Capaian Enam Striker yang Pernah Dibeli Pep Guardiola

Erling Haaland akhirnya mengakhiri saga transfernya dengan bergabung bersama Manchester City. Ia akan dilatih oleh Pep Guardiola yang memang membutuhkan seorang striker di lini serang.

Pep dikenal sebagai pelatih yang memerlukan seorang pemain dengan teknik mumpuni. Apalagi gaya bermainnya membuat striker yang ia miliki harus sesuai dengan “tiki-taka”. Sialnya, sejumlah striker tidak cocok dengan gaya itu. Pep justru memberikan tanggung jawab mencetak gol pada pemain non-striker macam Phil Foden, Bernardo Silva, atau Raheem Sterling di Manchester City.

Pep sendiri sudah membeli setidaknya delapan striker. Enam di antaranya pernah debut di tim senior, kecuali Julian Alvarez yang dipinjamkan kembali ke River Plate. Dikutip dari Planet Football, berikut kami sajikan performa enam striker yang pernah direkrut Pep Guardiola.

Gabriel Jesus

Jesus adalah striker pertama yang dibeli Pep Guardiola di Manchester City. Ia didatangkan dari Palmeiras pada Januari 2017, direncanakan sebagai pengganti Sergio Aguero.

Aguero adalah striker top. Kalau tak ada dia, City tak akan juara Premier League pada 2012. Akan tetapi, Pep sepertinya tak menganggap Aguero cocok buat skemanya. Ini yang membuat Pep mengandalkan Jesus di lini serang, meski pada akhirnya, ia tetap tak bisa menyaingin torehan gol Aguero.

Bagaimana tidak? Capaian gol Aguero secara berturut-turut adalah 33, 30, 32, 23, dan enam gol di musim terakhirnya. Bandingkan dengan Jesus: 7, 17, 21, 23, 14, dan 13.

Meski demikian, Jesus tetap menjadi pemain kunci di lini serang The Citizens. Ia membantu City meraih empat gelar Premier League, satu Piala FA, dan dua Piala Liga.

Robert Lewandowski

Sama seperti di City, Guardiola juga tak menganggap Mario Mandzukic sebagai tumpuannya mendapatkan gol di Bayern Munchen. Padahal, Mandzukic mencetak 26 gol di musim Pep pertama melatih Bayern. Sejatinya, capaian gol Mandzukic hampir tersusul Thomas Muller dengan 25 gol. Sehingga Pep merasa kalau ia perlu striker baru.

Namun, ini bisa jadi karena Pep ingin menerapkan strategi di Barcelona ke Bayern. Ia membeli Mario Gotze untuk dijadikan seperti “Messi”. Sehingga wajar kalau Mandzukic tidak maksimal dengan strategi tersebut.

Pep kemudian mengubah strateginya dengan menempatkan satu striker murni. Caranya? Mendatangkan striker top dari “Akademi Bayern”: Robert Lewandowski.

Bersama Pep, Lewandowski main di 100 pertandingan dan mencetak 67 gol. Capaiannya terus bertambah hingga saat ini dan menjadikannya sebagai salah satu striker terbaik di dunia! Di Bayern, dari musim 2014/2015 hingga musim 2021/2022 saja, Lewandowski sudah mencetak 344 gol!

Alexis Sanchez

Ketika ditransfer dari Udinese, usia Sanchez masih 23 tahun. Pep tahu kalau Sanchez tak akan jadi pemain utama, melainkan untuk menambah kedalaman serta fleksibilitas lini serang mereka. Ini menjadi penting karena Pep punya taktik yang bervariatif dan bisa berubah-ubah di dalam pertandingan. Sementara Sanchez bisa dimainkan di posisi manapun di lini serang.

Ini yang membuat Pep akhirnya mengandalkan Sanchez. Catatan penampilannya selalu bertambah dari musim ke musim. Di La Liga, jumlah penampilannya adalah 25, 29, dan 34. Dan pada musim terakhirnya, ia mencetak 19 gol atau yang terbanyak sepanjang kariernya saat itu.

