Manchester City Bukanlah Rumah yang Nyaman buat Fabian Delph

Foto: The Sun

Suasana baru biasanya memang menciptakan sebuah kesan, dan sudah kodratnya manusia akan senang dengan hal seperti itu. Mungkin, inilah yang sedang dirasakan Fabian Delph di Everton, di mana ia kemungkinan akan bermain di posisi lini tengah yang ia sukai.

Ini merupakan kesan yang menyenangkan untuk Delph. Padahal, semua orang tahu bahwa ia baru berada di Everton selama kurang lebih dua minggu. Tapi, Everton sudah begitu membuatnya nyaman. Hal seperti ini juga berhasil menjadikan mantan gelandang Manchester City itu tidak mengeluh, karena ia sudah merasa dapat mendorong dirinya sendiri lebih baik dari sebelumnya.

Maka menanggapi hal ini, Fabian Delph pun mengungkapkan bahwa ia mendapat keistimewaan ketika berada di Everton, dengan bentuk intensitas latihan yang menurutnya lebih baik dari City. Oleh karenanya, ia merasa seperti dimanjakan dan siap untuk berjuang bersama tim berjuluk The Toffees tersebut di musim depan.

“Intensitas latihan di sini jauh lebih tinggi daripada di City, dan itu tidak masalah bagi saya. Di sini setiap pemain perlu kekuatan yang jauh lebih banyak, ada intensitas yang lebih banyak, dan Anda pasti merasa seperti Anda telah bekerja sampai penghujung hari. Latihan di City sangat bagus, tetapi lebih pendek, dan lebih fokus pada sesuatu cara yang manajer inginkan,” ungkap Delph dilansir dari The Guardian.

“Tidak ada yang lebih buruk dalam fisik saya selain pulang dengan energi yang masih tersisa. Saya suka pulang dengan keadaan yang berbeda dari sebelumnya. Ini membuat saya merasa bahwa saya telah mendorong diri saya secara maksimal. Saya sudah di sini sekitar satu minggu, dan saya selalu pulang lelah. Saya mendapatkan tidur malam yang nyenyak.”

Fabian Delph mungkin mulai memperhatikan perbedaan antara skema pelatihan klub yang selalu fokus pada penguasaan bola (Manchester City) dengan klub yang menyadari bahwa bekerja keras adalah kunci kesuksesan ketika bermain (Everton). Hingga taraf tertentu, ia juga mulai merasa bahwa ia direkrut karena etos kerjanya dan kualitas kepemimpinannya, yang keduanya memang sudah terbukti ketika ia membawa City juara pada 2018.

“Saya adalah orang yang sangat fokus pada masa depan, dan meskipun saya telah diberitahu untuk melihat rekaman saya sendiri (ketika bermain), saya tidak begitu tertarik. Sampai sekarang saya belum melihatnya lagi. Saya tidak ingin melihat diri saya terlihat sakit karena tidak bermain dengan maksimal. Saya menghargai setiap penilaian orang terhadap apa yang telah saya lakukan,” tutur Delph.

“Mereka (Manchester City) jelas membuat video saya untuk film dokumenter, itu hanya satu situasi, meskipun saya akui cukup emosional dan cukup vokal. Saya hadir secara vokal di ruang ganti saat berusia 18 tahun di Leeds. Saya cukup vokal di City musim lalu, meskipun saya jarang bermain. Saya hargai semua itu.”

“Saya ingin semua orang, termasuk saya sendiri, untuk bekerja keras mencapai tujuan yang sama. Orang-orang tidak perlu menerima kritik saya secara pribadi, tetapi semua orang dalam sebuah tim harus menginginkan hal yang sama. Saya melihat diri saya sebagai seseorang dengan sedikit pengalaman, tapi sekarang, saya justru bisa memberikan semua hal yang saya pernah alami kepada pemain muda.”

Everton diyakini menginginkan Fabian Delph sebagai gelandang bertahan, meskipun posisinya yang lebih tepat akan tergantung pada apa yang terjadi pada Idrissa Gueye sebelum akhir bursa transfer musim panas ini. Di satu sisi, dua musim lalu, Delph juga sebenarnya kerap memainkan sebagian besar penampilannya di bawah Pep Guardiola sebagai bek kiri “darurat”, dan ia mungkin akan melakukannya lagi jika perlu.

“Saya bukan seorang bek kiri terbaik di dunia, tetapi saya bisa bermain di sana. Saya pikir, saya sudah menunjukkan itu dua musim lalu, dan setiap kali saya diminta untuk melakukan pekerjaan yang sama semacam itu, saya akan memainkannya dengan maksimal. Saya pikir, dua musim lalu di City adalah salah satu hal yang akan saya lihat kembali dengan bangga pada akhir karier saya,” tandas Delph.

“Pada awal musim lalu, saya pikir saya sedang dalam perjalanan keluar dari tim, dan banyak orang menghapus saya dalam benak mereka. Tapi saya tetap profesional, dan bahkan bermain di posisi yang tidak saya kenal. Saya bisa saja tetap di City, tidak ada yang memaksa saya untuk pergi, tetapi saya butuh suasa baru yang tepat untuk melanjutkan karier saya setelah tiga musim yang fantastis di bawah Pep.”

“Saya juga benar-benar menikmati bermain untuk tim nasional Inggris, dan saya sudah mengenal beberapa pemain di Everton melalui pertemuan di tim nasional. Jadi, saya percaya, semakin sering saya bermain semakin banyak pula peluang yang saya miliki untuk dipilih masuk ke timnas Inggris. Pep hanya mengucapkan terima kasih kepada saya setelah melewati semuanya selama tiga tahun. Ya, saya sangat berharap yang terbaik untuk petualangan baru ini.”

 

Sumber: The Guardian