9 Momen Ikonik Gareth Bale

Pemain terbaik Wales era modern saat ini, Gareth Bale, adalah sosok yang fenomenal. Ia merupakan seorang pemain yang bertransformasi dari bek kiri menjadi salah satu penyerang sayap terbaik di dunia. Ia pernah memikul beban sebagai pemain termahal dunia (2013), dan ia telah memenangkan empat gelar Liga Champions selama kariernya di Real Madrid.

Gareth Bale telah melakukan banyak hal sebagaimana yang para pesepakbola bintang lakukan. Namun, kariernya sekarang tersendat lantaran permasalahan internal dirinya dengan Zinedine Zidane. Dan kabarnya, dilansir dari BBC Sports, sekarang ia sudah semakin dekat untuk kembali ke “kampung halamannya” yaitu Tottenham Hotspur.

Maka sepertinya tidak salah jika kami sajikan sembilan momen ikonik Gareth Bale sepanjang kariernya –yang cukup bersejarah itu.

  1. Mengakhiri kutukan Tottenham Hotspur

Sebelum menjadi pemain fenomenal, Gareth Bale pernah dianggap sebagai pembawa sial tim Tottenham Hotspur. Ada sebuah lelucon yang mengatakan jika Spurs kalah, itu berarti Bale sedang dimainkan. Hal ini muncul karena sepanjang 24 pertandingan Premier League pertamanya, Bale tidak pernah merasakan kemenangan.

Dari Agustus 2007 hingga September 2009, Bale gagal memenangkan satupun pertandingan Premier League untuk Spurs. Sampai pada akhirnya Harry Redknapp memberinya waktu lima menit untuk menjadi pemain pengganti setelah timnya unggul 5-0 melawan Burnley. Setelahnya, kutukan “sial” itupun hilang, dan Bale mulai tumbuh menjadi pemain bintang.

  1. Debut untuk klub dan negara pada usia 16 tahun

Pada 17 April 2006, di usia 16 tahun 275 hari, Gareth Bale melakukan debutnya untuk Southampton dalam kemenangan 2-0 atas Millwall. Sebulan setelahnya, yaitu pada usia 16 tahun dan 315 hari, ia kemudian menjadi starter untuk Wales dalam pertandingan persahabatan melawan Trinidad dan Tobago.

Brian Flynn, yang saat itu bertugas sebagai scout bakat muda Welsh, menggambarkan jika Bale berpotensi menjadi bintang masa depan. Ia membandingkan kemampuan teknisnya dengan kemampuan Ryan Giggs. Singkat cerita, masalah keuangan Southampton lalu membuatnya bergabung dengan Tottenham dengan harga 5 juta paun pada Mei 2007.

  1. Wales. Golf. Madrid

“Saya pikir Gareth Bale adalah tipe orang yang sangat khusus. Dia dianggap agak aneh. Hal pertama yang dia pikirkan adalah Wales, kemudian golf dan setelah itu, Real Madrid,” ujar mantan pemain Real Madrid, Predrag Mijatovic. Pernyataan ini tidaklah berlebihan karena Bale memang tidak pernah memiliki hubungan yang erat dengan suporter Real Madrid.

Ia selalu dikritik oleh suporter, dan ia pernah dicemooh lantaran absen selama tujuh minggu akibat kelelahan setelah melakoni pertandingan bersama timnas Wales. Para suporter timnas Wales lalu menjadikan “Wales. Golf. Madrid” sebagai nyanyian mereka. Tujuannya adalah untuk tetap mendukung Bale meski ia mendapat banyak anggapan kurang enak dari suporter klubnya.

  1. Meraih penghargaan individu

Di akhir musim 2010/2011, Gareth Bale terpilih sebagai Pemain Terbaik dari Professional Football Association (PFA). Dua tahun kemudian ia memenangkannya lagi. Hanya Cristiano Ronaldo saja yang pernah menyabet tiga gelar individu dari PFA. Namun, Bale sendiri kala itu mencetak 31 gol untuk klub dan negaranya, termasuk gol kemenangan yang menakjubkan di akhir musim. Dan itulah cara Bale menyelesaikan musim terakhirnya di Inggris sebelum pergi ke Real Madrid.

