Manajer Premier League dan Keluhan yang Terus Berulang

Foto: Independent.ie

Chelsea dan Manchester City akan melakoni pertandingan hanya kurang dari empat hari setelah mereka bertanding di akhir pekan lalu. Hal ini memunculkan sebuah keluhan dari masing-masing manajer kedua klub tersebut. Baik Maurizio Sarri ataupun Pep Guardiola, mereka berdua sama-sama menganggap jadwal kompetisi di Inggris benar-benar menguras tenanga.

Bagaimana tidak? Chelsea sendiri akan menghadapi West Ham pada hari Selasa dini hari nanti (9/4) dan lalu menghadapi Slavia Prague tiga hari setelahnya. Jadwal itu membuat Sarri sedikit kesal dan kurang nyaman, apalagi ditambah dengan situasi dirinya yang sedang dalam pantauan khusus manajemen The Blues. Begitu pula dengan City, yang akan menghadapi Tottenham di Liga Champions dengan kondisi kelelahan pasca menang lawan Brighton pada akhir pekan lalu.

Di sisi lain, Maurizio Sarri langsung angkat bicara menepis stigma “aneh” terhadap sikap Premier League yang secara komitmen membuat klub-klub Inggris tidak bisa sedikit menghela nafasnya dengan jadwal yang diberikan. Ini membuat para klub yang berjuang di kompetisi Eropa, termasuk Chelsea dan City, harus memaksimalkan rotasi pemain guna mendapatkan hasil maksimal di setiap pertandingan yang mereka lakoni.

Namun, keluhan-keluhan seperti ini sebenarnya adalah keluhan mainstream para manajer Premier League di setiap musimnya. Bahkan dua musim lalu, Jose Mourinho juga sempat mengeluhkan hal serupa ketika ia masih menangani Manchester United, dan mengungkapkan setiap keresahannya dengan mengatakan jika timnya berada di dalam kondisi yang tidak diuntungkan.

Maka sama halnya dengan Mou, Sarri juga mengatakan bahwa ia akan dipaksa untuk “menyulap” skuadnya sedemikian rupa saat menghadapi West Ham di Stamford Bridge agar tidak mengalami kelelahan sebelum melakoni perjalanan ke Republik Ceko untuk menghadapi Slavia Prague pada Jum’at dini hari nanti (12/4).

Kendati begitu, wajar rasanya mengapa eks manajer Napoli tersebut sedikit kesal dengan jadwal yang diterima timnya. Pasalnya, ia harus betul-betul memanfaatkan satu sesi latihan penuh hanya dalam rentang tiga hari. Hal ini lalu dinilai akan mempengaruhi kondisi tim The Blues, dan Sarri sadar bahwa para pemainnya juga harus dikondisikan kembali sebelum laga berat melawan Liverpool setelah bertanding melawan Slavia Prague.

“Saya tidak dapat memahami keputusan Liga Premier, di tengah kami yang dianggap sebagai ‘wakil Inggris’ saat kami pergi ke Prague. Jadi, saya tidak bisa mengerti mengapa kami harus bermain dengan jadwal yang padat. Itu sangat aneh,“ tutur Maurizio Sarri dikutip dari The Guardian.

“Saya piker, Liga Premier harus mengerti bahwa klub yang berkompetisi di Liga Champions dan Europa League adalah tim-tim Inggris yang hanya memiliki tiga hari untuk persiapan. Tapi, dalam hal ini, mereka malah menyulitkan pokok masalahnya.“

“Ini bukan hanya tentang membantu kami agar tetap dalam kondisi baik, akan tetapi ini adalah kontribusi untuk semua tim yang terlibat di kompetisi Eropa. Mereka seharusnya bisa melakukan lebih banyak usaha untuk membuat tim-tim Inggris berjaya di Eropa.“

Maurizio Sarri juga kemudian mulai membandingkan kondisi serupa dengan apa yang pernah ia rasakan di Serie A. Menurutnya, situasi jadwal di Serie A yang tidak terlalu ketat bisa menjadi contoh baik untuk Premier League. Ia pun mengakui bahwa Premier League membuatnya tidak mungkin bisa menurunkan tim yang sama di tiga pertandingan yang dilaksanakan hanya dalam waktu satu minggu.

”Di Serie A, tim yang bermain di Liga Champions, akan bermain di Liga pada hari Jumat. Lalu, tim yang bermain di Eropa League dan jauh dari kandang mereka, dapat meminta untuk memainkan pertandingan Serie A berikutnya pada hari Senin. Pokoknya, situasinya tidak seperti disini (EPL), jadi saya hanya perlu beradaptasi,” ungkap Sarri.

Selain Sarri, Pep Guardiola juga mengutarakan keluh kesahnya soal Manchester City yang merasa kelelahan dengan jadwal Premier League. Namun, keluh kesah Pep ini tidak terlalu diberatkan, dan eks pelatih Barcelona itu justru melarang para pemainnya untuk menggunakan keluh kesah itu sebagai alasan.

City sendiri harus menghadapi Tottenham pada Rabu dini hari nanti (10/4) untuk bermain di laga leg pertama perempat final Liga Champions. Pertandingan tersebut hanya berselang kurang dari tiga hari setelah pasukan The Citizen mengalahkan Brighton guna mengamankan tempat di final Piala FA pada akhir pekan lalu.

Meski tidak menjadikan apapun situasinya sebagai alasan, Pep tetap merasa sedikit keberatan dengan kondisi Tottenham yang dalam kondisi lebih baik dari City karena sudah tidak bermain selama enam hari. Pep lalu menyikapi hal ini dengan mengatakan bahwa ia dan timnya harus memaksimalkan apapun situasinya dengan berjuang melawan kelelahan yang mungkin akan mereka rasakan di pertandingan tersebut.

“Tentu saja, saya sedikit mengeluhkan ini. Situasi kami menjadi keuntungan untuk Tottenham, dan kami harus berjuang untuk mengatasi itu. Spurs memiliki enam hari untuk persiapan, dan kami hanya memiliki dua setengah hari. Ya, hal seperti ini memang normal di sini (Inggris),” jelas Pep Guardiola dilansir dari Sky Sports.

“Jika kami keluar dengan piala, kami akan merasa semuanya akan terbayarkan. Klub-klub besar tidak akan mengeluh dengan situasi seperti ini. Kami harus dengan ikhlas menikmatinya. Kami telah berhasil mendapatkan gelar Piala Liga, dan ini adalah musim yang luar biasa bagi kami jika kami berhasil memenangkan Piala FA.”

Terlepas dari semua bentuk situasi maupun keluhan dari manajer Chelsea dan Manchester City, sekali lagi, Premier League adalah liga yang selalu menimbulkan polemik bagi para manajer karena kerap memiliki jadwal ketat di tiap musimnya. Meskipun hal seperti ini memang terus menjadi pro dan kontra, namun tetap saja, tradisi jadwal ketat akan sangat sulit dipisahkan dari gairah liga yang dianggap paling kompetitif di dunia ini.

 

Catatan redaksi: Kutipan dilansir dari The Guardian dan Sky Sports