Perang Dingin di Bawah Mistar Gawang Real Madrid

Real Madrid sudah memutuskan bahwa penjaga gawang asal Kosta Rika, Keylor Navas, akan pergi dari Santiago Bernabeu pada musim panas 2019. Berbagai rumor menyelumuti masa depan Navas. Ada yang mengatakan bahwa Navas akan jadi alat tukar ke Manchester United. Ada juga yang mengatakan bahwa FC Porto akan jadi pelabuhan Navas berikutnya.

Rumor tentang Navas ke Porto diperkuat oleh postingan Sang Istri, Andrea Salas, di sosial media miliknya. Salas mengunggah pemandangan Kota Porto, Portugal dan mengatakan, “Kami akan tetap ada di sini”.

Media asal Portugal, A Bola pun merasa unggahan tersebut sebagai kode masa depan Navas. Mengingat karier Iker Casillas tengah dipertanyakan setelah terkana serangan jantung.

Kontrak Navas di Real Madrid sebenarnya masih tersisa hingga Juni 2020. Namun kubu Los Blancos memasukkan namanya ke dalam daftar pemain yang akan dilego di musim panas 2019. Bersama James Rodriguez dan Gareth Bale.

Perlakuan Real Madrid itu sempat dikritik oleh mantan gelandang Deportivo La Coruna, Celso Borges. Borges sama-sama membela tim nasional Kosta Rika bersama Navas, ia merasa perlakuan Real Madrid tidak mencerminkan performa kompatriotnya di bawah mistar.

“Jujur, sebenarnya dia tak layak mendapat perlakuan seperti ini. Pasalnya penampilannya tidak buruk. Kondisi ini membuat dirinya kehilangan suara. Navas tak pernah lagi berteriak di bawah mistar. Teriakan itu sudah diluapkan dalam hati,” kata Borges.

Zidane vs Lunin

Foto: Sport.es

Bagaimana pun juga, setelah hanya terlibat dalam sembilan partai La Liga 2018/2019, Navas harus pergi. Thibaut Courtois yang diboyong dengan dana 58 juta pauns adalah penjaga gawang nomor satu Los Blancos. Sementara Luca Zidane dan Andriy Lunin akan mengisi posisi Navas sebagai pelapis.

Zidane dan Lunin mungkin hanya akan duduk manis di bangku cadangan. Akan tetapi, mereka dapat perhatian lebih serius dibandingkan rumor penukaran Navas dengan David De Gea. Pasalnya, Marca mengatakan bahwa [Zinedine] Zidane ingin menggunakan jasa anaknya sebagai pelapis Courtois.

Sementara di sisi lain, penampilan Lunin di Leganes menarik banyak perhatian. Padahal dirinya juga jarang berada di bawah mistar Los Pepineros. Hanya bermain empat kali di La Liga, melakukan lima penyelamatan, dan tidak kebobolan di dua pertandingan pertamanya.

Itu lebih baik dibandingkan Luca Zidane yang hanya bermain satu kali sepanjang musim 2018/2019, dan kebobolan dua gol dari kesebelasan zona merah, Huesca. Zidane melakukan satu penyelamatan di pertandingan tersebut. Tapi tentu tidak cukup untuk mengalahkan Lunin.

Kritik dan Pujian

Foto: AS

“Saya merasa [Luca] Zidane belum layak menjadi pelapis Courtois. Saya tidak mengatakan dirinya mustahil menjadi pelapis di masa depan. Tapi untuk saat ini, dirinya belum cukup berpengalaman,” kata Jorge Valdano yang sempat menangani Real Madrid di awal 90-an.

“Biasanya pelapis penjaga gawang hanya akan diturunkan di Copa del Rey. Artinya hanya sedikit kesempatan untuk dirinya menyesuaikan diri dengan irama permainan. Sedangkan dirinya harus selalu siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan,” lanjutnya.

Berbeda dengan Luca yang mendapat kritikan, pujian mengalir untuk Lunin. “Lunin sudah siap untuk menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di La Liga. Menurut saya dia punya masa depan yang cerah. Jika dimaksimalkan, Lunin bisa membela kesebelasan peserta Liga Champions,” kata Pelatih Penjaga Gawang Leganes Joseba Ituarte.

“Fisiknya sangat mendukung, ia punya semua atribut yang dibutuhkan untuk jadi penjaga gawang hebat. Mungkin mirip dengan Petr Cech atau Jan Oblak. Saya sangat senang bisa melatih dia setiap hari. Dia juga senang di sini, tapi keputusan ada di Real Madrid,” lanjut Ituarte.

Pembelaan Zizou dan Sikap Lunin

Melihat pujian yang dilontarkan kepada Lunin, ada anggapan bahwa Zizou menggunakan kekuasaan yang ia miliki untuk anaknya. Anggapan itu tentu ditolak mentah-mentah oleh mantan kapten tim nasional Prancis tersebut. “Semua orang yang mengenal saya tahu bahwa Luca ada di tim ini bukan karena ayahnya. Ia memang layak untuk bermain di sini,” katanya.

Tapi Zidane juga tidak mau keputusannya dipengaruhi oleh tekanan. Sekalipun tekanan itu datang dari petinggi klub. “Saya akan memberi tahu siapa penjaga gawang nomor dua Real Madrid saat musim 2019/2020 tiba. Tentu saya yang akan memutuskan hal itu. Bukan orang lain. Apabila ada yang melakukan intervensi dan menganggu pemilihan pemain, lebih baik saya mundur,” ancam Zidane.

Beruntung bagi Zizou, Lunin tidak terlalu peduli siapa yang akan menjadi pelapis Courtois di bawah mistar. Ia lebih fokus untuk berlatih dan membuktikan diri dibanding mengincar bangku cadangan. “Jika bergabung dengan Real Madrid, wajar jika tidak diberi kesempatan di satu atau dua tahun pertama. Itu membuat saya harus susah payah berlatih,” aku Lunin.

“Saya tidak tahu apakah ada tempat di sana. Tapi saya harus bisa membuktikan potensi yang ada. Oleh karena itulah saya selalu berusaha berlatih dua hingga tiga kali lipat lebih berat dibanding penjaga gawang lainnya,” lanjut pemain Ukraina yang mendarat di Spanyol pada musim panas 2018 tersebut.