AFC Ajax pernah menjadi salah satu klub yang disegani di level Eropa pada awal 1970-an. Saat itu, mereka sukses merebut tiga trofi juara Piala Eropa, kini disebut Liga Champions, secara berturut-turut, dipimpin oleh Johan Cruyff. Pada era 1990-an, mereka kembali memuncaki turnamen akbar Eropa bersama Frank dan Ronald de Boer, Clarence Seedorf, Edgard Divids hingga Patrick Kluivert.
Masa-masa itu, mereka menampilkan permainan menyerang yang memikat, dijuluki Total Football, diperkenalkan pelatih Rinus Michels hingga dibawa ke timnas Belanda.
Gaya sepakbola menyerang tanpa kompromi ini bangkit lagi ketika skuad muda Ajax bertarung di Liga Europa 2016/2017 hingga menembus final, sebelum kalah 0-2 dari Manchester United. Inilah barisan pemain Ajax Amsterdam pada musim 2016/2017.
1. Andre Onana
Kiper internasional Kamerun ini memulai karier sepakbola profesionalnya di klub ibu kota Belanda tersebut. Perjalanan ke final Liga Europa itu adalah musim debutnya bersama tim senior di usia 20 tahun. Setelah enam musim dengan enam trofi dan 214 penampilan di semua kompetisi, Onana pun pergi ke Inter Milan, sebelum menjadi andalan Manchester United sejak awal musim 2023/2024 ini.
2. Joel Veltman
Bek kanan andalan ini sudah 25 tahun musim itu. Tapi, sejak musim pertamanya main regular di lini belakang de Godenzonen pada 2013/2014, setahun setelah debutnya, dia sukses jadi Pemain Terbaik Eredivisie Belanda selama tiga musim beruntun. Akhir musim itu, Veltman juga turut mengantarkan negara jadi juara tiga Piala Dunia 2014. Kini, dia jadi palang pintu Brighton & Hove Albion sejak 2020.
3. Davinson Sanchez
Baru memulai karier di Eropa pada musim itu, bek tengah Kolombia ini langsung jadi andalan tim. Usianya masih 21 tahun, tapi Sanchez kemudian menjelma jadi salah satu bek paling dicari di Eropa setelah musim 2016/2017 itu. Dia pun hanya bertahan semusim dengan 44 penampilan di semua ajang dan enam gol, sebelum pindah ke Tottenham Hotspur dan sejak awal musim ini di Galatasaray.
4. Matthijs de Ligt
Dalam usia 17 tahun dan 285 hari, bek tengah Belanda ini jadi pemain termuda yang pernah bermain di final besar Eropa. Musim itu adalah debut seniornya, lalu sempat bertahan di Ajax dua musim lagi, sebelum memilih pindah ke Juventus dengan kontrak 75 juta Euro ketimbang menerima tawaran dari Manchester United. Sejak 2022, pemenang trofi Golden Boy 2018 itu main untuk Bayern Munchen.
5. Jairo Riedewald
Riedewald baru akan berusia 21 tahun pada musim itu. Tapi, jebolan akademi Ajax itu sudah menjadi pilihan pelatih sejak debut pada 2014 dan ikut merayakan gelar juara Eredvisie 2013/2014. Di akhir musim, dia memutuskan hijrah ke Inggris dan bergabung dengan Cristal Palace. Sempat jadi pemain terbaik klub pada Oktober 2021, hingga kini sang bek kiri masih tetap bertahan di London Selatan.
6. Davy Klaassen
Inilah kapten sekaligus motor utama de Joden di final Europa League 2016/2017. Saat itu, dia usia 24 tahun dengan nomor punggung 10. Sayangnya gelandang serang ini gagal di Everton pada musim baru, hingga pergi ke Werder Bremen. Pada musim panas 2020, Klaassen kembali ke Ajax, hingga memenangkan trofi Eredivisie keempat dan kelimanya sebelum pindah ke Inter Milan pada 2023.
7. Lasse Schone
Pemain tertua dalam starting line-up Ajax dalam final Europa League 2016/2017; gelandang timnas Denmark itu usia 31 tahun. Pada 2019, Schone yang lahir dari akademi SC Heerenveen dan pernah membela De Graafschap itu pindah ke Genoa di Serie A Italia. Sempat kembali ke klub pertama dalam karier profesionalnya selama beberapa bulan sebelum ke NEC Nijmegen hingga musim ini.
8. Hakim Ziyech
Didatangkan dari FC Twente pada musim panas 2016, pemain asal akademi Heerenveen ini langsung menghipnotis pentas Eropa di usia 24 tahun. Empat musim kemudian, Ziyech dibeli Chelsea. Winger internasional Maroko kelahiran Belanda itu pun turut mengangkat trofi Liga Champions 2020/2021, sebelum membawa negaranya ke semi final Piala Dunia 2022. Kini dia dipinjamkan ke Galatasaray.
9. Bertrand Traore
Kebalikan Ziyech, Traore malah datang dari Chelsea dalam peminjaman, setelah “disekolahkan” ke SBV Vitesse pada 2014. Masih 22 tahun, ternyata winger timnas Burkina Faso itu tampil apik. Tapi, musim panas 2017 dia malah memilih Lyon sebagai pelabuhan berikutnya, sebelum pindah ke Aston Villa pada 2020 dan sempat dipinjamkan ke Istanbul Basaksehir di paruh pertama musim 2022/2023.
10. Kasper Dolberg
Musim 2016/2017 jadi musim debut striker internasional Denmark ini bersama Ajax, meski direkrut pada 2015 dari Silkeborg IF. Di final Liga Europa musim itu, dia belum lagi genap usia 20 tahun. Tapi Dolberg jadi mesin pencetak gol dengan total 23 gol di semua ajang. Sayangnya, dia malah pindah ke Nice pada 2019, sempat dipinjamkan ke Sevilla hingga TSG Hoffenheim, dan kini main di Anderlecht.
11. Amin Younis
Winger Jerman ini datang ke Ajax pada 2015 dari Borussia Monchengladbach. Saat bermain di final Liga Euopa 2016/2017, Younis yang jadi andalan tim di sisi kiri sedang menunggu ulang tahun ke-24. Pada 2018 dia dipinang Napoli, lalu pindah ke tim Arab Saudi, Al-Ettifaq pada 2022. Sempat juga main di Eintracht Frankfurt dan FC Utrecht dalam peminjaman, kini malah tanpa klub di usia 30 tahun.
Selain 11 pemain itu, juga ada kiper gaek Diederik Boer, duo bek Kenny Tete dan Heiko Westermann, serta striker Justin Kluivert di bench dan tidak dimainkan. Tiga pemain lain masuk sebagai pengganti, yaitu duo gelandang 20 tahun Frenkie de Jong dan Donny van de Beek, dan striker Brasil David Neres yang juga seusia. Pelatihnya, Peter Bosz, berusia 53 tahun, tapi hanya memimpin satu musim itu saja.
Sumber: Views from the Concourse