Mabuk Darat, Alasan Buruknya Rekor Tandang Chelsea?

Kekalahan 0-2 atas Everton di Goodison Park memperpanjang rekor buruk Chelsea di laga tandang sepanjang 2019 ini. Hasil ini membuat anak asuh Maurizio Sarri kalah empat kali dari lima laga tandang di 2019.

Ada sejumlah alasan utamanya soal taktikal yang membuat Chelsea menelan kekalahan. Salah satunya tidak cocoknya formasi dan peran pemain yang ditetapkan Sarri. Ia kerap menugaskan Jorginho untuk bermain sebagai gelandang bertahan dan membiarkan N’Golo Kante bermain lebih menyerang. Padahal, pos terbaik Kante adalah sebagai holding midfielder agar kemampuannya bisa termaksimalkan.

Empat kali kalah di tandang membuat Chelsea cuma lebih baik dari Fulham yang menempati peringkat ke-19. Fulham sendiri sudah kalah enam kali ketika melakoni petandingan tandang.

Kekalahan tanpa mencetak gol atas Everton di Goodison Park ini menjadi yang pertama bagi Chelsea sejak September 2013. Kala itu mereka kalah 0-1 saat masih dilatih Mourinho. Sejak itu, Chelsea selalu mencetak gol di Everton. Chelsea pun mencatatkan rekor buruk lain dengan pemainnya, Eden Hazard, gagal mencetak satu gol pun di tujuh pertandingan terakhir di Goodison Park.

Berawal dari Arsenal, Diperburuk Bournemouth

Pada 2019 ini, Chelsea memang mengalami penurunan drastis di liga. Dari 10 pertandingan, Chelsea cuma menang empat kali, dan kalah empat kali. Empat kekalahan tersebut terjadi saat laga tandang.

Kekalahan tandang pertama Chelsea adalah ketika dikalahkan Arsenal 0-2 di Emirates Stadium pada 19 Januari 2019. Dalam pertandingan tersebut, secara taktikal Chelsea seperti membutuhkan penyerang tengah yang benar-benar bisa diandalkan. Eden Hazard lagi-lagi diberikan peran sebagai false nine yang kurang cocok buat dirinya. Ia kerap turun begitu dalam untuk mencari bola. Baru ketika Olivier Giroud masuk pada menit ke-68, ia kembali ke posisi naturalnya.

Di Emirates, Chelsea memang punya 64 persen penguasaan bola. Namun, mereka gagal menuntaskan peluang dari open play karena umpan dan build-up yang terlalu lambat. Chelsea terlalu banyak memegang bola, tapi hanya satu yang mengarah ke gawang, peluang itu pun baru tercipta pada menit ke-82 oleh Marcos Alonso.

Kekalahan ini membuat Arsenal mencatatkan kemenangan beruntun di kandang menghadapi Chelsea di semua kompetisi untuk pertama kali sejak Februari 2004. Chelsea pun cuma menang sekali dari tujuh pertandingan tandang terakhir di Derby London di Premier League.

Kekalahan dari Arsenal jelas bukan merupakan bekal yang bagus buat The Blues untuk tandang ke Vitality Stadium, 11 hari kemudian, dengan menghadapi Bournemouth. Namun, secara mengejutkan Chelsea kalah 0-4 dan striker baru mereka, Gonzalo Higuain, tak bisa berkutik. Sama seperti ketika menghadapi Arsenal, Chelsea menguasai bola di atas 60 persen.

Chelsea bermain begitu dominan dan impresif utamanya di babak pertama. Namun, di babak kedua, mereka justru kebobolan empat gol. Meski melakukan 405 umpan di babak pertama, tapi Chelsea cuma melepaskan lima tembakan ke gawang.

Rekor Kekalahan Terburuk

Tiga hari dari kekalahan memalukan atas Bournemouth, Chelsea pun mendulang tiga poin usai membantai Huddersfield. Dalam pertandingan yang dihelat di Stamford Bridge tersebut, Hazard dan Higuain masing-masing mencetak dua gol.

Ujian yang sebenarnya baru datang delapan hari kemudian ketika The Blues bertandang ke Manchester. Sialnya, Chelsea dibantai 0-7 yang menjadikan kekalahan terburuk mereka sejak April 1991.

Kekalahan ini merupakan kekalahan terbesar Sarri sebagia manajer, karena Sarri belum pernah kebobolan lebih dari empat gol. Dalam pertandingan tersebut, penguasaan bola Chelsea tidak kalah jauh, hanya 44 berbanding 56 persen. Jumlah attemps pun tak jauh berbeda, 12 berbanding 15. Namun, Chelsea tak efektif ketimbang City.

Kekalahan memalukan ini untungnya dibalas dengan kemenangan 2-0 atas Tottenham Hotspur 17 hari kemudian, lalu menang 2-1 atas Fulham di Craven Cottage pada 3 Maret lalu.

Lalu, pekan kemarin, Chelsea kembali kalah di laga tandang atas Everton. Kemenangan ini seperti menghadirkan pertanyaan. Apa yang salah dari Chelsea? Secara taktikal jelas banyak yang bisa dibahas. Namun, di luar lapangan, ada pula teori lain: Chelsea mabuk darat.

Kesebelasan Inggris umumnya menggunakan kereta api ketika tandang di Premier League. Jarak Stamford Bridge dengan Emirates Stadium sekitar 16 kilometer. Menggunakan kendaraan pribadi atau kereta bisa ditempuh dalam waktu 48 menit. Artinya, jarak kedua kesebelasan terbilang dekat. Namun, kualitas Arsenal-lah yang menjadi alasan kenapa Chelsea kalah.

Chelsea lalu harus pergi ke Inggris selatan guna menghadapi Bournemouth yang berjarak 165 kilometer. Untuk ke Manchester, tepatnya Etihad Stadium, Chelsea harus melalui 337 kilometer, sementara ke Goodison Park, jaraknya mencapai 358 kilomter.

Jarak yang jauh ini bisa jadi merupakan alasan mengapa Chelsea kalah. Mungkin, ada pengaruh para pemain yang mabuk darat ketika melakukan perjalanan jauh. Hal ini bisa diperkuat dengan mengapa Chelsea menang dari Fulham meski main tandang. Pasalnya, jarak Stamford Bridge dengan Craven Cottage cuma berjarak 2,5 kilometer!

Apakah cocoklogi ini benar adanya?