Ketika ditunjuk menjadi pelatih Tim Nasional Finlandia pada 2016 silam, kebingungan mungkin melanda Markku Kanerva.
Perasaan yang dirasakan oleh Kanerva ini mungkin sama juga seperti yang dirasakan oleh Heimir Hallgrimsson, ketika ia ditunjuk menjadi pelatih Timnas Islandia pada 2013 silam. Keterkejutan ini bukan karena mereka tidak memiliki pengalaman.
Jika Hallgrimsson punya pengalaman melatih klub lokal Islandia, Kanerva juga pernah melatih beberapa klub lokal Finlandia, seperti HJK Helsinki (asisten) serta FC Vilkingit.
Tidak hanya itu, Kanerva juga punya pengalaman melatih Timnas U-21 Finlandia, serta menjadi asisten pelatih Finlandia dalam kurun waktu 2011 hingga 2016. Jadi, seharusnya ia tidak tegang ketika naik pangkat menjadi pelatih utama Finlandia.
Meski begitu, ketegangan itu tetaplah ada. Apalagi, sebelum menjadi pelatih, Kanerva hanya seorang guru. Sama seperti Hallgrimsson yang hanya seorang dokter gigi.
Tapi, pengalaman menjadi guru inilah, yang pada akhirnya membuat nama Kanerva menjadi bagian dari sejarah Finlandia. Ia sukses mengantarkan Finlandia lolos ke Piala Eropa 2020.
***
Hallgrimsson, di luar jam kerjanya sebagai pelatih, menjalani profesi sebagai dokter gigi. Dalam sebuah wawancara bersama The Sun, ia menyebut bahwa apa yang ia lakukan ini lebih baik ketimbang pelatih lain yang mungkin main golf ketika tidak melatih.
“Klinik saya masih buka dan saya tetap bekerja ketika tidak melatih. Beberapa pelatih lain mungkin main golf ketika tidak melatih, tapi saya jadi dokter gigi,” ujar Hallgrimsson.
“Realita sebagai pelatih sepak bola kadang kejam, karena kita tidak tahu kapan kita akan dipecat. Oleh karena itu, saya rasa bagus bagi pelatih lain memiliki profesi lain di luar pelatih, seperti saya ini (jadi dokter gigi),” lanjutnya.
Berbeda dengan Hallgrimsson, Kanerva tidak demikian. Ia memang pernah menjadi guru semasa ia masih jadi pemain. Tapi, ia mulai melepas kariernya sebagai guru dan memilih untuk fokus berkarier sebagai pelatih sepak bola.
Walau begitu, nyatanya kemampuannya sebagai guru inilah yang membuatnya mampu menjadi pelatih yang baik. Menurut Tim Sparv, latar belakang Kanerva sebagai guru ini berpengaruh dalam pendekatan yang ia lakukan.
“Dia sangat terbuka dan berani memberi tanggung jawab kepada pemain. Dia juga selalu meminta saran kepada para pemain dan ini sangat sesuai dengan karakter kami semua,” ucap Sparv yang sudah diasuh oleh Kanerva sejak di Timnas U-21.
Alhasil, Kanerva mampu mencetak beberapa prestasi apik sebagai pelatih. Ia mampu mengantarkan Timnas U-21 lolos ke Piala Eropa U-21 2009 silam. Dalam babak Kualifikasi Piala Eropa 2020, Kanerva juga mampu membawa Finlandia tampil ciamik.
Permainan Finlandia sepanjang Kualifikasi Piala Eropa 2020 terbilang sederhana. Berbalut formasi dasar 4-4-2, pertahanan jadi fokus Finlandia. Meski begitu, layaknya guru yang tidak membatasi kreativitas murid, ia tidak membatasi kreativitas pemain FInlandia dalam menyerang.
Alhasil, Teemu Pukki, penyerang Finlandia yang sedang moncer di Inggris bersama Norwich City, didukung sedemikian rupa. Alhasil, sepanjang Kualifikasi Piala Eropa, Pukki sukses membukukan 9 gol, sama dengan torehan Artem Dzyuba dari Rusia.
Bukan cuma itu, permainan sederhana ini juga membuat Finlandia mampu bermain lugas. Hasilnya, menghadapi tim-tim berpengalaman Eropa seperti Bosnia dan Herzegovina, Italia, serta Yunani, Finlandia tetap bisa tampil stabil.
Berkat permainan sederhana ini pula, Kanerva sukses mencatatkan prestasi. Kali ini, ia berhasil membawa Timnas Finlandia lolos ke putaran final Piala Eropa 2020. Ini jadi turnamen besar pertama yang mereka ikuti.
Sontak, kelolosan mereka ini dirayakan dengan meriah. Selepas memenangi laga lawan Liechtenstein, suporter turun membanjiri Telia 5G -areena (Stadion Sonera). Mereka memeluk semua pemain Finlandia yang mereka temui.
Selain nama-nama macam Sparv, Pukki, atau Lukas Hradecky yang harus mendapat pujian, nama Kanerva pun patut diagungkan atas keberhasilannya sebagai sosok yang sukses mengantarkan Finlandia mentas di ajang bergengsi seperti Piala Eropa.
Namun, tahukah Anda apa yang ia lakukan? Ia hanya mengepalkan tangan ke udara sembari tersenyum, di dekat terowongan masuk lapangan. Mirip seperti guru yang tersenyum ketika anak didiknya meraih prestasi di sekolah.
***
Laiknya Hallgrimsson sang dokter gigi yang mampu membawa Islandia tampil di Piala Eropa 2016, Kanerva sang mantan guru juga mampu membawa Finlandia manggung di Piala Eropa 2020.
Di ajang sebesar itu, Finlandia tentu akan bertemu lawan-lawan kuat macam Jerman, Italia, Spanyol, maupun Prancis. Tapi, Finlandia punya kesempatan untuk bicara banyak, seperti halnya Islandia di ajang Piala Eropa 2016.
Dengan latar belakangnya sebagai guru, Kanerva bisa mengeluarkan potensi terbaik yang dimiliki para pemainnya. Namun, di sisi lain, jika kelak anak asuhnya gagal mencapai prestasi di Piala Eropa 2020, ia bisa menjadi guru yang tetap menyemangati.
“Tenang, nak, masih ada esok hari. Berusahalah lebih keras lagi, ya,” mungkin itu yang akan Kanerva katakan.