Musim 2011, skuad Santos dihuni deretan bakat muda yang matang sebelum waktunya didukung sejumlah pemain berpengalaman. Beberapa di antaranya terus melaju ke puncak sepakbola dunia, sedang sebagian lain menutup kariernya dengan sebuah prestasi gemilang; trofi Copa Libertadores.
Tepat pada 22 Juni 2011, salah satu klub raksasa Brasil itu memenangkan trofi Copa Libertadores ketiga dalam sejarah mereka, setelah mengalahkan tim unggulan Uruguay, Penarol. Inilah daftar skuad Santos yang pernah menguasai kompetisi tertinggi Amerika Latin di musim 2011 tersebut.
Rafael Cabral
Tak ada pemain yang bermain lebih banyak bagi Santos pada musim itu selain Rafael Cabral, kiper yang masih berusia 21 tahun saat itu, yang tengah menikmati musim kedua sebagai pilihan pertama. Setahun kemudian, dia mewujudkan mimpinya; debut bersama timnas Brasil dan ikut ke Olimpiade.
Pada 2013, Rafael hijrah ke Eropa bersama Napoli, tapi gagal mendapat tempat, termasuk ketika di Sampdoria pada 2018. Tahun berikutnya kariernya turun ke Championship, divisi dua Inggris bersama Reading, sebelum kembali ke Brasil pada 2022 dan membawa Cruzeiro promosi setahun kemudian.
Durval
12 musim Liga Brasil telah dijalaninya saat menjuarai Copa Libertadores 2011. Bahkan, saat itu Durval juga baru saja memenangkan trofinya kesembilan dari total 10 piala dalam Kejuaraan Negara Bagian sepanjang kariernya sampai 2018 bersama Atletico Paranaense, Sport Club do Recife hingga Santos.
Makanya, tak salah jika menyebut sang bek tengah sebagai salah satu bintang Brasil, meski hanya memiliki satu cap bersama Selecao, yang didapatkannya pada 2012 ketika sudah berusia 32 tahun. Ketika itu, kariernya bersama Santos pada 2010-2013 memang sudah akan mencapai bagian akhir.
Edu Dracena
Bernama lengkap Eduardo Luis Abonizio de Souza, tapi lebih dikenal sebagai Edu Dracena, sesuai nama depan dan tempat kelahirannya. Bek tengah ini telah lebih dulu mencicipi kompetisi Eropa bersama Olympiacos dan Fenerbahce sebelum datang ke Santos pada 2009, ketika berusia 28 tahun.
Kariernya dimulai di Guarani pada 1999, sebelum pindah ke Cruzeiro. Di klub inilah Edu mulai menuai sukses, dengan memenangkan Serie A Brasil 2003 dan tiga Kejuaraan Negara Bagian. Namun, karier terbaiknya tentu saja bersama Santos, sebelum ke Corinthians dan pensiun di Palmeiras pada 2019.
Danilo
Didatangkan dari America Mineiro, tim yang dibantunya naik dari Serie C ke Serie A Brasil, bek kanan ini mematenkan kebintangannya bersama Santos dalam dua musim dan menyegelnya dengan trofi Copa Libertadores 2011. Akhir musim itu, Danilo kemudian terbang ke Eropa untuk main di Porto.
Setelah itu, karier Danilo terus meroket. Dia memenangkan Piala Dunia U-20 2011 dan medali perak Olimpiade London 2012, serta mencatat 54 caps di timnas senior hingga kini. Sedang di klub, belasan trofi yang telah diraihnya bersama Real Madrid, Manchester City dan Juventus menjadi pembuktian.
Alex Sandro
Bek kiri ini memang hanya berstatus pinjaman dari Atletico Paranaense, datang di usia 19 tahun pada 2010. Musim berikutnya, Alex Sandro pun tak banyak diberi kesempatan di liga. Tapi, dia bermain 11 kali di Copa Libertadores, termasuk di leg pertama final dan masuk sebagai pengganti di leg kedua.
Setelah kesuksesan itu, Porto membelinya dari Deportivo Maldonado, klub Uruguay yang memegang kepemilikannya. Bersama Danilo, Sandro pun jadi bintang baru Eropa. Hanya lima tahun, dia pindah ke Juventus dan terus terbang ke puncak hingga memenangkan scudetto Serie A lima kali beruntun.
Para
Hampir lima musim bermain di kasta kedua Brasil, Para direkrut Santos pada tengah musim 2008. Sejak itu, dia jadi bek kanan andalan hingga berhasil memenangkan Copa Libertadores 2011 di usia 25 tahun. Setelah kesuksesan itu, kariernya berlanjut ke Gremio, sebelum terbang ke Flamengo.
Pada 2019, di usia 33 tahun, pemain bernama lengkap Marcos Rogerio Ricci Lopes itu kembali ke Santos. Sayangnya, selama tiga musim, dia gagal mengulang kesuksesan pada periode pertama. Kariernya pun juga terasa kurang lengkap karena tak pernah sekalipun dipanggil ke timnas Brasil.
Rodrigo Possebon
Bakat Rodrigo Possebon tak bisa dianggap remeh. Alex Ferguson pun terpikat hingga membawanya dari Internacional ke Manchester United pada 2008, di usia 19 tahun. Dia sempat membuat delapan penampilan, tiga di antaranya di Premier League sebelum dikirim ke SC Braga selama dua musim.
Santos menyelamatkannya pada 2010. Tapi, Possebon kembali gagal berkembang; hanya membuat 27 penampilan di semua ajang pada 2011, meski turut memenangkan Copa Libertadores. Setelahnya, sang gelandang sempat pindah ke Vicenza di Italia, hingga kariernya berakhir di Vietnam pada 2018.
Leo
Bek kiri senior, jelang usia 36 tahun saat itu, bermain di leg kedua final Copa Libertadores 2011 saat Santos menang 2-1, setelah imbang 0-0 di leg pertama di mana Sandro jadi starter. Ini merupakan periode keduanya di klub itu sejak 2009, setelah sebelumnya pernah bermain juga pada 2000-2005.
Leo mengakhiri kariernya pada 2014, dengan tujuh caps bersama timnas Brasil dan kemenangan di Piala Konfederasi 2005, serta pengalaman di Eropa bersama Benfica selama tiga musim penuh sejak usianya 30 tahun. Tentu saja Santos jadi bagian terbaik dalam karier profesionalnya selama 17 tahun.
Sumber: Views from the Concourse