  1. Menjadi pemain termahal di dunia

Kecemerlangan Gareth Bale tidak berbanding lurus dengan Spurs yang gagal lolos ke Liga Champions. Hal ini memicu minat transfer dari beberapa klub terbesar dunia. Tawaran terbesar datang dari Manchester United, tapi Bale hanya bermimpi pindah ke Real Madrid. Dan harapan tersebut menjadi kenyataan pada September 2013, ketika ia pindah ke Bernabeu dengan biaya rekor dunia waktu itu sebesar 85 juta paun.

  1. Meraih Liga Champions berturut-turut dan menjadi pencetak gol langganan di final

Gareth Bale memenangkan kompetisi Liga Champions di musim pertamanya di Real Madrid, dan ia mencetak gol di perpanjangan waktu untuk bangkit dari ketertinggalan 1-0 atas Atletico Madrid. Dua tahun kemudian, ia mencetak gol dalam babak adu penalti saat Madrid mengalahkan Atletico (lagi) pada 2016. Dan yang paling apik, Bale mencetak dua gol fenomenal ke gawang Liverpool di final Liga Champions 2018.

  1. On fire di Euro 2016

Untuk waktu yang agak lama, Gareth Bale mungkin ditakdirkan untuk duduk bersama George Best dan Ryan Giggs sebagai ikon Wales sepakbola yang tidak pernah memenangkan turnamen internasional. Tapi kecemerlangannya dalam kualifikasi Euro 2016 mengakhiri penantian 58 tahun Wales untuk bermain dalam satu kompetisi internasional.

Pada Euro 2016, Bale membawa performa terbaiknya ke semua pertandingan. Ia mencetak tiga gol, termasuk satu gol melawan Inggris di babak penyisihan grup. Penampilan Wales begitu menggairahkan, meski di satu sisi mereka masih dinilai belum pantas menjadi salah satu tim yang bermain di turnamen itu.

  1. Mencetak gol ajaib di Copa del Rey

Mencetak gol solo yang sensasional untuk memenangkan laga final melawan tim rival agaknya merupakan mimpi bagi setiap pemain sepakbola. Dan Gareth Bale ternyata pernah melakukan itu. Gol individualnya yang menakjubkan saat membantu Real Madrid memenangkan Copa del Rey akan selalu terngiang dalam benak semua orang.

Ia berkontribusi besar dalam kemenangan 2-1 Madrid atas Barcelona. Penyerang asal Wales itu mengungguli kecepatan bek Barca Marc Bartra dari garis tengah, sebelum akhirnya dengan tenang melakukan finishing ke gawang Jose Manuel Pinto. Bahkan, Lionel Messi dan Ronaldo pun tak bisa membantah bahwa Bale telah melakukan pertunjukkan yang fantastis.

  1. Solo-Run fenomenal ke gawang Inter Milan

Begitu Bale dan Spurs mulai menemukan kesuksesan di bawah Harry Redknapp, keduanya terus maju menuju titik-titik tertinggi dalam usaha mencapai kesuksesan. Momen terobosan Bale terjadi di Liga Champions, terutama ketika Spurs berhasil menang atas juara bertahan Liga Champions 2010 Inter Milan di penyisihan grup.

Singkatnya, waktu itu Tottenham tertinggal 4-0. Tapi Gareth Bale kemudian memperkecil skor menjadi 4-3 dengan mencetak hattrick menakjubkan di babak kedua. Ada satu momen apik yang ia tunjukkan lewat gol pertamannya. Ya, Bale melakukan solo-run mulai dari sepertiga akhir pertahanan. Memasuki tengah lapangan, Bale menyelinap di antara apitan Maicon dan Javier Zanetti. Bale dengan cepat mengarahkan bola ke tiang jauh dan ia berhasil merobek gawang Julio Cesar.