Gagal mempertahankan posisi mereka di papan atas Ligue 1, OGC Nice kehilangan Lucien Favre yang memilih pindah ke Borussia Dortmund. Bersama Favre, Nice sempat merasakan posisi terbaik di Ligue 1 dengan menempati peringkat tiga klasemen akhir. Nice mengoleksi empat gelar juara Liga Prancis, tapi semua didapat mereka pada era 1950-an sebelum Liga Prancis diikuti 20 peserta pada 1965/1966.
Semenjak Liga Prancis menggunakan nama Ligue 1 pada 2002, posisi terbaik Nice ada di peringkat empat klasemen akhir bersama Claude Puel (2012/2013, 2015/2016). Favre beri standard baru di musim pertamanya menggantikan Puel. Namun gagal dipertahankan, dan mereka kembali menjadi penghuni papan tengah.
Patrick Vieira kemudian dipercaya untuk menggantikan Favre. Diberi kontrak hingga 2021, prioritas utama Vieira adalah mempertahankan penyerang andalan Nice saat itu, Mario Balotelli. Vieira dan Balotelli sudah mengenal satu sama lain sejak bersama-sama membela Inter Milan. Vieira sudah senior sementara Balotelli masih remaja di Kota Milan.
Ketika Roberto Mancini menangani Manchester City, Vieira dan Balotelli sama-sama pindah ke Manchester. Mereka merasakan kesuksesan bersama di Inggris dan Italia. Wajar apabila Vieira disebut bisa mempertahankan Balotelli di Nice.
Suoer Mario adalah alasan utama Puel dan Favre bisa membawa Nice ke papan atas Ligue 1. Nice juga seperti menjadi tempat rehabilitasi untuk pemain-pemain bermasalah. Setelah sebelumnya Hatem Ben Arfa merasakan kesuksesan dengan Nice, Balotelli juga mendapat pengalaman yang sama. Selalu terlibat dalam 15 gol atau lebih dalam dua musim pertama di Nice.
Vieira sadar bahwa Balotelli adalah pemain penting. Oleh karena itulah dirinya menjadikan penyerang keturunan Ghana tersebut sebagai prioritas. “Balotelli masih bagian dari kami. Dirinya memiliki kontrak di sini, kita lihat saja nanti. Tapi jelas dia punya peluang untuk bertahan,” kata Vieira. Saat itu sejatinya Balotelli sudah tidak masuk ke dalam rancangan Vieira, namun mantan kapten Arsenal tetap membuka ruang bagi Super Mario.
Sayangnya, berbagai masalah kemudian muncul. “Balotelli adalah anak yang luar biasa. Ia memiliki talenta. Namun melihat komposisi Nice, tidak ada tempat baginya. Dirinya hanya anak-anak. Ia tak bisa menjadi pemimpin dan dia sendiri yang menginginkan pindah,” aku Vieira. Vieira bukan tidak memberi kesempatan bagi Balotelli. Tapi mantan penyerang AC Milan itu selalu tampil di bawah standard Sang Pelatih.
“Awalnya dia ingin bertahan. Ada keinginan dari dirinya untuk membuktikan diri. Tapi setelah sadar hal itu tidak mudah, ia meminta untuk hengkang. Jadi saya membantu Balotelli untuk pindah,” jelas Vieira.
Masih Seperti Remaja
Foto: Telesport
Balotelli akhirnya dilepas ke Olympique Marseille pada bursa transfer musim dingin 2019. Nice juga tidak meminta bayaran ke pihak Marseille, sekalipun Balotelli telah menyumbang 43 gol dari 76 penampilannya selama di sana. Itu nyatanya adalah keputusan terbaik bagi semua pihak. Balotelli, Vieira, Nice, semuanya melangkah tanpa beban. “Vieira telah ambil keputusan yang benar,” puji mantan rekan satu timnya, Emannuel Petit.
Balotelli pun kembali bersinar di Marseille. Cetak tujuh gol hanya dalam 11 penampilan. “Ia memang membutuhkan motivasi dan tantangan baru. Situasi sekarang sudah mengalami perubahan dan saya harus beradaptasi,” kata Vieira.
Meski selalu menganggap Balotelli sebagai sosok yang baik dan terus membantu pemain kelahiran 12 Agustus 1990 itu untuk memenuhi kebutuhannya, Vieira tetap merasa Super Mario tidak akan mengalami perubahan.
Mario Balotelli akan selamanya menjadi anak-anak di mata Vieira. Tidak akan jadi dewasa apalagi menunjukkan kemampuan memimpin. “Balotelli di 2019 sama saja dengan dirinya saat masih 16 tahun. Dia akan tetap sama sekalipun nanti sudah berusia 45 tahun,” kata Vieira.
Masih Diragukan Marseille
Foto: Eurosport
Balotelli ingin membuktikan dirinya di hadapan Vieira. Marseille juga bangga melihat performa Super Mario. “Saya senang dengan apa yang diperlihatkan Mario. Kami sudah menginginkannya sejak awal musim. Kini semua terbayarkan. Ia juga ingin menjadi bagian penting dalam tim kami. Itu ditunjukkan dengan sikapnya di atas lapangan,” kata Presiden Marseille Jacques-Henri Eyraud.
Meski demikian, Marseille masih ragu untuk memperpanjang kontrak Super Mario. “Akan kita tentukan di akhir musim. Ia mengaku ingin bertahan. Tapi kami juga harus melakukan pertimbangan, perkiraan masa depan. Saat ini kondisinya masih prematur,” lanjut Eyraud.
Masa depan Balotelli masih abu-abu. Tapi yang jelas mulai saat ini Vieira tidak akan ada di sisinya. Ia bisa membuktikan diri bahwa ucapan Vieira yang melihat dirinya sebagai anak-anak salah. Atau justru memperkuat argumen tersebut.
Seharusnya, ia bisa membuktikan diri. Pasalnya pemain Italia yang dijuluki ‘Peterpan’, Antonio Cassano, sekalipun bisa menjadi dewasa. Tidak ada alasan bagi Balotelli selalu bertingkah seperti remaja. Entah itu bersama Marseille ataupun saat membela Brescia di akhir karier profesionalnya. Hanya waktu yang bisa menjawab.