Jersey kiper biasanya dibikin berbeda sendiri dengan jersey pemain lain. Tujuannya untuk membedakan mana pemain yang bisa menahan bola pakai tangan mana yang jadi pelanggaran.
Akan tetapi, perbedaan ini bisa bagus kalau desainnya unik. Namun, tidak jarang desainnya terlalu standar, seadanya, yang membuat jersey kiper tidak menarik untuk dikoleksi.
Sepanjang sejarahnya, ada sejumlah jersey kiper yang menarik untuk dibicarakan, apakah karena desainnya yang menarik atau terlalu jelek. Jersey-jersey ini seperti menempel dalam ingatan karena saking ikoniknya.
Seperti dikutip dari Planet Football, berikut kami sajikan jersey kiper paling ikonik sepanjang sejarah.
Jersey Dinamo Moskow dan Rusia 1950-1970
Mengapa jersey kiper keduanya sama? Karena penggunanya juga sama. Di ada lah Lev Yashin yang memakai setelan hitam-hitam.
Karena setelah ini pula ia mendapatkan sejumlah julukan Black Spider, Black Panther, sampai Black Octopus.
Tidak ada alasan pasti mengapa ia memakai setelan hitam. Walau begitu, ia telah mengawal gawang Uni Soviet di empat Piala Dunia, dan menjadi kiper utama Dynamo Moscow selama 22 musim. Ia pun dianggap sebagai Kiper Terbaik Abad Ke-20 versi FIFA.
Sejumlah kiper Premier League pernah menggunakan jersey hitam seperti Neville Southall, Bruce Grobbelaar, dan David Seaman. Ini terjadi setelah aturan jersey kiper di Premier League diperlunak dan wasit memakai jersey hijau.
Southall menjelaskan kalau jersey hitam tidak menjadikannya menonjol. Karena kalau mau menonjol pakai jersey biru Prabowo. Namun, membuat penyerang harus melihat dua kali ke gawang untuk memastikan ia ada di sana.
Italia 1982
Italia punya tradisi dengan tak memasang logo apapun selain lambang negara mereka setidaknya hingga Piala Dunia 1998. Tradisi ini berjalan beriringan dengan jersey kiper mereka yang berwarna abu dengan sentuhan biru pada kerah dan ujung lengan.
Jersey kiper ini menjadi ikonik setelah pada 1982 Dino Zoff mengangkat trofi Piala Dunia. Jersey kiper ini tidak banyak berubah dari era 1970-an. Bahkan, meski apparel berubah dari Adidas, Baila, sampai Le Coq Sportif, tidak ada yang bisa menyaingi keikonikan jersey yang dipakai Dino Zoff pada 1982 tersebut.
Secara detail, pada bagian belakang nomor punggung menggunakan efek 3D. Lebih keren lagi, karena baju lengan panjang ini langsung diteruskan dengan sarung tangan yang atasnya hitam, dalamnya merah. Di lengan kiri juga terlilit ban kapten putih.
Spanyol 1982 dan 2010
Spanyol memang tidak juara di Piala Dunia 1982. Namun, karena main di tanah air sendiri, Adidas memberi perlakuan khusus.
Saat jersey kiper biasanya hanya satu warna, Adidas memberi template dua warna.
Luis Arconada mengenakan jersey dengan warna hitam di bagian atas, dan biru di bagian bawah. Dua warna yang tampak padu dengan kerah biru dan logo merah.
Pada 2010, Adidas melakukan hal yang sama dengan memberi template dua warna untuk Iker Casillas. Hal ini yang membuatnya tampak menonjol saat mengangkat trofi Piala Dunia 2010. Sama seperti Dino Zoff, Casillas juga mengenakan ban kapten tapi dengan lengan pendek.
Inggris 1988
Pada Piala Eropa 1988, Peter Shilton keluar dari ruang ganti dengan jersey mengejutkan. Alih-alih pakai jersey dengan satu warna, ia mengenakan jersey kuning dengan garis zigzag hitam.
Jersey tersebut seolah tak mampu menutupi era kegelapan Inggris.
Sebelumnya, Shilton memakai jersey abu-abu dalam kekalahan 0-1 dari Irlandia. Untuk mengubah nasib, jersey kuning zigzag tersebut juga tak mampu membuat Inggris menang dan harus takluk 1-3 dari Belanda.
Di laga terakhir melawan Soviet, Shilton kembali memakai jersey tersebut dan Inggris kembali kalah 1-3.
Jerseynya memang menarik dan tampak bercahaya, seolah menjadi tanda kalau itulah satu-satunya cahaya dalam era kegelapan The Three Lions.
Brasil 1990
Sama seperti Italia, Brasil juga tak mencantumkan nama produsen apparel mereka sampai 1991. Satu hal yang menarik ada pada jersey kiper mereka.
Sejak 1950-an, jersey kiper Brasil itu identik.
Warnanya kalau tidak biru ya hijau. Di tengahnya ada logo CBF dengan tulisan “Brasil” pada bagian atasnya.
Sejumlah kiper legendaris Brasil pernah memakainya mulai dari Gilmar sampai Claudio Taffarel.
Brasil memang cuma sampai babak 16 besar Piala Dunia 1990. Namun, jersey kiper yang dipakai Taffarel adalah yang terakhir, sekaligus edisi paling bagus. Setelahnya, tidak ada lagi ciri khas seperti ini. Gaya Taffarel juga sangat ikonik. Pakai lengan panjang, tapi digulung, dan menendang voli dengan teknik menyamping. Kalau Afgan kan menyimpang.
Jerman Barat 1990
Piala Dunia 1990 jadi spesial buat negara yang disponsori Adidas. Contohnya Rene Higuita yang membela Kolombia. Ia tampil menonjol karena jersey kiper yang penuh corak dan warna. Selain abu, ia juga mengenakan jersey Biru dengan paduan ungu dan hijau.
Namun, yang paling spesial tentu saja Jerman Barat. Negara asal Adidas tersebut tentu diberi hak istimewa.
Berbeda dengan Higuita yang diberi corak ramai, jersey kiper Jerman tampak lebih kalem. Kesamaannya, mereka menggunakan tiga jersey kiper dengan warna berbeda!
Jersey yang pertama berwarna biru dengan kombinasi biru muda dan hitam, sementara jersey kedua berwarna biru tua dengan kombinasi ungu hitam dan putih. Jersey kedua berwarna merah dengan kombinasi kuning dan hitam.
Illgner tampak sangat modis dan menonjol. Apalagi ini juga ditunjang dengan penampilan bagusnya di atas lapangan yang membawa Jerman Barat juara Piala Dunia untuk terakhir kalinya.
Inggris 1996
Berbeda dengan negara-negara yang disebutkan lebih dulu, jersey kiper Inggris di 1996 dianggap norak. Umbro kala itu memasang warna hijau untuk seragam away timnas Inggris. Tujuannya agar cocok untuk dipadukan dengan celana jeans. Namun, mereka memilih warna merah untuk jersey kiper dengan coretan-coretan random, macam habis mengecat rumah.
Umbro sebenarnya membuat jersey kiper utama berwarna kuning. Sama-sama aneh karena mereka membikin pola abstrak. Akan tetapi, yang jadi sorotan justru jersey warna merah. Kalau Anda mencari David Seaman 1996, niscaya warna merah norak itu yang bakal muncul.