Pedri, dari Kepulauan Canari, Bisa Jadi Andalan Xavi?

Cristiano Ronaldo tidak lahir di Lisbon atau Porto, dua kota besar di Portugal. Ia juga tak lahir di daratan yang sama dengan negara Eropa lain. Ronaldo lahir di Madeira, sebuah pulau di barat daya yang lebih dekat ke Maroko ketimbang Portugal.

Ini juga yang terjadi pada Pedro Gonzalez Lopez. Ia tak lahir di kota-kota besar di Spanyol. Melainkan di Tegueste, sebuah kota di Kepulauan Canary yang berjarak 1700 kilometer dari Madrid.

Sejak kecil, ia bermain bola bersama Tegueste dan tak pernah keluar pulau, termasuk ketika bergabung dengan Las Palmas pada 2018. Akan tetapi, ketika ia naik ke tim senior Las Palmas pada 2019, semua orang langsung mengenal namanya karena bakatnya yang luar biasa. Bukan sebagai Pedro, tetapi “Pedri”.

Meski main di Segunda, tapi pencari bakat Barcelona yakin betul kalau ia akan menjadi sesuatu di masa depan. Ini yang membuat Barca pada 2 September 2019 langsung  mengunci transfernya. Pedri pun secara efektif bergabung setahun kemudian.

Debut Pedri di Barcelona terjadi pada 27 September 2020. Ia masuk menggantikan Philippe Coutinho dalam kemenangan 4-0 atas Villarreal di La Liga. Semenjak hari itu, Pedri seolah tak tergantikan. Di musim pertamanya, ia bermain 37 kali di La Liga, atau hanya absen di satu pertandingan.

Pedri menjadi pemain termuda kedua setelah Bojan Krkic yang mencatatkan 50 penampilan buat Barcelona di usia 18 tahun 164 hari!

Penampilan bagus Pedri membuatnya dipanggil ke timnas Spanyol yang akan berlaga di Euro 2020. Saat diturunkan menghadapi Swedia, ia menjadi pemain termuda yang pernah membela timnas Spanyol di Euro dengan usia 18 tahun, 6 bulan, 18 hari.

Saling Menguntungkan

Di usianya yang masih muda, Pedri ternyata mampu melawan tekanan pada pundaknya. Bayangkan, ia melakukan “Putaran Zidane” dalam debut Liga Championsnya di Turin. Ia juga melepaskan umpan backheel di laga melawan Real Betis.

Banyak yang berasumsi kalau perekrutan Pedri adalah cara Barcelona untuk membina pemain lokal. Kenyataannya, ini dilakukan sebagai upaya menghemat pengeluaran. Bagaimana tidak? Musim lalu, Barca harus mengurangi pengeluaran sampai 190 juta euro!

Sebagian besar pengeluaran ini berasal dari gaji pemain utama. Pedri, yang masih berusia 19 tahun, tentu tak digaji sebesar pemain utama Barca lainnya. Pedri juga menjadi bukti kalau Barca semestinya bertaruh dalam pembinaan pemain muda, ketimbang menghamburkan banyak uang di bursa transfer. Soalnya, opsi terakhir ini relatif gagal dalam beberapa tahun terakhir.

Pedri adalah Fans Barcelona

Meski berjarak 2200 dari Camp Nou, tapi Pedri dan keluarganya dari Tenerife adalah penggemar keras Barcelona. Kakeknya adalah pencetus kelompok suporter Barcelona cabang Tegueste. Bahkan, saking cintanya, konon piring yang digunakan untuk makan malam juga ada cap Barca-nya.

Pedri sempat diundang trial di Real Madrid ketika berusia 15 tahun. Namun, alam tak merestuinya. Pekan trial tersebut berbarengan dengan hujan salju yang sangat lebat di ibu kota Spanyol tersebut. Akibatnya, latihan pun ditunda.

Pedri memang sempat berlatih tapi dengan tim yang lain dengan pelatih yang lain selama beberapa hari. Usai latihan tersebut, Real Madrid bilang kalau mereka akan tetap mengawasi perkembangan pemain setinggi 174 sentimeter tersebut.

