Moise Kean, Rekrutan Baru Everton yang Mencuri Rahasia Ronaldo

Foto: Everton

Everton akhirnya mencapai kata sepakat dengan Juventus untuk mendatangkan Moise Kean ke Goodison Park. The Toffees mesti mengeluarkan 25 juta paun demi menebus pemain berusia 19 tahun tersebut. Kean pun dikontrak dengan durasi lima tahun.

“Saya amat bangga dan terhormat bisa mengenakan jersey Everton. Saya akan memberikan yang terbaik buat tim ini,” kata Kean dikutip dari BBC.

“Saya diyakinkan untuk bergabung karena Everton adalah klub yang melihat ke depan begitu pula saya. Saya tahu betapa besarnya klub ini. Everton punya ambisi besar dan saya akan bekerja amat keras untuk membantu kami memenuhi apa yang ingin kami raih. Saya terbiasa menang dan saya ingin membawa sikap juara itu ke tim ini.”

Sementara itu, manajer Everton, Marco Silva, menyebut bahwa Kean adalah salah satu prioritasnya untuk didatangkan pada bursa transfer musim panas ini. “Moise itu kuat, cepat, dan punya banyak kualitas bagus sebagai penyerang, dan dia baru 19 tahun. Dia punya bakat dan siap untuk bekerja, siap untuk menambah kuat skuat kami dan memberi kami solusi yang berbeda,” tutur Silva.

Menonjol Sejak di Akademi

Kean menghabiskan enam tahun di Akademi Juventus. Sebelum masuk ke tim senior, Kean sudah terlihat bakatnya sejak di akademi. Pada musim 2015/2016 ketika ia masuk ke tim cadangan, Kean mencetak 24 gol dari 25 penampilannya buat Juve. Hal ini membuat Manchester City dan Arsenal tertarik untuk mendatangkannya ke Inggris.

Pada 19 November 2016, ia mencatatkan rekor sebagai pemain termuda Juventus yang mencatatkan debut. Ketika itu usianya 16 tahun, delapan bulan, dan 23 hari. Tiga hari kemudian, rekornya bertambah: menjadi pemain kelahiran 2000 pertama yang catat debut di Liga Champions. Pada musim terakhir 2016/2017, ia pun menjadi pesepakbola pertama yang lahir di abad ke-21, yang mencetak gol di Serie A. Kala itu, satu golnya membuat Juve menang 2-1 atas Bologna.

Musim lalu, Kean kembali ke Turin setelah dipinjamkan ke Verona. Kehadiran Cristiano Ronaldo jelas menghambat tempatnya di tim utama. Akan tetapi, ia tetap memandang kehadiran Ronaldo secara positif. Ia ingin mengambil pelajaran dari juara Eropa 2016 itu.

“Saya belajar dari Cristiano Ronaldo di tempat latihan. Saya mencuri rahasianya. Saya selalu mencoba untuk tetap siap dan berlatih secara reguler, jadi begitulah saya menyiapkan ketika waktunya tiba. Saya tahu bahwa masih banyak rekor yang bisa dipecahkan, dan saya memang berniat memecahkannya.”

Pengaruh Balotelli

Nama Balotelli memang sering menjadi tajuk utama di media Inggris karena perilaku negatifnya. Namun, Balotelli-lah yang menasehati Kean agar tak seperti dirinya.

Kean dan Balotelli sama-sama lahir dari orang tua Afrika. Keduanya juga sama-sama menderita serangan rasial sepanjang karier sepakbolanya, juga kesulitan mendapatkan kewarganegaraan.

Pemerhati Sepakbola Italia, James Horncastle, menceritakan bahwa Kean sering bicara soal interaksinya dengan Balotelli soal pengalamannya. Meski keduanya terpaut 10 tahun, tapi Balotelli meminta Kean untuk tak membuat kesalahan yang sama seperti yang dibuatnya.

“Kehadiran Kean kini dipolitisasi. Di Italia, undang-undang kewarganegaraan pada dasarnya diskriminatif. Kalau Anda dilahirkan dan dibesar oleh orang tua yang bukan orang Italia, Anda harus menunggu sampai usia 18 tahun untuk bisa menjadi warga negara Italia,” kata Horncastle dikutip dari BBC.

Agen Kean, Mino Raiola, juga menganjurkan Kean untuk belajar dari Zlatan Ibrahimovic. Pengaruh Ronaldo di tempat latihan juga berpengaruh besar dalam perkembangan sepakbolanya. Horncastle pun mengatakan kalau Kean menggambarkan Juventus sebagai Universitas Sepakbola, karena banyaknya bakat hebat di sana.

Mantan pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, mengatakan kalau Kean harusnya bertahan di Juventus agar tekniknya tetap tumbuh, berlatih dan bermain dengan para juara, juga berkembang secara mental.

Pemerhati Sepakbola Spanyol, Guillem Balague, mengatakan kalau Kean punya kemampuan untuk masuk ke celah dan biasanya tak memegang bola terlalu banyak. “Dia punya kekuatan dan kecepatan di 15 meter awal. Penyelesaian akhirnya amatlah baik, tapi di ruang sempit, ia tak begitu nyaman dan bisa membuat kesalahan,” tutur Balague.

Sumber: BBC.