Mengenang Alessandro Del Piero Sebagai Lambang Kesetiaan Juventus

Mengenang Alessandro Del Piero, maka ingatan setiap fans sepakbola pun akan mengingat Juventus. Sang penyerang memang identik dengan raksasa Italia itu. Ia dikenal sebagai salah satu legenda ikonik klub asal Turin tersebut. Hingga kini, dia merupakan pemilik penampilan terbanyak dan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah I Bianconeri, dengan 705 penampilan dan 290 gol di semua kompetisi.

Menariknya, selama pengabdian bersama Juventus, Del Piero juga sempat bermain di Serie B Italia musim 2006/2007. Saat itu, skuat Hitam-Putih dihukum degradasi akibat skandal pengaturan skor yang menggemparkan Serie A, Calciopoli 2006. Meski berstatus juara dunia usai mengantarkan Italia memenangkan Piala Dunia 2006, dia pun tetap bertahan sebagai bentuk kesetiaannya kepada klub.

Dari Padova

Del Piero bergabung ke Juventus pada musim panas 1993, menjelang ulang tahun ke-19. Dia direkrut dari klub Serie B, Padova yang telah dibelanya sejak remaja. Penyerang muda kelahiran 9 November 1974 itu debut Serie A melawan Foggia pada pekan keempat, 12 September 1993, dan mencetak gol pertama di laga berikutnya kontra Reggiana pada 19 September, setelah kembali masuk dari bench.

Sejak itu, manajer Giovanni Trapattoni bersikeras agar dia main di tim senior, meski proyeksi awalnya untuk tim Primavera di mana mereka menjuarai Torneo di Viareggio dan Kejuaraan U-20 1994. Tapi, Del Piero masih bisa membuat 14 penampilan di semua ajang musim itu, dengan lima gol termasuk hat-trick ke gawang Parma dalam penampilan penuh perdananya di Serie A pada 20 Maret 1994.

Musim berikutnya, Del Piero memulai penampilan reguler untuk La Vecchia Signora, seiring dengan cederanya sang bintang Roberto Baggio. Pelatih baru Marcelo Lippi memasangnya dengan Gianluca Vialli dan Fabrizio Ravanelli di lini depan, menghasilkan 11 gol dalam 50 penampilan di semua ajang hingga memenangkan Scudetto dan Coppa Italia 1994/1995 dalam usia yang belum genap 20 tahun.

Tawaran Manchester United

Setelah meraih tujuh Scudetto dan lima trofi domestik serta menjuarai Liga Champions 1995/1996 dan tiga trofi Eropa lainnya, Del Piero harus menerima kenyataan Juventus turun ke Serie B karena skandal Calciopoli. Selain didegradasi, dua Scudetto terakhir mereka pada 2004/2005 dan 2005/2006 juga dicabut FIGC, hanya beberapa hari sebelum dia memenangkan Piala Dunia 2006 bersama Italia.

Pulang ke Italia sebagai juara dunia, Del Piero menghadapi pilihan berat; pindah ke tim besar lainnya, atau bertahan dan main di kasta rendah. Saat itu, ada tawaran menarik dari Inggris, setelah pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson ingin merekrutnya. “Seorang juara di dalam dan luar lapangan, saya merayunya bahkan setelah kemenangan Italia di Piala Dunia,” aku Ferguson dilansir Sports Brief.

“Pada saat itu, Real Madrid juga mengincarnya, dan mengingat isu-isu seputar Juventus saat itu, saya membayangkan antara kami di United dan Galacticos, akan ada lelang adil untuk mendapatkannya,” kata manajer legendaris itu lagi. Jadi, saya meneleponnya secara langsung, menghindari berbicara dengan Juventus. Alex, saya ingin kamu di United, kataku,” sambung Ferguson soal upayanya saat itu.

Bahkan, pelatih asal Skotlandia itu sampai merayu agar pemain yang akrab disapa Alex itu bersedia pindah ke Inggris. “Kamu akan menjadi bintang di skuad, dan bersama-sama kita akan memenangkan segalanya. Jangan dengarkan Madrid, dan datang ke sini,” kata Ferguson kepada Del Piero saat itu. Tapi akhirnya, dia malah bertahan bersama Juventus di Serie B, setelah menolak tawaran besar itu.

Ksatria Hitam-Putih

Lalu, apa yang dikatakan Del Piero kepada Ferguson pada saat itu?

“Dia tertawa dan menjawab, Pak, Anda tahu bahwa tidak ada yang berubah sejak bertahun-tahun lalu. Juventus sedang menghadapi masa-masa sulit, dan saya harus membantu mereka. Saya tidak bisa menjadi seorang pengecut,” ujar Ferguson menambahkan lagi tentang bagaimana sang pemain idola menjawab tawarannya tersebut.

Pada saat itu pula Del Piero melontarkan sebuah ungkapan yang hingga kini terus jadi slogan terkenal di kalangan Juventini, fans Juventus.

Un cavaliere non lascia mai la sua signora,” ucapnya. “Seorang ksatria tidak pernah meninggalkan wanitanya,” begitulah dalam bahasa Indonesia.

Kalimat itu telah menegaskan pilihan sang kapten untuk tetap Hitam-Putih dalam sejarah tergelap tim Hitam-Putih.

Pada musim 2006/2007 itu, Del Piero bermain untuk Juventus di Serie B, bersama dengan Gianluigi Buffon, Pavel Nedved, David Trezeguet, Mauro Camoranesi, dan bek masa depan Giorgio Chiellini. Sementara, sejumlah bintang lainnya, seperti Fabio Cannavaro, Gianluca Zambrotta, Lilian Thuran, Patrick Viera, Emerson, hingga Zlatan Ibrahimovic memilih pergi meski sebagian besar keluar Serie A.

Sayangnya, di penghujung kariernya, Del Piero malah tak bisa memenuhi impiannya untuk pensiun di Turin. Pada akhir musim 2011/2012, setelah 19 tahun pengabdiannya untuk Juventus hingga usia 37 tahun, manajemen memilih tak lagi memperpanjang kontraknya. Pemain berjuluk Il Pinturicchio itu sempat terkatung-katung tanpa klub selama dua bulan, sebelum akhirnya pindah ke Australia, lalu ke India pada 2014, hingga akhirnya pensiun pada 2015 setelah hampir setahun itu tidak punya klub.

Sumber: Sports Brief, Goal