Daftar Pencetak Gol Terbanyak di Piala Dunia U-17

Sebanyak 18 pemain telah memenangi Golden Boot atau penghargaan pencetak gol terbanyak sepanjang 38 tahun sejarah Piala Dunia U-17.

Sejak 1985, pemain seperti Marcel Witeczek, Cesc Fabregas dan Victor Osimhen telah mencetak gol terbanyak di turnamen ini, sebelum memulai karier senior yang sukses.

Redaksi LigaLaga mengulas  penampilan para pemain paling subur itu, termasuk melihat karier mereka setelah di level senior.

Marcel Witeczek (Jerman) – China 1985

Pada edisi perdana, pemain Jerman Barat Marcel Witeczek membawa pulang Golden Boot dengan delapan gol, termasuk hat-trick beruntun di fase gugur. Striker kreatif ini juga merebut Golden Boot di Piala Dunia U-20 dua tahun kemudian, sebelum memulai karier sukses bersama Bayern Munchen.

Moussa Traore (Pantai Gading) – Kanada 1987

Pantai Gading menyajikan penampilan terbaik di edisi 1987, sebagian besar berkat kecemerlangan Moussa Traore. Dia membuat lima gol termasuk dua gol saat menang 2-1 atas Italia dalam perebutan juara tiga. Sang penyerang kemudian ikut memenangkan Piala Afrika 1992, dan berkarier di Prancis.

Fode Camara (Guinea) – Skotlandia 1989

Fode Camara hanya punya tiga gol, sama dengan empat pemain lain, jumlah paling sedikit untuk top scorer di ajang ini. Pemain Guinea itu berhak atas Golden Boot karena melakukannya dalam rentang waktu paling singkat. Usai turnamen, dia berkarier di Belgia dan China sebelum pensiun pada 2011.

Adriano (Brasil) – Italia 1991

Adriano dari Brasil membawa pulang trofi Golden Boot dengan empat gol dari tiga laga fase grup, mengalahkan Nil Lamptey dari Ghana. Dua tahun kemudian, dia jadi bagian skuad pemenang Piala Dunia U-20. Sayangnya, sang striker tidak mendapat cap senior, dan hanya bermain di Liga Brasil.

Wilson Oruma (Nigeria) – Jepang 1993

Lima gol Wilson Oruma membawa Nigeria ke final untuk ketiga kali. Striker serba bisa itu menambah koleksinya, mencetak gol tercepat di final dalam tiga menit, dan membawa timnya menang 2-1 atas Ghana. Kariernya terus bersinar, meraih medali emas Olimpiade 1996 dan main di Piala Dunia 1998.

Daniel Allsopp (Australia) – Ekuador 1995

Daniel Allsopp mencetak dua gol di fase grup dan membawa Australia ke final. Lalu, membuat satu gol lagi untuk menyamakan kedudukan dengan Brasil, tapi gagal mencegah kekalahan timnya 3-1. Di level klub, dia main di Inggris dan sempat membela Manchester City, kemudian pulang pada 2005.

David Rodriguez-Fraile (Spanyol) – Mesir 1997

Striker Spanyol David Rodriguez-Fraile menyarangkan tujuh gol di fase grup. Dia juga menjadi pemain pertama yang mencetak empat gol dalam satu laga Piala Dunia U-17, dalam rekor kemenangan 13-0 atas Selandia Baru. Sayangnya setelah itu dia menderita cedera hingga pensiun dini di usia 21 tahun.

Ismael Addo (Ghana) – Selandia Baru 1999

Ismael Addo dari Ghana meraih Golden Boot dengan tujuh gol yang mengesankan. Hat-trick di fase grup atas Thailand jadi tanda keberhasilannya, sebelum dua gol atas Uruguay membantu Ghana ke semi final. Dia lalu memulai karier senior klub di negaranya, sebelum bermain di Israel dan Yunani.

