Momen Memalukan Afrika Selatan di Kualifikasi Piala Afrika 2012

Buat sebagian orang, aturan ada untuk diabaikan. Dan ini yang dilakukan Afrika Selatan dalam kualifikasi Piala Afrika 2012. Afrika Selatan mereka-reka aturannya sendiri yang tak sejalan dengan aturan kompetisi.

Momen memalukan ini terjadi ketika Afrika Selatan mengikuti babak kualifikasi Piala Afrika 2012 yang babak utamanya diselenggarakan di Gabon dan Guinea Ekuatorial. Sebanyak 46 negara mengikuti babak kualifikasi untuk memperebutkan sisa 14 tiket.

Sebanyak 44 kesebelasan negara tersebut dibagi ke dalam 11 grup yang berisi empat negara. Saat pengundian grup, Afrika Selatan ada di pot 2. Setelah diundi, Afrika Selatan masuk Grup G bersama dengan Niger, Sierra Leone, dan Mesir.

Mesir tentu menjadi pesaing terkuat karena menduduki Pot 1, disusul Sierra Leone di Pot 3 dan Niger di Pot 4. Babak kualifikasi dimulai pada 4 September 2010 dengan format kandang-tandang, sehingga total pertandingan yang dijalani adalah enam. Hanya satu negara yang otomatis lolos dengan dua tiket dari peringkat kedua terbaik.

Grup G yang Mengejutkan

Grup G ternyata tidak semudah diprediksi itu. Mesir tak tampil baik setelah cuma meraih satu poin dari tiga pertandingan awal. Mesir ditahan imbang Sierra Leone lalu kalah dari Niger.

Naik turun performa Mesir juga dialami oleh negara lain di Grup G. Sampai pertandingan kelima, kecuali Mesir, tiga kontestan lain masih punya peluang yang sama untuk lolos.

Tim P W D L M K Poin
Niger 5 3 0 2 6 5 9
Afsel 5 2 2 1 4 2 8
Sierra Leone 5 2 2 1 5 5 8
Mesir 5 0 2 3 2 3 2

 

Tabel di atas menunjukkan peringkat klasemen hingga pertandingan kelima. Niger bisa langsung lolos andai menang dari Mesir. Namun, bila Niger hanya seri atau kalah, maka Afrika Selatan dan Sierra Leone yang harus saling bantai untuk jadi juara grup.

Afrika Selatan Merasa Aman

Pertandingan laga terakhir digelar di waktu yang bersamaan: pada 8 Oktober pukul lima sore. Mesir main di Cairo International Stadium, sementara Afrika Selatan di Mbombela Stadium.

Laga Afrika Selatan vs Sierra Leone berjalan alot. Namun, kabar baik menghampiri kubu Afrika Selatan ketika pada menit ke-71, Mesir di luar dugaan justru sudah unggul 3-0 atas Niger.

Kalau melihat tabel sebelumnya, hasil imbang akan membuat Niger, Afrika Selatan, dan Sierra Leone, memiliki poin yang sama, sembilan. Akan tetapi, Afrika Selatan jelas lebih unggul dalam hal selisih gol. Afrika Selatan akan mendapatkan +2, sementara Sierra 0, dan Niger -2, karena dibantai 0-3 oleh Mesir.

Ini yang membuat Afrika Selatan bermain defensif dan memaksimalkan hasil imbang di laga itu. Usai laga, para pemain bersorak merayakan keberhasilan mereka lolos ke Piala Afrika. Bukan cuma di stadion, tapi keberhasilan ini juga dirayakan di seluruh negeri.

Para pemain berkeliling stadion untuk merayakannya. Presiden SAFA, Kristen Nematandani, juga memberikan komentaranya di layar televisi.

Beda Interpretasi

Sampai akhirnya, pengumuman resmi dari Konfederasi Afrika, CAF, bikin pihak Afrika Selatan geram.

CAF mengumumkan kalau Niger yang lolos. Federasi Sepakbola Afrika Selatan, SAFA, langsung memprotes secara resmi keputusan tersebut.

CAF membela diri karena ada aturan di kualifikasi Piala Afrika ini bahwa tim dengan poin yang sama, maka akan dihitung berdasarkan peringkat kesebelasan tersebut saat saling bertemu, alias head to head.

Namun, cara menghitungnya tidak semudah itu. Kalau secara head-to-head hanya dari Niger,Afrika Selatan unggul karena menang 2-0 tapi kalah 1-2. Masalahnya adalah Sierra Leone juga punya poin yang sama. Ini membuat pertandingan antara Niger, Afrika Selatan, dan Sierra Leone, juga ikut dihitung.

Hasilnya? Afrika Selatan hanya mengumpulkan lima poin, sementara Niger enam poin. Ini terjadi karena Afrika Selatan dua kali imbang melawan Sierra Leone. Di sisi lain, Niger berhasil meraih kemenangan 3-1 atas Sierra Leone di kandang sendiri.

CEO SAFA dalam surat keberatannya menyesalkan mengapa CAF menggunakan aturan head to head. Padahal, biasanya di fase grup dihitung selisih gol, lalu jumlah gol memasukkan. Setelah itu baru dihitung head to head.

Yang menjadi unik adalah kejadian ini menjadi kontroversial karena untuk pertama kalinya ada tiga tim dengan poin yang sama dan menggunakan head to head sebagai penyelesaian akhir bila poin sama.

Pelatih Afrika Selatan, Pitso Mosimane, menyebut kalau dirinya memang sengaja mengincar hasil imbang. Akan tetapi, keteledoran dalam membaca aturan, membuatnya berpikir untuk mengakhiri pekerjaannya itu.

“Sangat sedih buat Afrika Selatan karena negara ini layak ada di Piala Afrika. Aku merasa seperti aku telah gagal. Apakah kamu berpikir aku akan meninggalkan [striker Lehlohonolo] Majoro di bench dan memainkan gelandang kalau aku tahu bahwa kami membutuhkan gol? Itu tak masuk akal,” kata Mosimane.

“Afrika itu hutan, temanku. Format orang-orang Eropa dan Amerika Selatan jauh lebih baik karena segalanya berjalan dengan mulu, tapi sulit untuk bermain di Afrika.”

***

Pada 19 Oktober 2011, SAFA akhirnya menarik tuntutannya tersebut. Nematandani pun meminta maaf kepada seluruh rakyat Afrika Selatan karena kegagalan mereka di Piala Afrika 2012 itu. Nematandani pun mengakui keteledoran pihaknya.

“Kami mengakui kesalahan itu dan kami minta maaf karena mengecewakan bangsa ini. Langkah-langkah yang tepat akan diambil secara internal terhadap orang-orang yang tidak dapat membantu menghindari rasa malu ini. Ini adalah saat yang menyedihkan bagi kita semua.”

Malu ya?