadangan Dick Lukkien menceritakan bagaimana dia harus berupaya keras, karena remaja 19 tahun itu merasa cemas dan tak percaya diri.
Tapi, potensi luar biasanya berhasil dikembangkan tim pelatih. Tiga tahun kemudian, dia pindah ke Celtic FC, sebelum bersinar di Southampton hingga jadi bek termahal dunia saat direkrut Liverpool pada 2018 dengan biaya transfer 75 juta paun. Kini, Van Dijk juga merupakan kapten Timnas Belanda.
-
Ritsu Doan
Groningen juga menghasilkan pesepakbola masa depan dari Asia, melalui sosok Doan, Pemain Muda Terbaik Asia 2016. Datang dari Jepang, dipinjamkan Gamba Osaka pada 2017 saat usia 19 tahun. 10 gol dari sang winger membuat tim berjuluk De FC itu mempermanenkannya setahun kemudian. Lalu selang 1,5 tahun, pindah ke PSV, usai menolak tawaran kepemilikan bersama dari Manchester City.
Sempat disekolahkan ke Arminia Bielefeld, kini Doan masih berkarier di Jerman dan sudah menjadi andalan SC Freiburg sejak 2022. Dia juga mencetak gol dalam kemenangan Jepang atas Jerman dan Spanyol di Piala Dunia 2022, hingga menjadikannya sebagai keajaiban Groningen lainnya sejauh ini.
Sumber: Planet Football