Florent Sinama Pongolle (Prancis) – Trinidad and Tobago 2001

Pemain pertama yang menyabet Golden Boot dan Golden Ball sekaligus, Florent Sinama Pongolle dari Prancis. Dia membuat sembilan gol termasuk dua hat-trick di fase grup dan satu gol di final, ketika timnya menjuarai trofi pertama. Setelahnya, juga memenangkan Liga Champions bersama Liverpool.

Cesc Fabregas (Spanyol)Finlandia 2003

Cesc Fabregas jadi superstar menyamai capaian bintang edisi sebelumnya. Lima gol dan serangkaian penampilan ciamiknya, terutama dua gol di semi final dalam kemenangan comeback atas Argentina, sebelum kalah di final. Kesuksesannya berlanjut hingga juara Piala Dunia 2010 dan dua trofi Euro.

Carlos Vela (Meksiko)Peru 2005

Carlos Vela jadi bintang dengan empat gol dalam perjalanan ke final, dan membawa Meksiko unggul atas Brasil lewat sundulannya. El Tri sukses merebut gelar perdana dengan kemenangan 3-0. Striker itu lalu pindah ke Arsenal, sebelum ke Real Sociedad, serta ikut tampil di Piala Dunia 2010 dan 2018.

Macaulay Chrisantus (Nigeria) – Korea Selatan 2007

Selain meraih medali juara bersama Nigeria dan Silver Ball sebagai pemain terbaik kedua, Macaulay Chrisantus juga merebut Golden Boot dengan tujuh gol; lima di antaranya tercipta di fase grup. Usai turnamen, dia sempat ke Hamburg, tapi akhirnya berkarier di Spanyol, Turki, Yunani, dan Finlandia.

Borja Baston (Spanyol) – Nigeria 2009

Borja Baston tampil cemerlang di edisi 2009. Dua gol di fase grup membantu Spanyol lolos ke babak gugur, dan tiga gol lagi membawa La Rojita finish ketiga. Sayangnya, dia gagal berkembang di level senior; sering dipinjamkan Atletico Madrid sebelum pindah ke Inggris, dan kini bersama Real Oviedo.

Souleymane Coulibaly (Pantai Gading)Meksiko 2011

Penyerang Souleymane Coulibaly menjalankan misi membawa Pantai Gading sejauh yang dia bisa di Meksiko. Dia mencetak sembilan gol dari 10 gol timnya, termasuk empat dan tiga gol lawan Denmark dan Brasil. Tottenham Hotspur lalu merekrutnya, tapi gagal dan pindah ke beberapa klub di liga kecil.

Valmir Berisha (Swedia)Uni Emirat Arab 2013

Satu-satunya pemain Swedia yang meraih penghargaan pribadi di Piala Dunia U-17. Valmir Berisha membuat empat gol jelang perebutan juara tiga melawan Argentina, dan mencetak hat-trick saat menang 4-1. Lalu, pindah ke AS Roma, tapi lebih banyak bermain di Bosnia, Norwegia dan Rumania.

Victor Osimhen (Nigeria) Chile 2015

Rekor gol terbanyak dicatat Victor Osimhen, mencetak 10 gol dengan setidaknya satu gol di setiap laga, termasuk hat-trick lawan Australia. Dia lalu direkrut Wolfsburg, tapi memulai kesuksesan di Lille sebelum jadi juara bersama Napoli sekaligus capocannonieri, dan kini salah satu top scorer Nigeria.

Rhian Brewster (Inggris) – India 2017

Rhian Brewster mencetak delapan gol dan jadi pemain pertama sejak Witeczek yang membuat hat-trick beruntun di fase gugur. Dia juga menyarangkan gol dalam kemenangan 5-2 Inggris atas Spanyol di final. Striker produktif itu kini main untuk klub promosi Sheffield United setelah gagal di Liverpool.

Sontje Hansen (Belanda) – Brasil 2019

Pada edisi terakhir Piala Dunia U-17, pemain Belanda Sontje Hansen jadi top scorer dengan setengah lusin gol yang membawa negaranya ke semifinal, sebelum kalah dari Prancis yang takluk dari Brasil di final. Tapi, produk akademi Ajax itu gagal di level senior, sebelum pindah ke NEC Nijmegen musim ini.

Sumber: FIFA