Luiz Adriano dan 5 Gol dalam Satu Pertandingan Liga Champions

Shakhtar's Luiz Adriano celebrates after scoring against BATE as BATE's goalkeeper Sergei Chernik looks on during their Champions League Group Stage in group H soccer match in Borisov, Belarus, Tuesday, Oct. 21, 2014. (AP Photo/Sergei Grits)

Tidak banyak pemain yang mampu mencetak hingga lima gol dalam satu pertandingan di ajang Liga Champions. Sepanjang sejarah turnamen sepakbola antarklub terbesar di Eropa tersebut, baru ada tiga pemain yang mampu melakukannya.

Pertama kali dicatatkan oleh Lionel Messi ke gawang Bayer Leverkusen ketika masih berseragam Barcelona di Liga Champions 2011/2021. Sedang yang terbaru dilakukan Erling Haaland untuk Manchester City ke gawang RB Leipzig di Liga Champions 2022/2023.

Luiz Adriano menjadi pemain kedua dalam sejarah Liga Champions yang mampu membukukan lima gol dalam satu pertandingan. Pesepakbola asal Brasil itu mencatat rekor tersebut bersama klubnya, Shakhtar Donetsk, dalam laga Liga Champions 2014/2015. Lima gol itu berhasil disarangkannya ke gawang tim Bulgaria, BATE Borisov dalam pertandingan Grup H di Borisov Arena, 21 Oktober 2014.

Rentetan Rekor

Shakhtar Donetsk yang datang ke Liga Champions 2014/2015 sebagai juara Ukraina akan menjalani laga ketiga di fase grup kompetisi Eropa musim ini di kandang BATE Borisov. Sebelumnya, mereka hanya mampu bermain imbang tanpa gol di markas Athletic Bilbao pada pertandingan pembuka dan ditahan 2-2 oleh tamunya, FC Porto di laga kedua. Kemenangan jadi target dalam duel selanjutnya.

Luiz Adriano masih menjadi andalan lini depan klub berjuluk Hirnyky itu, setelah mencetak satu gol ke gawang Porto di laga sebelumnya. Pemain bernomor punggung 9 itu jadi ujung tombak tunggal dalam formasi 4-2-3-1 yang dipakai pelatih Mircea Lucescu. Namun, dia baru berhasil membuat gol jelang setengah jam pertandingan berjalan, setelah Shakhtar Donetsk unggul 0-1 atas tuan rumah.

Sang striker menyarangkan gol pertamanya di laga itu melalui titik putih pada menit ke-28, setelah pencetak gol perdana Alex Teixera dilanggar lawan di dalam kotak penalti. Selang delapan menit kemudian, dia membukukan gol keduanya, hanya satu menit setelah gol dari Douglas Costa. Jelang turun minum, Luiz Adriano menambah dua gol lagi, sehingga Shakhtar Donetsk unggul enam gol.

Kemudian, dia menutup pertandingan dengan gol kelimanya, lagi-lagi dari titik putih pada menit 82, dan membawa klubnya menang besar dengan skor 0-7. Tak hanya jadi pemain kedua yang mampu mencetak lima gol dalam satu pertandingan sepanjang sejarah Liga Champions, dia juga mencatatkan sejumlah rekor. Dia sukses membuat empat gol di babak pertama yang jadi rekor di turnamen itu.

Luiz Adriano juga berhasil mencetak tiga gol hanya dalam rentang tujuh menit, tercepat yang pernah ada. Hat-trick­-nya dalam laga itu memakan waktu 11 menit, tercepat ketiga di kompetisi tersebut. Dengan gol keempat dan kelimanya di laga itu, dia pun juga tampil sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub dengan 117 gol, sekaligus menjadi top scorer klub di ajang Eropa dengan 29 gol.

Dari Internacional

Pelatihnya di Shakhtar Donetsk masa itu, Mircea Lucescu telah menggambarkan kemampuan Luiz Adriano. “Dia adalah pesepakbola yang kuat, bermain bagus di udara. Terlepas dari kenyataan bahwa dia tidak tinggi, Adriano bermain seolah-olah tingginya sekitar dua meter! Dia berebut bola di area penalti, selalu mencari peluang untuk mencetak gol. Dia adalah striker yang tepat,” ucapnya saat itu.

Pemain setinggi 1,83 meter itu terbang ke Eropa pada awal 2007, sebulan menjelang ulang tahunnya yang ke-20. Shakhtar Donetsk menjadi klub pertamanya di benua biru, setelah bermain semusim di tim senior Internacional, klub Brasil yang dibelanya sejak remaja. Dia pun menghabiskan sembilan musim di Ukraina dengan memenangkan 17 trofi, termasuk sukses menjuarai Piala UEFA 2008/2009.

Pada awal musim 2015/2016, Luiz Adriano kemudian hijrah ke Italia untuk main bersama AC Milan. Sayangnya, dia gagal berkembang dan hanya bertahan 1,5 tahun, sebelum kemudian pindah ke Spartak Moskow di Rusia. Pada musim panas 2019, pemain yang hanya membuat empat caps di Timnas Brasil ini kembali ke kampung halamannya dan tampil untuk Palmeiras selama tiga musim.

Luiz Adriano sempat kembali ke Eropa karena dipinang klub Turki, Antalyaspor. Namun, pada akhir Februari 2023 dia telah pulang ke Internacional, klub yang telah membesarkan namanya. Kini, dalam usianya yang sudah memasuki 36 tahun pada 12 April 2023, pemain kelahiran Porto Alegre itu masih berusaha menampilkan sisa-sisa kemampuannya sebagai penyerang nomor sembilan bagi timnya.

Sumber: Wikipedia dan Transfermarkt