Memilih Chelsea adalah Jalan yang Sesat untuk Drinkwater

Danny Drinkwater jelas punya mimpi. Selain menjadi pesepakbola profesional, dia juga berpeluang menjadi pemain top. Bagaimana tidak? Sebagai warga lokal Manchester, di usia sembilan tahun ia sudah bergabung dengan Akademi Manchester United!

Sebagaimana pemain muda pada umumnya, kariernya tak langsung naik ke tim utama. Ia dipinjamkan ke sejumlah klub seperti Huddersfield Town, Cardiff City, Watford, sampai ke Barnsley. Akan tetapi, masa peminjamannya tersebut tak membuat United tertarik untuk mempromosikannya ke tim utama.

Sampai akhirnya Leicester City merekrutnya pada 20 Januari 2012 dengan biaya transfer yang tak diungkapkan. Bersama The Foxes, Drinkwater menemukan performa terbaiknya. Ia pernah terpilih sebagai Championship Player of the Month pada Desember 2013. Puncaknya adalah ketika ia membawa Leicester promosi ke Premier League dengan menjuarai Divisi Championship.

Kisah magis itu tak berhenti sampai di sana. Ia adalah bagian penting dalam keberhasilan Leicester City menjuarai Premier League musim 2015/2016. Keberhasilan itu membuat Drinkwater mendapatkan sorotan dari mana-mana, termasuk masa lalunya sebagai pemain muda Manchester United.

Sampai di Deadline Day musim 2017/2018, Drinkwater direkrut Chelsea dengan kontrak selama lima tahun dan biaya transfer sebesar 35 juta paun, sebuah transfer yang kemudian ia sesali.

Musim yang Kacau

Drinkwater mengakui kalau beberapa tahunnya bersama Chelsea sungguhlah kacau. Namun, ia memutuskan untuk terus berjuang agar kariernya bisa kembali bersinar.

Di lini tengah The Blues, Drinkwater sulit untuk bersaing. Ia bermain di 22 pertandingan di semua kompetisi. Akan tetapi, perubahan manajerial membuat Drinkwater bahkan tak dimainkan sekalipun di liga. Maurizio Sarri lebih memilih memasang pemain pilihannya: Jorginho.

Drinkwater akhirnya dipinjamkan ke Burnley pada musim 2019/2020 dengan durasi setengah musim. Ketika kontraknya berakhir, manajer Burnley, Sean Dyche, memutuskan untuk tak memperpanjang kontrak pemain kelahiran 5 Maret 1990 tersebut, dan dikembalikan ke Chelsea.

Sehari kemudian, Drinkwater langsung dipinjamkan ke Aston Villa. Dean Smith percaya diri kalau Drinkwater bisa menyelesaikan masalahnya di luar lapangan dan menjadi pelapis John McGinn yang cedera. Akan tetapi, Drinkwater justru bikin masalah. Di tempat latihan, ia justru menanduk rekannya sendiri, Jota.

Usai peminjaman dari Aston Villa, Drinkwater tak mendapatkan nomor punggung di Chelsea. Soalnya, nomor punggunnya sudah dipakai Thiago Silva. Ia kemudian dipinjamkan ke kesebelasan Turki, Kasimpasa, lalu ke Reading pada awal musim ini.

Saat bicara kepada Talksport, Drinkwater mengaku tak bisa menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. “Kondisinya kacau,” kata Drinkwater.

“Aku lebih bersemangat tentang ini ketimbang yang aku alami selama beberapa tahun terakhir, terutama bagaimana karierku berjalan.”

“Pertandingan, mendapatkan kembali kenikmatan sepakbola, lalu pergi dari sana. Beberapa telah tergelincir, aku telah membuat kesalahan, aku tidak bermain.”

“Aku berada dalam tahun terakhir dalam kontrakku, jadi ada lebih dari sekadar sepakbola di atasnya. Aku harus tetap beruhubungan dengan manajer, saling percaya dan mempercayai tim. Semoga, mereka mempercayaiku dan kita bisa membangun di atasnya.”

Agaknya, apabila Drinkwater tetap bertahan di Leicester dan tidak pindah ke London, bukan tidak mungkin kariernya akan kembali stabil. Namun, karier seseorang siapa yang tahu?