Para Kapten Peraih Trofi Piala Dunia (1)

Dalam sepakbola, terdapat satu peranan yang paling penting di dalam sebuah kesebelasan. Peran tersebut adalah kapten. Hanya pemain-pemain terpilih saja yang bisa menyandang status sebagai pemimpin di klub tersebut. Kapten diharapkan menjadi kepanjangan tangan dari pelatih untuk bisa menggerakan klub agar dapat bekerja dalam pertandingan.

Banyak sekali keuntungan yang didapat jika menjadi kapten. Salah satunya adalah, ia bisa menjadi orang pertama yang mengangkat piala apabila timnya menjadi juara. Apalagi kalau mereka menjuarai turnamen sekelas Piala Dunia. Tentu sebuah kehormatan bagi si kapten mengangkat supremasi tertinggi di sepakbola tersebut.

Lantas siapa saja kapten yang pernah mengangkat tropi Piala Dunia? Berikut kami tampilkan beberapa nama terpilih yang mengangkat Piala Dunia.

1930 – Jose Nasazzi

Jose Nasazzi sebenarnya bisa memperkuat timnas Italia atau Spanyol dikarenakan memiliki darah dari kedua orang tuanya. Akan tetapi, ia memilih memperkuat timnas Uruguay dikarenakan ia lahir di Montevideo. El Gran Mariscal kemudian menjadi kapten La Celeste yang meraih medali emas sepakbola Olimpiade pada 1924 dan 1928. Pemain yang bisa bermain sebagai bek kanan ini kemudian menjadi pemain pertama yang mengangkat tropi Piala Dunia (Jules Rimet) pertama saat Uruguay mengalahkan Argentina 4-2 di usia 29 tahun. Nasazzi meninggal dunia pada 1968.

1934 – Giampiero Combi

Saat menjuarai piala dunia 1934, kapten utama Italia saat itu adalah Virginio Rosetta. Sayangnya, di babak penyisihan Rosetta mederita cedera sehingga Pozzo memberikan ban kapten kepada Combi. Sepanjang turnamen, gawang Combi hanya kebobolan tiga gol dalam 510 menit pertandingan. Penampilan gemilangnya terjadi ketika mereka mengalahkan Austria di semifinal saat ia mementahkan peluang emas Mathias Sindelar. Combi adalah satu dari tiga penjaga gawang yang menjadi kapten dari juara piala dunia.

1938 – Giuseppe Meazza

Kalimat “menang atau mati” yang didengungkan Benito Mussolini sempat membuat para pemain Italia tertekan. Akan tetapi, kepemimpinan Meazza membuat langkah Azurri sangat nyaman untuk meraih gelar dunia keduanya. Legenda Inter Milan ini menjadi kapten pasca pensiunnya Combi dan membawa mereka meraih medali emas sepakbola pada Olimpiade 1936. Satu hal yang menjadi nilai plus Meazza adalah ketenangannya. Hal itu ia tunjukkan saat menendang penalti dalam laga melawan Brazil yang ia lakukan sambil memegangi celananya. Meazza, yang memperkuat Italia 53 kali dan mencetak 33 gol, meninggal dunia pada 1979.

1950 – Obdulio Varela

Saat mengangkat tropi Jules Rimet kedua bagi Uruguay, pemain bernama lengkap Obdulio Jacinto Muinos Varela ini mungkin dipandang oleh penonton sambil menangis. Bagaimana tidak, ia mengangkat lambang supremasi tertinggi tersebut di depan 200 ribu penonton Maracana yang mayoritas mendukung Brazil. Varela adalah pemain yang menginisiasi dua gol Uruguay saat mereka mengalahkan Selecao.

Mentalitas yang tangguh menjadi ciri khas Varela. Ia adalah pemain yang ikut mengencingi harian Brazil yang menuliskan kalau Uruguay akan kalah di laga tersebut. Uruguay juga tidak pernah kalah ketika diperkuat Varela dalam dua edisi Piala Dunia pada 1950 dan 1954. Saat mereka kalah dari Austria pada semifinal Piala Dunia 1954, Varela menjadi pemain cadangan.

1954 – Fritz Walter

Walter mengawali kiprahnya di timnas Jerman dengan mencetak trigol dalam debutnya melawan Rumania. Saat Jerman bersiap untuk ikut Piala Dunia 1954, namanya pun dijadikan kapten oleh pelatih Josef Herberger. Latar belakangnya yang berasal dari militer menjadi alasan dipilihnya Walter sebagai kapten. Walter bermain sebanyak 61 kali dan mencetak 33 gol selama berkarir di timnas Jerman. Ia meninggal pada 17 Juni 2002. Namanya kemudian diabadikan sebagai nama stadion klub yang membesarkan namanya, FC Kaiserslautern.

1958 – Hilderaldo Luiz Bellini

Pele mungkin menjadi sorotan saat Brazil menjadi satu-satunya negara Amerikan Latin yang menjuarai Piala Dunia di Eropa. Akan tetapi, Bellini lah yang menjadi orang Brazil pertama yang mengangkat tropi Jules Rimet untuk rakyatnya. Bellini adalah satu dari kuartet solid Brazil di lini pertahanan. Keberadaannya bersama Djalma Santos, Orlando, dan Nilton Santos membuat para penyerang lawan kesulitan untuk membobol jala Gilmar. Bersama Djalma dan Nilton, Bellini pun masuk dalam tim terbaik piala dunia 1958.

1962 – Mauro Ramos De Oliveira

Mauro Ramos sebenarnya sudah menjadi bagian dari skuad Brazil sejak piala dunia 1954. Akan tetapi, ia tidak pernah dimainkan oleh selecao. Ia butuh delapan tahun untuk bisa mencicipi pertandingan piala dunia pertamanya. Menariknya, ia langsung didapuk sebagai kapten meski dalam skuad masih ada nama Bellini yang merupakan kapten Brazil pada empat tahun sebelumnya. Sepanjang karirnya, Ramos 30 kali memperkuat Brazil. Ia meninggal dunia pada 18 September 2002 di usianya yang ke 73 tahun.

1966 – Bobby Moore

Bobby Moore bisa dibilang adalah pemain dengan jalan karir yang cukup unik. Belum memperkuat satu kalipun timnas Inggris, namun namanya sudah dibawa Walter Winterbottom pada piala dunia 1962. Empat tahun berselang, namanya langsung dijadikan kapten saat Tiga Singa bermain di depan pendukungnya sendiri. Bersama Jackie Charlton, Moore membuat lini belakang mereka saat itu sulit ditembus. Kapten West Ham United ini bermain 108 kali untuk Inggris dan masih menjadi satu-satunya kapten yang bisa memberikan Piala Dunia untuk negeri Ratu Elizabeth tersebut.

1970 – Carlos Alberto

Pemain yang meninggal dunia pada 2016 ini menjadi pemain terakhir yang berhak mengangkat tropi Jules Rimet. Keberhasilan Brazil menjuarai piala dunia ketiga pada 1970 membuat mereka berhak menyimpan tropi Piala Jules Rimet asli selama-lamanya. Tidak hanya itu, sebelum mengangkat piala, Alberto menutup partai final melawan Italia dengan mencetak gol yang disebut-sebut sebagai salah satu gol terbaik sepanjang sejarah World Cup.