Pedri tentu merasa “aman” dengan pernyataan tersebut. Namun, tak berselang lama, ada dua tawaran padanya. Satu dari Deportivo la Coruna, satu lagi Las Palmas. Pedri akhirnya memilih Las Palmas. Selain karena gaya bermain yang cocok dengannya, juga karena faktor geografis. Soalnya, Las Palmas merupakan klub dari Kepulauan Canary. Cuma berjarak 100 kilometer dari rumahnya.

Sebelum musim bergulir, Direktur Sepakbola Las Palmas, Rocco Maiorino, mengontak temannya, Ramon Planes. Mereka bicara soal Pedri.

Ketika itu, Planes belum menjabat sebagai Direktur Sepakbola Barcelona. Ia berada di bawah komando Eric Abidal. Meski demikian, Planes memutuskan ingin bertemu dengan Pedri. Hanya dalam hitungan menit, Planes punya kesimpulan kalau Pedri akan menjadi rekrutan yang bagus.

Baru beberapa bulan di Las Palmas, Pedri justru sudah resmi menjadi pemain Barcelona. Akan tetapi, ia baru bisa berganti kostum ketika musim telah berganti.

Saat kesepakatan dengan Barca sudah terjadi, Pedri adalah pemain utama Las Palmas. Di musim itu, ia menjadi penampil terlama di Las Palmas dengan 2833 menit!

Las Palmas Juga Untung dari Pedri

Pertanyaannya adalah mengapa Las Palmas mau melepas bakat yang bisa dihargai sangat mahal di kemudian hari?

Alasannya karena Las Palmas memiliki masalah finansial. Tawaran lima juta euro buat Pedri jelas tak boleh dilewatkan. Di sisi lain, buat Barcelona, lima juta paun bukan angka yang berat buat dihamburkan. Malah, mereka bisa mengamankan calon pemain yang akan bersinar dan dihargai sangat tinggi.

Selain biaya transfer, ada juga klausul yang menguntungkan buat Las Palmas. Klausul itu adalah menerima 15 persen dari transfer Pedri di kemudian hari. Sebagai informasi, Barcelona punya klausul pelepasan buat Pedri senilai 400 juta euro!

Buat Barca, Pedri menjawab banyak hal. Dia secara alami senang mengejar bola, dan ketika mendapatkannya, ia tak akan dengan mudah melepaskannya. Ada yang bikin Pedri berbeda dengan para pemain “Calon Messi” lainnya. Itu adalah karena dia tak berasal dari akademi klub besar. Ini yang membuatnya punya kualitas “pesepakbola jalanan” yang kurang dimiliki para alumnus La Masia.

Gaya bermainnya spontan. Ia memang bisa mengikuti taktik dari pelatih. Akan tetapi sebagian besar keputusannya di atas lapangan terjadi karena instingnya itu, bukan dari kebiasaan atau instruksi di tempat latihan.

Bagusnya permainan Pedri membuat banyak klub yang menggodanya. Salah satunya, Bayern Munchen. Usai mempermalukan Barca 8-2, Bayern bertanya apakah Pedri akan dipinjamkan. Soalnya dalam kontraknya terdapat klausul di mana Pedri berhak dipinjamkan kalau tak dimainkan di tim utama.

Manajer Barcelona saat itu, Ronald Koeman, sangat terpeson dengan penampilan Pedri. Namun, ia tak bilang itu ke publik. Justru Koeman bilang kalau Pedri akan mendapatkan manfaat andai dipinjamkan. Padahal, secara pribadi Koeman bilang kalau Pedri tak akan ke mana-mana karena ia masuk ke dalam rencana permainannya.

Pedri bisa main di manapun di lini tengah, termasuk di belakang striker ataupun di tepi lapangan. Yang perlu diperhatikan Barcelona saat ini, juga di masa depan, adalah soal kebugaran.

Dua musim yang padat, termasuk bermain buat timnas, membuatnya mudah terekspos cedera. Di musim 2021/2022, Pedri baru dua kali main di La Liga hingga Desember. Cedera membuatnya harus beristirahat hingga tiga bulan.

Tentu menyedihkan bukan punya talenta hebat tapi rentan cedera? Ehem, Dembele.

Sumber: BBC.com