Pertandingan persahabatan antara Inggris melawan Swedia pada akhir Maret 2004 memasuki menit ke-60. Ketika itu, mereka tertinggal 1-0 melalui gol Zlatan Ibrahimovic. Pelatih Inggris, Sven Goran Eriksson, kemudian membuat perubahan dengan menarik keluar Alan Thompson dan memasukkan Alan Smith.
Perubahan itu nyatanya tidak membuahkan hasil. Inggris tetap kalah 1-0. Bagi Alan Smith, hasil tersebut juga tidak hanya menandakan kekalahan kedua ia bersama tim nasional. Hasil ini juga menjadi akhir dari kiprah Leeds United dalam menyumbangkan pemainnya ke tim nasional.
Setelah Alan Smith, klub yang bermarkas di Elland Road tersebut tidak bisa lagi melihat pemainnya berseragam Tiga Singa. Hal ini sebenarnya cukup wajar mengingat kiprah Leeds saat itu terbilang cukup buruk. Mereka terdegradasi dari Premier League pada 2004. Selain itu, mereka juga merasakan pahitnya bermain di League One. Pemain yang bermain di divisi kedua atau tiga jelas sangat sulit untuk mendapatkan tempat di tim nasional kecuali kalau si pemain ini benar-benar istimewa di kompetisi tersebut.
Butuh 16 tahun bagi Leeds untuk bisa melihat pemain mereka kembali ke tim nasional. Kalvin Phillips dipanggil oleh Gareth Southgate untuk melakoni pertandingan Uefa Nations League melawan Islandia dan Denmark. Kalvin menjadi satu dari empat debutan yang dipanggil ke timnas bersama Dean Henderson, Phil Foden dan Mason Greenwood.
Pemanggilan ini menjadi lompatan besar dalam karier Kalvin. Sebelumnya, ia bahkan tidak pernah mendapatkan panggilan dari timnas Inggris kelompok umur mana pun. Ia bahkan nyaris memilih untuk bermain timnas Jamaika mengingat Kalvin memiliki dara Jamaika melalui ayahnya. Ia bahkan bisa bermain untuk Irlandia mengingat ibunya berasal dari sana.
Pemanggilan Kalvin tidak lepas dari performa apiknya bersama The Whites sepanjang musim 2019/2020. Pria berusia 24 tahun ini bermain 39 pertandingan dan menjadi salah satu pemain yang penampilannya paling menonjol di Championship. Ia juga menjadi bagian penting dari keberhasilan Marcelo Bielsa membawa tim ini kembali promosi setelah menanti cukup lama.
“Tidak pernah dalam sejuta tahun saya berpikir untuk bisa mendapatkan posisi ini. Tapi, saya berada di sini sekarang dan saya tidak bisa hanya berterima kasih kepada Leeds United karena sudah membantu saya sampai di sini,” ujarnya.
“Ini langkah besar. Tapi saya akan mengambilnya dan memberikan semua yang saya bisa. Ini langkah besar bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk keluarga saya. Saya hanya ingin maju dan terus melakukan yang terbaik,” tambah Kalvin pada situs resmi klub.
Kalvin adalah seorang gelandang yang memiliki peran sebagai box to box midfielder. Ia juga bahkan bisa berperan sebagai deep lying midfielder. Inilah yang membuatnya mendapat julukan sebagai ‘Pirlo dari Yorkshire’ mengingat kesamaan gaya main seperti yang dimiliki pelatih Juventus tersebut.
Menurut rekan penulis sekaligus penggemar Leeds United, Teguh R Sutasman, kehadiran Marcelo Bielsa membuat penampilan Kalvin di atas lapangan mulai berubah. Ia menjadi bermain sedikit lebih bertahan dalam skema 3-3-1-3 yang digagas oleh sang manajer. Terkadang, ia bahkan bermain sebagai seorang sweeper untuk meringankan tugas bek tengah. Meski ia sempat terkejut karena bermain sedikit lebih ke belakang, namun Kalvin mampu mengemban tugas tersebut dengan sangat baik.
“Kalvin sangat bagus ketika sedang menguasai bola dan menempatkannya ke tempat lain. Dia juga sangat bagus ketika membantu tim saat bertahan ketika dua fullback kami menyerang. Selain itu, ia juga membantu pertahanan dengan sangat baik ketika kami sedang kalah jumlah,” kata Bielsa.
Kalvin memiliki atribut yang cukup lengkap sebagai seorang gelandang. Selain ia pandai melepaskan umpan, ia juga mampu memutus serangan lawan dengan baik. Tidak hanya itu, ia juga tidak takut untuk melepaskan tekel. Musim lalu, ia membuat rataan 2,6 tekel per laga. Ia juga bahkan bisa membuat rataan umpan kunci 1,8 per laga. Kemampuan menyerang bertahan dan seimbang inilah yang membuat nama Kalvin mulai masuk radar transfer tim-tim Inggris lainnya. Salah satunya adalah Liverpool yang dikabarkan tertarik merekrut Kalvin untuk memperkuat lini tengah mereka.
Untuk dua pertandingan Nations League nanti, Kalvin akan bersaing dengan Harry Winks serta Declan Rice yang juga memiliki gaya main sedikit mirip dengan Kalvin. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan Kalvin akan langsung mencicipi kesempatan bermain sejak awal mengingat Southgate adalah pelatih yang tidak pelit kepada pemain muda. Terlepas apakah nanti Kalvin akan main atau tidak, pemanggilan namanya ke tim nasional sudah menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dalam karier sepakbolanya.