Permainan bagus Sanchez membuatnya direkrut Arsenal pada musim 2014/2015 dan posisinya digantikan Luis Suarez yang relatif lebih dikenal para suporter Barcelona atas kontribusinya.

David Villa

David Villa direkrut Pep Guardiola dari Valencia senilai 40 juta euro. Capaiannya di Piala Dunia 2010 menjadi salah satu alasan perekrutannya.

Pep biasanya menurunkan Villa di sayap kiri. Meski demikian, ia berhasil mencetak 23 gol di semua kompetisi pada musim pertamanya tersebut. Villa turut membantu Barca menjuarai La Liga dan Liga Champions. Namun, mereka gagal meraih treble karena kalah di final Copa del Rey.

Naas ada kejadian mengerikan ketika Villa mengalami patah kaki di musim selanjutnya. Ini membuatnya tak ikut serta ke Piala Eropa 2012. Entah ada pengaruhnya atau tidak, Barca pun gagal mempertahankan gelar juara La Liga serta Liga Champions.

Setelah sembuh dari cederanya, Barcelona kembali meraih trofi La Liga di musim 2012/2013 sekaligus menjadi musim terakhir David Villa di Barcelona.

Zlatan Ibrahimovic

Zlatan tampak sudah siap untuk naik ke level selanjutnya dalam karier sepakbolanya. Tawaran 59 juta paun plus Samuel Eto’o jelas sulit untuk ditampik Inter yang sudah meraih treble di tahun sebelumnya. Zlatan pun akhirnya dilepas pada musim panas 2009.

Sayangnya, transfer tersebut tak sesuai rencana. Awalnya, Zlatan mampu mencetak tujuh gol di tujuh pertandingan liga pertamanya. Namun, ia merasa tak senang dengan Pep yang terlalu mengistimewakan Messi.

Hubungan buruk ini membuat Zlatan dipinjamkan ke AC Milan pada musim selanjutnya. Padahal, di Barca, catatan golnya tidak buruk untuk seorang “anak tiri”. Ia berhasil mencetak 21 gol di semua kompetisi.

Zlatan pun tak memandang Pep sebagai sosok yang dihormati. Ia menganggap Pep tak punya cukup kualitas untuk membeli pemain bintang sepertinya. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Zlatan dalam otobiografinya, I Am Zlatan.

“Saat Anda membeliku, Anda tengah membeli sebuah Ferrari. Kalau Anda mengendarai Ferrari, Anda harus mengisinya dengan bensin premium, berkendara di tol dan menekan pedal gas,” tulis Zlatan.

“Guardiola mengisinya dengan diesel dan memutar ke pinggiran kota. Dia harusnya beli Fiat saja.”

Keirrison

Sebelum membeli Jesus, Pep sudah berurusan dengan Palmeiras pada 2009. Kala itu, ia membeli striker dengan panggilan “K9” ini. Barca agaknya melihat statistik pemain yang kala itu masih berusia 20 tahun ini. Selama tiga musim membela Coritiba dan setengah musim bersama Palmeiras, Keirrison berhasil mencetak 89 gol dari 158 penampilan!

Namun, Pep tampak tak pernah benar-benar tertarik mengembangkan Keirrison. Padahal, ia ditransfer senilai 14 juta euro dengan kontrak lima tahun. Ketika Keirrison mengungkapkan kesiapannya untuk bersaing di tim utama, Pep justru menegaskan kalau dia bakal meminjamkannya ke tim lain.

Selama lima musim dikontrak Barca, selama itu pula ia dipinjamkan ke Benfica, Fiorentina, Santos, Cruzeiro, dan Coritiba. Sampai ketika kontraknya habis pada 2014, ia akhirnya kembali ke tim yang membesarkan namanya, Coritiba.