Pep Guardiola dan Sir Alex Ferguson telah lama dibandingkan sejak manajer berkebangsaan Spanyol itu menjadi terkenal di Barcelona. Selama ini, pelatih legendaris Manchester United tersebut telah dianggap oleh banyak orang sebagai manajer terhebat sepanjang masa, karena kesuksesan dalam mengembalikan The Red Devils ke puncak permainan Inggris dan Eropa selama 27 tahun sebelum pensiun pada 2013.
Sementara Guardiola, bagaimanapun, menjadi manajer papan atas sejak 2008 hingga diterima secara luas sebagai pelatih terhebat pada generasinya. Ahli taktik Catalan itu bergabung ke Manchester City pada 2016, hingga kini sudah tujuh musim. Sepanjang periode itu, dia membawa tim mendominasi kompetisi domestik yang belum pernah terjadi sebelumnya, hanya prestasi Ferguson yang sebanding.
Menyamai Ferguson
Keberhasilan Guardiola di dalam negeri memang sangat mengesankan. Manchester City telah sukses menyapu bersih semua trofi domestik pada musim 2018/2019; dengan empat piala, menjadi satu-satunya tim Inggris yang pernah melakukannya. Saat itu, mereka memenangkan Piala Liga dan Piala FA, disusul juara Premier League, serta dilengkapi trofi Community Shield jelang awal musim baru.
Musim ini, Manchester City sudah memastikan gelar juara Premier League, ketika masih menyisakan dua pertandingan; menyalip Arsenal yang sejak awal musim memimpin klasemen. Kemenangan liga pada musim ini membawa tim Manchester biru mencatatkan rekor sebagai tim pertama yang telah merebut tiga trofi Premier League berturut-turut sejak era Ferguson bersama Manchester United.
Bahkan, Guardiola dan The Citizen pun berhasil merebut treble winners, meniru prestasi legendaris Ferguson bersama Manchester United yang juga telah pernah memenangkannya pada 1998/1999 silam. Hebatnya lagi, mereka menjuarai Piala FA 2022/2023 dengan mengalakan rival sekotanya itu, sebelum menundukkan wakil Italia, Inter Milan untuk memenangkan trofi Liga Champions musim ini.
Kekurangan Guardiola
Selama ini, satu-satunya kekurangan Guardiola dibanding dengan Ferguson selama mengabdi di kota Manchester yang sangat terlihat jelas adalah trofi Eropa bagi Manchester City. Bisa jadi, seperti itulah anggapan kebanyakan orang. Pasalnya, seniornya sudah dua kali mengangkat trofi Liga Champions bersama tim Setan Merah.
“Saya tahu perasaannya dan itu benar, kami harus menang di Eropa untuk dianggap sebagai sesuatu yang berkesan,” kata Guardiola usai memastikan juara Premier League 2002/2023, dilansir Planet Football.
“Tapi selalu itu tidak adil, saya tak punya firasat kalau-kalau kami tak bisa memenangkannya dalam hal itu [dianggap sebagai salah satu tim terbaik], karena Premier League juga masuk akal.”
“Tentu saja sebagai klub, Anda naik ke level lain, itu sudah pasti, tapi kami harus mengakuinya, kami harus menang di Eropa dan Liga Champions untuk dianggap sebagai salah satu tim terbaik seperti Manchester United pimpinan Roy Keane atau Liverpool,” sambung Guardiola memberikan komentar.
“Tapi juga tidak adil untuk mengatakan jika kami tidak memenangkannya, lima kemenangan Premier League dalam enam tahun tak masuk akal. Tentu masuk akal dan tentu penting. Ini seperti sekarang di Premier League dalam enam tahun ke depan, Anda harus menang lima kali. Ini gila,” tambahnya.
Trofi Pembuktian
Pada musim 2020/2001, Manchester City harus bertekuk lutut di hadapan rival sesama klub Inggris, Chelsea dalam final Liga Champions di Porto, Portugal. Ketika itu, The Citizen hanya kalah tipis 0-1, meski menguasai jalannya laga. Kegagalan itu pun menyebabkan mereka batal menyandingkan piala dengan trofi Premier League dan Piala Liga yang telah berhasil mereka menangkan pada musim itu.
Namun kini, Guardiola telah berhasil mengangkat trofi Si Kuping Lebar, trofi pembuktiannya bersama Manchester City; usai partai final di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki pada 11 Juni 2023 lalu. Trofi ini juga menjadi penebusan, sekaligus jawaban dari Guardiola kepada banyak orang bahwa dia memang pantas disejajarkan dengan Ferguson, sebagai sesama pelatih terhebat di kota Manchester.
Berikut perbandingan lemari trofi Guardiola bersama Manchester City selama enam musim dengan Ferguson di Manchester United selama 27 musim, dan rata-rata piala yang dimenangkan per musim.
- Alex Ferguson di Manchester United (1986-2013)
Trofi Lokal
– Premier League: 13 (1992, 1993, 1995, 1996, 1997, 1999, 2000, 2001, 2003, 2007, 2008, 2009, 2011, 2013)
– Piala FA: 5 (1990, 1994, 1996, 1999, 2004)
– Piala Liga: 4 (1992, 2006, 2009, 2010)
– Charity/Community Shields: 10 (1990 shared , 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008, 2010, 2011)
Trofi Eropa dan Dunia
– Liga Champions: 2 (1999, 2008)
– Piala Winners UEFA: 1 (1991)
– Piala Super Eropa: 1 (1991)
– Piala Interkontinental: 1 (1999)
– Piala Dunia Klub FIFA: 1 (2008)
Total: 38 trofi
Trofi per musim: 1,4
- Pep Guardiola di Manchester City
Trofi Lokal
– Premier League: 5 (2018, 2019, 2021, 2022, 2023)
– Piala FA: 1 (2019, 2023)
– Piala Liga: 4 (2018, 2019, 2020, 2021)
– Community Shield: 2 (2018, 2019)
Trofi Eropa dan Dunia
– Liga Champions: 1 (2023)
Total: 12 trofi
Trofi per musim: 2
Sumber: Planetfootball