AS Monaco pernah mencapai titik terendah pada 2011, finish ke-18 di Ligue 1 Prancis sehingga turun kasta untuk pertama kalinya dalam hampir setengah abad. Ketika itu, mereka berstatus tim keempat dengan gelar liga domestik terbanyak, tujuh trofi Bersama Lyon. Paris Saint-Germain (PSG) yang kini jadi penguasa bahkan baru memiliki dua trofi Ligue 1 saja pada masa itu; kini sudah menjadi 11 trofi.
Segalanya jadi lebih buruk setelah terpuruk di dasar klasemen Ligue 2 pada Desember 2011. Tapi, di saat bersamaan, miliarder Rusia Dymytro Rybolovlev datang sebagai juru selamat. Musim 2013/2014 mereka kembali ke papan atas, dan jadi juara hanya dalam tiga tahun. Inilah skuat utama Monaco yang berhasil menghentikan dominasi PSG selama empat musim pada Ligue 1 2016/2017 tersebut.
Danijel Subasic
Kiper runner-up Piala Dunia 2018, Kroasia ini datang dari klub negaranya, Hajduk Split pada Januari 2012. Subasic termasuk rekrutan pertama era Rybolovlev dan ikut berjuang di Ligue 2. Saat juara liga, usianya sudah 32 tahun, lalu dilepas tiga tahun kemudian sebelum pensiun di Hajduk pada Mei 2023.
Jemerson
Jemerson datang ke Stade Louis-II di saat yang tepat. Januari 2016, dalam usia 23 tahun, dia diangkut dari klub Brasil, Atletico Mineiro, dan langsung memenangkan trofi Ligue 1 musim berikutnya dengan hanya absen empat laga. Pada 2020 sang bek pergi dan sejak 2022 bermain untuk tim awal kariernya.
Kamil Glik
Bek internasional Polandia ini cukup lama berkarier di Italia, sebelum bergabung dengan Les Rouge et Blanc pada awal musim 2016/2017, saat menjuarai Ligue 1 di usianya ke-29 tahun. Berselang empat tahun, Glik kembali ke Italia, bermain untuk tim papan bawah, Benevento dan bertahan hingga kini.
Benjamin Mendy
Mendy masih 21 tahun saat direkrut dari Marseille pada 2016. Tapi, dia langsung jadi andalan di sisi kiri pertahanan tim. Anggota timnas Prancis saat juara Piala Dunia 2018 ini membuat 25 penampilan di Ligue 1 musim itu, tapi pindah ke Manchester City musim berikutnya, dan 2023 gabung ke Lorient.
Djibril Sidibe
Satu lagi pemain muda andalan pelatih Leonardo Jardim saat menang Ligue 1 2016/2017. Sidibe, saat itu masih 23 tahun, juga baru bergabung, dipinang dari Lille. Bek kanan yang ikut pula menjuarai Piala Dunia 2018 ini pindah ke AEK Athens pada 2022, setelah sempat dipinjamkan ke Everton pada 2019.
Fabinho
Fabinho masih 22 tahun saat Monaco juara liga kedelapan kali, tapi sudah jadi nyawa permainan tim. Gelandang timnas Brasil ini awalnya dipinjam dari klub Portugal, Rio Ave pada 2013, setelah sempat “sekolah” di Real Madrid. Pada 2015, dia dipermanenkan, lalu pindah ke Liverpool selang tiga tahun.
Tiemoue Bakayoko
Meski masih 21 tahun, Bakayoko juga salah satu bintang lini tengah Le Rocher di musim 2016/2017. Di akhir musim, setelah tiga tahun mengabdi, gelandang asal Prancis ini pindah ke Chelsea, namun lebih sering dipinjamkan, termasuk ke Monaco pada 2019, dan kini bersama AC Milan sejak 2021.
Joao Moutinho
Salah satu pilar penting yang mengatur permainan tim ketika juara liga 2016/2017, termasuk sukses menembus semi final Liga Champions ketiga kali sepanjang sejarah klub. Moutinho sudah 29 tahun saat itu, gabung sejak 2013. Pada 2018, pemain Portugal ini pindah ke Wolverhampton Wanderers.
Bernardo Silva
Inilah penanggung jawab serangan Monaco saat itu, meski masih 21 tahun. Sayangnya, periode Silva sangatlah pendek, hanya tiga musim termasuk ketika dipinjam dari Benfica pada 2014. Akhir musim 2016/2017, gelandang Portugal ini dibayar mahal oleh Manchester City dan jadi andalan hingga kini.
Thomas Lemar
Peran Lemar juga tak kalah krusial di lini kedua tim. Pemain yang turut menjuarai Piala Dunia 2018 ini bisa main sebagai gelandang serang atau sayap kiri, berduet dengan Silva di kanan. Padahal, saat itu usianya masih 20 tahun. Setelah tiga musim, dia bergabung ke Atletico Madrid pada 2018 hingga kini.
Valere Germain
Striker 26 tahun ini main di 36 pertandingan liga musim itu dengan koleksi 10 gol, salah satu andalan sekaligus wakil kapten. Germain adalah produk akademi Monaco, masuk senior sejak 2010, sebelum gabung Marseille pada 2017, lalu ke Montpellier, dan sejak 2023 jadi bagian Macarthur di Australia.
Radamel Falcao
Kapten sekaligus ujung tombak tim saat itu. Gabung sejak 2013, dia baru kembali dari peminjaman di Manchester United dan Chelsea. Falcao pun langsung jadi top scorer tim musim itu dengan 21 gol. Pada 2019, striker Kolombia ini pindah ke Galatasaray, dan kini bersama Rayo Vallecano sejak 2021.
Kylian Mbappe
Mbappe jadi wonderkid Prancis saat itu, masih 17 tahun. Tapi, dia mampu mencetak 15 gol dan 11 assist dalam 29 penampilan di liga, dengan hanya 17 kali jadi starter. Produk akademi Monaco ini main di tim senior sejak 2015, lalu dipinjam PSG pada 2017 dan dipermanenkan setahun kemudian.
Selain itu, juga ada beberapa pemain penting lainnya sebagai pelapis. Seperti striker Guido Carrillo, winger Nabil Dirar, dan bek Andrea Raggi. Di antaranya juga ada pemain muda di skuat cadangan, seperti duo bek Almamy Toure dan Abdou Diallo serta gelandang Boschillia yang masih 20 tahun.
Sumber: Views from the Concourse, Transfermarkt