Mengenang Tendangan Kalajengking Rene Higuita

Aksi tendangan kalajengking Rene Higuita (Foto: The Guardian)

Seorang penjaga gawang diharuskan memiliki kemampuan dasar seperti pandai melakukan penyelamatan, tekel, refleks yang bagus, kemampuan membaca bola dari umpan-umpan silang, hingga yang terbaru bisa menjadi awal dari serangan yang akan dilakukan timnya. Namun, tidak jarang ada penjaga gawang yang dibekali kemampuan yang lain seperti yang dilakukan oleh Rene Higuita seperempat abad yang lalu.

Laga persahabatan antara Inggris melawan Kolombia pada 6 September 1995 sebenarnya berjalan biasa saja. Skor akhir pertandingannya bahkan berakhir 0-0. Namun, pertandingan tersebut akan selalu diingat karena sosok sang penjaga gawang Kolombia yang melakukan aksi akrobatik. Aksi yang kemudian dikenal hingga sekarang.

Momen itu diawali dengan pemain Inggris yang sedang menguasai bola di sisi kanan. Si pemain kemudian memberikan bola tersebut kepada Jamie Redknapp. Mantan penggawa Liverpool tersebut kemudian memberi umpan lambung yang justru mengarah langsung ke Higuita. Alih-alih mengontrol bola, sang kiper eksentrik ini mendadak melakukan tendangan balik dengan posisi tubuh yang masih menghadap ke depan. Scorpion kick kemudian disematkan pada peristiwa tersebut yang melambungkan nama Higuita.

“Ya Tuhan! Pernahkah Anda melihat hal seperti itu dari seorang penjaga gawang?” kata Ian Darke, komentator pertandingan tersebut. Tidak hanya Ian yang terkejut, bahkan Jamie sang penendang sendiri kaget kenapa sang penjaga gawang memilih untuk melakukan hal berani tersebut. Terry Venables, pelatih Inggris saat itu, bahkan menyebut kalau dia tidak mau mengajarkan kipernya melakukan hal gila seperti yang dilakukan Higuita.

“Kami tidak akan mengajarkan kiper saya hal seperti itu. Biarkan Higuita saja yang melakukannya karena hanya dia yang bisa melakukan itu,” ujarnya. Apa yang diucapkan Venables akhirnya diamini oleh sang pelaku sendiri yang menyebut kalau memang tidak banyak orang yang berani melakukan aksi gila itu seperti dirinya.

“Ini adalah hal yang hanya bisa dilakukan oleh satu orang. Saya memiliki repertoar yang sangat besar tapi saya sebenarnya tidak merencanakan untuk melakukan aksi tersebut,” tuturnya.

Publik Inggris sendiri juga terkesima ketika melihat aksi tersebut. Bahkan akun YouTube timnas Inggris memasukkan video aksi Higuita sebagai salah satu arsip bersejarah dalam video mereka. Channel 4 bahkan menempatkan tendangan kalanjengking Higuita ini pada posisi 94 dari 100 momen olahraga terbaik sepanjang masa pada 2002.

Higuita memang dikenal sebagai kiper yang sering melakukan aksi-aksi nyeleneh. Ia lebih suka melakukan hal-hal yang memiliki risiko cukup tinggi. Ia bahkan suka menggiring bola keluar dari kotak penaltinya hingga tengah lapangan. Aksinya ini sempat mendapatkan ganjaran berupa gawangnya yang kebobolan.

Lima tahun sebelum ia melakukan tendangan kalajengking, Kolombia bertemu Kamerun pada babak 16 besar Piala Dunia 1990. Saat itu, pertandingan berlangsung hingga perpanjangan waktu dan Kolombia sedang tertinggal 1-0 melalui gol Roger Milla pada menit 106. Dua menit berselang, pemain Kamerun menyapu bola yang mengarah ke lini belakang Kolombia. Higuita memilih untuk keluar dari kotak penaltinya.

Saat itu, Higuita bisa saja menggiring bola kembali ke kotak penaltinya dan memegang bola dengan tangan. Akan tetapi, ia memiliih untuk memberi umpan ke rekan setimnya saat ia sudah jauh meninggalkan kotak. Higuita tidak siap ketika temannya tersebut memberikan bolanya kembali kepadanya yang sudah ditekan oleh Milla. Bola bisa diambil oleh mantan pemain Pelita Jaya ini dan diteruskan menjadi gol kedua. Pada akhir laga, dia menyebut kalau kesalahannya tersebut besarnya sama seperti sebuah rumah. Selain aksi nyentriknya, Higuita juga dikenal gemar mencetak tiga gol. Sepanjang kariernya, ada 41 gol yang ia buat di kompetisi liga domestik. Mayoritas datang dari situasi bola mati.

Sepanjang kariernya, Higuita memperkuat lebih dari 10 kesebelasan dengan Atletico Nacional sebagai klub yang paling lama ia perkuat. Bersama timnas Kolombia, ia bermain 12 tahun dari 1987. Ia memiliki 68 caps dan mencetak tiga gol. Prestasi tertingginya adalah ketika ia membawa Atletico Nacional menjadi juara Copa Libertadores pada tahun 1989.

Tendangan kalajengking Higuita ini kemudian ditiru oleh banyak pesepakbola lain. Henrikh Mkhitaryan mencetak gol dengan cara yang serupa ketika United mengalahkan Sunderland dengan skor 3-1. Beberapa hari kemudian, giliran Olivier Giroud yang mencetak gol serupa ke gawang Crystal Palace. Gol ini membuatnya mendapat gelar Puskas Award pada tahun 2017.