Mourinho dan Mimpi Buruk Bernama Desember

Dipecatnya Jose Mourinho dari Manchester United, ternyata menghadirkan fenomena unik. Secara personal, ia dipecat tiga kali di bulan Desember. Namun, kalau ditambah pria lain dengan nama yang sama, maka ada empat pemecatan di bulan Desember yang melibatkan nama Mourinho.

Desember yang Tak Terduga di Manchester

Dipecatnya Jose Mourinho memang terbilang mengejutkan. Apalagi, sebelumnya hampir tak ada pergerakan atau pernyataan khusus dari manajemen klub untuk memecat pelatih berkebangsaan Portugal ini.

Kalau melihat catatan dalam beberapa pertandingan terakhir, wajar kalau Mourinho dipecat, meskipun sebenarnya tak buruk-buruk amat. Di liga, Manchester United tertahan di peringkat keenam dengan hasil tujuh kali menang dan lima kali kalah dari 17 pertandingan. Sementara itu, di Liga Champions, The Red Devils lolos ke babak 16 besar setelah menempati peringkat kedua di bawah Juventus.

Mourinho pun bukannya tanpa prestasi. Di musim pertamanya, ia memberikan trofi Europa League yang pertama kalinya diraih Manchester United. Beberapa bulan sebelumnya, Mou pun mempersembahkan satu trofi Piala Liga Inggris.

Musim lalu memang tak sesukses musim pertama. Akan tetapi, itu bukan berarti kalau MU berakhir buruk. Di bawah Mourinho, MU duduk diperingkat kedua Premier League dan lolos ke final Piala FA untuk dikandaskan Chelsea.

Ini entah menjadi Desember ke berapa buat Mourinho karena bahkan jauh sebelum ia menjadi pelatih, sudah ada Jose Mourinho lagi yang dipecat di bulan Desember.

Dipecat di Hari Natal

Ia adalah Jose Mario dos Santos Mourinho Felix alias ayah Mourinho. Kala itu usia Mourinho baru sekitar sembilan tahun, sementara ayahnya tengah menangani kesebelasan Rio Ave.

“Dia adalah seorang manajer, hasilnya tak begitu bagus, di kalah dalam sebuah pertandingan pada 22 atau 23 Desember. Di hari Natal, telepon berdering dan dia dipecat di tengah-tengah makan siang kami. Jadi aku tahu naik dan turun di sepakbola. Aku tahu bahwa suatu hari nanti aku akan dipecat,” kata Mourinho dalam sebuah wawancara pada 2004.

Berawal dari Benfica

Benfica sebenarnya merupakan batu loncatan yang tepat buat Mourinho karena momennya pun memang tepat. Kala itu, Benfica memecat Jupp Heynckes pada September 2000. Mou yang berstatus sebagai asisten manajer, diberikan peluang untuk naik jabatan. Ia pun memilih bek Benfica yang baru pensiun, Carlos Mozer sebagai tangan kanannya.

Keputusan Mourinho juga didukung oleh Louis van Gaal. “Ketika aku bicara dengan Van Gaal soal kembali ke Portugal untuk menjadi asisten di Benfica, dia bilang: ‘Jangan pergi. Bilang ke Benfica kalau mereka mau pelatih tim utama, kamu akan pergi; Kalau mereka cuma mau asisten, kamu akan tetap tinggal di sini,” tutur Mourinho.

Di Benfica, Mourinho mengalami dilema ketika mentornya, Sir Bobby Robson, menawarinya pekerjaan sebagai asisten di Newcastle United. Robson bahkan menjanjikan kalau dalam dua tahun, ia akan berhenti dan memberikan jabatan pos pelatih pada Mourinho. Namun, Mou menolak karena tahu Robson tak akan berhenti dari klub yang ia cintai.

Sayangnya, masanya di Benfica tak berlangsung lama. Terpilihnya Presiden Benfica yang baru, Manuel Vilarinho, membuat semua rencana berantakan. Vilarinho ingin mantan pemain mereka, Toni, sebagai pelatih baru.

Untuk mengetes loyalitas Vilarinho, Mourinho pun meminta perpanjangan kontrak. Namun, apa yang ia dapat? Vilarinho menolak dan Mourinho mundur dari jabatannya. Dia meninggalkan klub pada 5 Desember 2000 setelah sembilan pertandingan di liga.

Desember yang Buruk di London

Mourinho mengakhiri kariernya di Inter Milan dan Real Madrid, selalu pada akhir musim. Semuanya diakhiri dengan status “penghentian timbal-balik”.

Namun, ini tidak terjadi ketika ia menangani Chelsea pada periode pertama dan kedua. Di periode pertama, Mou dipecat pada bulan Desember. Sementara itu, pada 17 Desember 2015, Chelsea memecat Mourinho dan menggantinya dengan manajer sementara, Guus Hiddink hingga akhir musim.

Mourinho pun menjadi manajer kedelapan yang dipecat Roman Abramovic sejak 2003. Padahal, ia baru menandatangani kontrak baru berdurasi empat tahun dengan gaji 250 ribu paun perpekan.

Sama seperti yang terjadi di Manchester United saat ini, keputusan memecat Mourinho karena penampilan buruk klub. Kekalahan 1-2 atas Leicester City, merupakan kekalahan yang kesembilan dalam 16 pertandingan liga. Kekalahan itu membuat The Blues hanya berada satu poin di atas zona degradasi.

Dipecatnya Mourinho ini juga sebagai upaya untuk meredakan panasnya ruang ganti. Sebelumnya, Mou berseteru dengan dokter klub yang seperti menaburkan minyak di atas bara yang panas. Kemudian, para pemain pun disebut Mou mengkhianatinya dengan main ogah-ogahan dan tak mau mendengarkannya.

Hingga saat ini, Mou merupakan manajer paling sukses di Chelsea dengan raihan tiga gelar Premier League, satu Piala FA, Tiga Piala Liga Inggris, dan satu Community Shield. Capaian fenomenalnya ia raih bersama Chelsea yang akhirnya juara setelah hampir 50 tahun.