Meskipun tidak terlalu diperhitungkan dalam kancah sepakbola dunia, negara-negara Amerika Utara ternyata juga banyak melahirkan bintang-bintang terbaik. Ada Carlos Vela, Jorge Campos dan Luis Hernadez dari Meksiko, serta Michael Bradley, Christian Pulisic, Tim Howard dan Claudio Reyna dari Amerika Serikat (AS) yang pernah membanggakan zona CONCACAF. Selain itu, tentu masih banyak lagi yang berprestasi. Berikut pemain terbaik lain dari Amerika Utara, dirangkum dari FourFourTwo.
8. Alphonso Davies (Kanada)
Pemain termuda dalam daftar ini, superstar Kanada Alphonso Davies sedang memasuki masa puncak saat ini. Pesepakbola yang bisa bermain sebagai bek sayap maupun winger di sisi kiri ini bergabung dengan Bayern Munchen pada 2018, ketika usianya masih 18 tahun, dan segera jadi pemain regular.
Hingga kini, Davies sudah memenangkan 13 gelar bersama klub, termasuk lima kali beruntun juara Bundesliga Jerman dan merebut trofi Liga Champions 2019/2020. Di level timnas, pemain berjuluk The Roadrunner karena kecepatan larinya itu telah tampil di Piala Dunia 2022 dan mencetak satu gol.
7. Brad Friedel (AS)
Di antara pemain-pemain AS pertama yang berhasil membuktikan kariernya di Premier League, nama Brad Friedel muncul paling atas. Dia mengabdi selama 18 tahun untuk Liverpool, Blackburn Rovers, Aston Villa dan Tottenham Hotspur, sejak 1997 di usia 26 tahun, setelah main di Denmark dan Turki.
Selama periode itu, dia membuat 450 penampilan di Premier League, yang jadi rekor di antara para pemain AS, dengan rekor lain, 132 clean sheet, sama seperti juniornya, Howard. Mereka juga masuk dalam daftar penjaga gawang eksklusif, karena pernah mencetak gol di Premier League, pada 2004.
6. Keylor Navas (Kosta Rika)
Penampilan heroik Keylor Navas di bawah mistar gawang membawa Kosta Rika ke perempat final untuk pertama kalinya di Piala Dunia 2014, sebelum kalah adu penalti dari Belanda. Usai turnamen dia direkrut Real Madrid di usianya 28 tahun, dan menjalani periode terbaik sepanjang kariernya.
Selama lima musim, Navas memenangkan 11 trofi, termasuk tiga kali beruntun juara Liga Champions, sebelum tiga double winnners lokal beruntun pula dengan Paris Saint-Germain di Prancis lima musim berikutnya. Pemain Terbaik CONCACAF tahun 2014 dan 2017 itu kini tanpa klub di usianya 38 tahun.
5. Javier Hernandez (Meksiko)
Inilah pemain Meksiko pertama yang memenangkan gelar Premier League, dua kali meraihnya pada musim 2010/2011 dan 2012/2013 bersama Manchester United. Selama enam musim di Old Trafford,
Javier Hernandez mencetak 59 gol dalam 157 penampilan dan sempat main di final Liga Champions.
Pemain berjuluk Chicharito itu juga pernah meraih trofi Piala Dunia Antar Klub 2014 saat dipinjamkan ke Real Madrid, sebelum membela Bayer Leverkusen, lalu West Ham United, dan kemudian jadi juara Liga Europa 2019/2020 saat semusim di Sevilla. Bersama timnas, dia memenangkan Piala Emas 2011.
4. Landon Donovan (AS)
Pemain terhebat AS sepanjang masa, perjalanan Landon Donovan bersama klub dan timnas sudah banyak meningkatkan profil sepakbola di negara tersebut. Dia sempat mengawali kariernya di Eropa bersama Bayer Leverkusen dalam usia 17 tahun, namun terhenti hanya dalam waktu enam musim.
Sejak itu, Donovan memantapkan karier bersama LA Galaxy, dan merebut tujuh trofi. Menariknya, selama sembilan tahun, dia masih sempat memakai seragam Bayern Munchen dan Everton dalam peminjaman. Di level timnas, sang penyerang meraih empat Piala Emas sebelum pensiun pada 2014.
3. Dwight Yorke (Trinidad dan Tobago)
Pemenang treble winners dan penerima Sepatu Emas Premier League bersama Manchester United pada 1998/1999, Dwight Yorke bisa dibilang adalah pemain terbaik yang pernah datang dari Karibia. Enam trofi direbutnya selama empat musim di Old Trafford, termasuk juara liga tiga kali beruntun.
Yorke memulai kariernya di Aston Villa pada usia 17 tahun, setelah ditemukan Graham Taylor dalam tur pramusim ke Hindia Barat pada 1989. Dia lalu mengembangkan kariernya di Inggris dan mencetak total 136 gol di divisi elit. Sebagai ikon Trinidad dan Tobago, sang striker tampil di Piala Dunia 2006.
2. Rafa Marquez (Meksiko)
Pemenang Liga Champions dua kali bersama Barcelona, di mana dia tampil dalam 242 laga di semua kompetisi selama tujuh musim pada 2003-2010. Total 12 trofi dimenangkan Rafa Marquez di periode itu, melengkapi trofi juara liga dan piala liga di Prancis saat memperkuat AS Monaco pada 1999-2003.
Setelahnya, sang bek pindah ke AS dan sempat kembali ke Meksiko, sebelum bermain dua musim di Serie A bersama Hellas Verona sebelum pulang lagi dan pensiun pada 2018. Karier internasionalnya juga hampir sepanjang itu, dengan dua Piala Emas, satu Piala CONCACAF dan satu Piala Konfederasi.
1. Hugo Sanchez (Meksiko)
Salah satu striker terhebat dalam sejarah sepak bola, Hugo Sanchez sangat produktif untuk Meksiko, Atletico Madrid, dan yang paling penting di Real Madrid. Dia membawa klub terakhir itu meraih lima gelar La Liga berturut-turut pada 1986-1990, dan selalu jadi pencetak gol terbanyak pada periode itu.
Pemain berjuluk Nino del Oro alias ‘Anak Emas ini mencetak lebih 500 gol dalam kariernya bersama klub dan negara, dikenal dengan selebrasi akrobatik. Untuk timnas, Sanchez yang masuk 100 Pemain Terbaik FIFA 2004 ini meraih trofi juara Pan American Games 1975 dan Kejuaraan CONCACAF 1977.
Sumber: Four Four Two