Memahami Kekecewaan Louis van Gaal (3): Pembinaan Pemain Muda

Ada rumor berkembang bahwa Jose Mourinho punya masalah dengan eksekutif Manchester United. Hal ini dilatarbelakangi dengan tidak dipenuhinya kebutuhan transfer Mourinho kala itu. Lantas, mencuat soal penunjukkan Direktur Teknik yang belum pernah ada di Manchester United.

Ketika bicara bahwa semua orang di Manchester United memimpikan prestasi di sepakbola, Louis van Gaal tidak setuju. Ia menjabarkan bagaimana struktur manajemen di United berjalan. Ada divisi pemandu bakat yang di atas struktur tersebut dikepalai oleh tangan kanan Woodward, Matt Judge. Ia memegang gelar master di bidang ekonomi dan keuangan, dengan pengalaman 13 tahun di investasi bank, biaya negosiasi, dan kontrak.

“Struktur ini tidaklah buruk, tapi tangan kanan Woodward harusnya direktur teknik yang punya sudut pandang sepakbola, bukan seseorang dengan peran bankir,” ungkap Van Gaal. “Sayangnya, kita sedang bicara soal klub komersil, bukan klub sepakbola. Aku bicara ke Ferguson soal ini dan di tahun terakhirnya, dia juga punya masalah soal ini.”

Van Gaal begitu memerhatikan divisi pemandu bakat. Pasalnya, Van Gaal memang doyan memberikan jam terbang buat para pemain muda. BBC mencatat, Van Gaal memberi debut pada Clarence Seedorf, Patrick Kluivert, Edwin van der Sar, Carles Puyol, Xavi, Andres Iniesta, Thomas Muller, yang kesemuanya bermain di level sepakbola tertinggi, termasuk Marcus Rashford di Manchester United.

“Aku membaca sesuatu dari Mourinho yang bilang kalau aku melakukan itu karena kebutuhan. Tidak benar. Aku yang menciptakan kebutuhan itu,” tegas Van Gaal.

Van Gaal mengklaim kalau ia kerap menurunkan rata-rata usia pemain di klub. United kala itu punya pemain yang berusia di atas 30 tahun, dan Van Gaal berusaha menurunkannya dengan rata-rata menjadi 23 tahun. Ia sering melakukan seleksi di tim akademi di tiap klub yang ia pimpin. Inilah alasan kenapa banyak pemain muda yang mencatatkan debut bersama Van Gaal.

Meskipun demikian, ia tak setuju kalau Mourinho atau Solskjaer juga merupakan pelatih yang memerhatikan pemain muda. Van Gaal merujuk pada minimnya jumlah menit bermain pemain tersebut.

“Banyak pelatih seperti Mourinho, tak memberi pemain muda kesempatan. Ya, lima menit. Solskjaer, 10 menit. Itu bukan kesempatan. Kesempatan itu memberi mereka pertandingan,” ucap Van Gaal.

“Terlalu banyak pengalaman itu tak bagus. Lalu Anda punya pilot otomatis. Anda selalu membutuhkan imajinasi, dan Anda tak bisa melupakan betapa menginspirasinya para pemain muda. Kalau Anda tak mau memercayai pemain muda, Anda tak cocok untuk menjadi manajer sebuah klub yang punya pendidikan untuk pemain muda.”

Van Gaal juga menjelaskan kalau kepribadian pemain itu sangatlah penting. Ketika memainkan Rashford, Van Gaal merasa kalau pemain muda Inggris tersebut adalah pribadi yang sederhana. Ia pun langsung tahu kalau Rashford akan mencapai level tertinggi. Van Gaal agaknya begitu memerhatikan kepribadian si pemain. Karena meskipun pemain punya kemampuan yang tinggi tapi kalau kepribadiannya tak sesuai, maka pemain tersebut bisadilupakan.

Filosofi, Filosofi, Filosofi Louis van Gaal

Van Gaal selalu bilang soal filosofi. Meski terkadang diucapkan di saat yang tak tepat, tapi agaknya Van Gaal memang serius soal filosofi. Kini, Van Gaal bersama dengan istri, anak, dan cucunya, pindah ke Algarve, di selatan Portugal, alih-alih bertahan di kampung halamannya di Belanda.

“Aku punya filosofi. Aku diyakinkan karenanya dengan memenangi trofi di empat negara. Aku membuktikan kalau filosofi itu bekerja. Tapi warisanku jauh lebih besar dari hasil. Aku juga seorang relations coach, bukan cuma dengan para pemain, tapi dengan semua orang di klub.”

“Aku bangga orang-orang masih menyukaiku. Itulah yang paling penting dalam hidup.”

***

Meskipun punya persaingan dengan manajer lain, tapi Van Gaal amat peduli dengan masalah atau kesulitan yang dihadapi para manajer. Salah satu yang membuatnya senang adalah ketika pengkritik terbesarnya memutuskan jalan yang salah dengan menjadi manajer. Ironisnya, pengkritiknya itu cuma bertahan 31 hari di klub barunya.

“Paul Scholes juga jadi manajer, ya? Fantastis, eh. Fantastis,” tutup Van Gaal.

Sumber: BBC.