Nicolo Zaniolo (2): Tentang yang Terberat Menjadi Pesepakbola

Beberapa pemain muda kerap jatuh saat memulai kariernya di kompetisi besar, dan tidak sedikit pula yang mulai menyerah ketika mendapat tekanan besar. Namun, Nicolo Zaniolo tidak takut dengan polemik semacam itu. Ia justru lebih memilih menghiraukannya agar ia bisa terus berkembang untuk membawa kariernya ke puncak.

Anda meninggalkan akademi Fiorentina pada usia 16 tahun. Saran apa yang Anda punya untuk para pemain muda lain yang dilepas klubnya secara cuma-cuma?

“Saran paling utama adalah, jangan pernah menyerah. Itu karena, sebagian pemain yang berusia 15 atau 16 tahun sering mencapai titik semacam itu. Mereka harus terus menaikan kualitas yang akan selalu berguna bagi timnya, meskipun terpaksa. Satu tim yang tidak menginginkan keahlian Anda tidak mendeskritkan bahwa tim lain akan melakukan hal yang sama. Pemain muda harus terus menikmati sepakbola. Karena jika tidak menikmatinya, mereka tidak akan memiliki motivasi untuk terus berjuang. Cintai sepakbola apa pun yang terjadi, entah itu di saat yang baik atau buruk.”

Beberapa mantan pemain dan manajer di Italia mengatakan posisi terbaik Anda adalah posisi pemain No. 8, namun Anda bisa bermain di dua posisi lain di tim. Sebenarnya peran apa yang menurut Anda cocok untuk Anda saat di Roma dan di tim nasional?

“Sebagai seorang pemain yang memiliki keterampilan teknis, saya selalu bermain sebagai pemain No. 10, tetapi saya juga suka bermain sebagai pemain No. 8, atau bahkan gelandang bertahan. Untuk saat ini, saya akan bermain di posisi manapun, dan mungkin suatu hari saya akan memastikan posisi saya sedikit lebih dalam. Kecuali, ada seorang manajer baru datang dan melihat saya sepenuhnya sebagai playmaker. Maka saya akan menuruti dia. Intinya, saya akan bermain di mana saja selama saya masih di atas lapangan.”

Menjadi pemain sepakbola profesional adalah pekerjaan hebat yang selalu mempunyai banyak keistimewaan, tetapi menurut Anda, apa bagian terberat dari menjadi seorang pemain sepakbola?

“Perjalanan karier sebagai pemain adalah yang tersulit karena tidak mudah untuk mencapai puncak. Dibutuhkan banyak pengorbanan dan waktu. Anda harus tetap percaya bahkan ketika Anda berpikir itu tidak akan terjadi. Dan kemudian, begitu Anda sampai di puncak ana, bahkan rasanya lebih sulit dari yang Anda bayangkan. Anda harus selalu bekerja lebih keras dan lebih keras lagi setiap hari. Seperti yang Anda katakana barusan, semua itu sepadan dengan apa yang menanti Anda, yaitu keistimewaan. Saya selalu merasa sulit untuk meninggalkan keluarga saya. Saya harus meninggalkan mereka berkali-kali hanya untuk agar saya bisa mengejar karier sepakbola. Saya bepergian sepanjang waktu. Saya tidak bisa melakukan hal-hal yang dilakukan teman-teman yang seusia saya. Tapi, ini semua menjadi lebih mudah jika anda punya dedikasi. Setelah itu, Anda bisa memiliki kehidupan normal dan berada di dekat teman-teman.”

Siapa pemain terbaik yang pernah Anda lawan?

“Untuk penyerang, tentu saja, itu adalah Cristiano Ronaldo. Dia sempurna secara fisik dan sangat sulit untuk ditandai. Lalu, untuk gelandang, itu adalah Luka Modric. Saya terkesan dengan bagaimana dia menggunakan bola dan cara dia bergerak dengannya. Dia kecil tapi sulit untuk melepaskannya. Dia berbelok tajam, bergerak cepat dan mengambil posisi luar biasa. Saya sangat merasa bahwa dia sulit dikendalikan. Dan pemain bertahan, yaitu Raphael Varane. Dia cepat, sangat teknis dan kuat. Dia adalah pemain paling sulit untuk dilewati, dan mungkin hampir tidak mungkin untuk dilewati, terutama saat satu lawan satu.”

Anda bermain dengan Daniele De Rossi sebelum dia meninggalkan Roma. Apa yang telah Anda pelajari dari pemain berpengalaman seperti dia?

“Daniele selalu menjadi pemimpin dan orang yang fantastis, sehingga mudah untuk belajar darinya dan para pemain berpengalaman lainnya. Faktanya, jika Anda tidak bisa melakuan sesuatu, atau ada sesuatu yang salah, dia pasti selalu memperbaiki Anda dengan cepat. Kebanyakan yang saya pelajari darinya adalah kerendahan hati. Dia punya waktu untuk semua orang, termasuk para penggemar, staf, dan para pemain lainnya. Di luar lapangan, dia bersikap dengan baik dan selalu fokus pada Roma. Saya mencoba mengambil itu ke dalam hidup saya agar saya bisa menjadikan Roma sebagai pusat hidup saya.”

Anda telah berbagi ruang ganti dengan dua pemenang Piala Dunia seperti De Rossi dan Steven Nzonzi. Inspirasi apa yang telah mereka berikan kepada Anda dalam hal itu ketika Anda nanti bermain untuk Italia?

“Memenangkan Piala Dunia adalah impian masa kecil saya, seperti halnya bagi pemain mana pun, dan cukup beruntung bagi saya untuk berbagi ruang ganti dengan Daniele dan Steve. Mereka membuat Anda percaya bahwa meraih Piala Dunia itu sangat mungkin. Mereka juga bisa memfokuskan Anda ketika Anda mencoba menjadi pemain yang berambisi besar pada Piala Dunia. Sehingga, orang lain suatu hari nanti akan memandang Anda. Ini adalah dorongan positif saya setiap hari, akan tetapi sekarang saatnya bagi saya untuk menulis cerita saya sendiri. Saya siap menghadapi tantangan baru di depan.”