Performa Callum Wilson dan Dampaknya untuk Bournemouth

Eddie Howe sempat dilanda rasa gusar yang luar biasa. Di empat partai pembuka secara beruturut-turut, AFC Bournemouth kalah secara beruntun. Mereka pun hingga pekan ke-10 menempati posisi ke-19 klasemen. Beberapa harian di Inggris seperti The Sun dan Sky News, memprediksi karir Howe di Liga Inggris akan tamat dalam hitungan hari. Callum Wilson

Faktanya, semua peruntungan Bournemouth berubah seiring makin baiknya performa striker andalan mereka, Callum Wilson. Setelah absen panjang karena cedera parah di akhir musim lalu, Wilson kini menjelma sebagai pencetak gol terbanyak Bournemouth. Hingga pekan ke-25, Wilson mencetak tujuh gol dan dua asis. Callum Wilson sendiri mengakui banyak faktor yang menyebabkan ia mampu bermain sebaik ini sekarang.

Mundur ke 2015 lalu, permainan Wilson cukup memukau. Setelah sukses membawa Bournemouth promosi ke Premier League, ia sukses menjaringkan 5 gol di 7 pertandingan awal sebelum menghadapi Stoke City. Di pertandingan tersebut Philipp Wollscheid melakukan tackling yang keras dan terlambat, yang membuat cedera parah pertamanya di kaki kirinya.

“Saya ingat, tergeletak cukup lama, mendapatkan perawatan ringan di lapangan. Cemoohan datang dari pendukung tuan rumah. Saya berlari beberapa langkah dan saya tidak sanggup lagi, dan pendukung Stoke tetap mencemooh saya. Sungguh hal yang sangat tidak adil mencemooh pemain yang cedera,” kata Wilson.

Wollscheid sendiri sempat meminta maaf kepada dirinya. Namun, Callum Wilson masih emosi karena cederanya. Ia bahkan nyaris memukul Wollscheid sebelum ditahan rekan-rekannya. Wilson kemudian divonis cedera ACL dan absen hingga 9 bulan.

Callum Wilson kembali pada awal musim 2016/2017. Wilson yang saat itu sedang berlatih untuk pertandingan menghadapi Arsenal, mendengar suara yang aneh pada kaki kanannya. Selang beberapa waktu kemudian Wilson kembali divonis mendapatkan cedera ACL.

“Saya pulang dari rumah sakit dengan penuh amarah. Saya meninju semua bagian mobil. Pulang ke rumah, saya melemparkan kunci dan marah hingga terlelap. Tangisan-tangisan kemudian hadir diiringi penantian akan kesembuhan saya,” ucapnya di The Guardian.

Keadaan semakin memburuk bagi Wilson. Tekanan dari dalam yang ia alami nyaris membuatnya putus asa. Eddie Howe sempat menawarkan libur untuk Wilson untuk mengurangi tekanan yang ia alami. Namun, Wilson menolak.

“Saat itu awal musim akan bergulir. Manajer datang pada saya ‘katakan jika kamu ingin libur’ tapi saya berfikir apabila saya berlibur, semakin lama bagi saya untuk kembali tampil. Saya fokus untuk rehab dan kembali ke lapangan secepat mungkin.”

Kedatangan Defoe dan semakin moncernya Joshua King, membuat Wilson sadar bahwa dirinya bukan lagi pilihan utama di dalam tim. Vonis absen enam bulan kian membuatnya frustrasi. Di sisi lain, hal itu justru membuatnya lebih dewasa dan bisa meredam rasa frustrasinya.

“Saya menjalani hari penuh dengan perjalanan untuk menyembuhkan cedera saya. Saya pergi ke Qatar dan kemudian pergi ke Philadelphia minggu berikutnya. Setiap saat, saya mencoba kembali fit,” kenang Wilson.

Dukungan hadir bukan hanya dari rekan setimnya. Legenda timnas Inggris, Alan Shearer,  berpesan agar Wilson membuktikan bahwa dirinya masih sangat kuat dana layak di tim utama. Motivasi lain hadir dari sang anak. Wilson ingin bahwa sang anak bisa dengan bangga menggunakan jerseynya di depan teman-temannya.

“Ia menyukai Zlatan Ibrahimovic dan Nathan Ake. Suatu hari ia meminta, ‘ayah aku ingin jersey Joshua King.”

Sembilan bulan kemudian, cedera Wilson berangsur pulih. Tapi, ia tetap mendengarkan nasihat Howe untuk tak memaksakan diri.

“Saya kemudian menjalani serangkaian pertandingan dengan tim U-21 dan kembali bermain ke tim utama setelahnya. Di situ saya merasa lebih baik,” ungkapnya.

Wilson kemudian  mencatatkan debutnya menghadapi Middlesbrough di ajang Carabao Cup dan mencetak gol lewat titik putih. Wilson kemudian secara reguler bermain bagi tim utama di Premier League dan sukses membawa Bournemouth bercokol di posisi ke-10 klasemen sementara.

Cedera yang dialaminya juga membuatnya mengubah bentuk permainannya. Wilson dulu merupakan striker yang memiliki kecepatan tinggi dalam menggiring dan mencari bola. Namun, setelah cedera yang dialaminya, ia bertransformasi menjadi sosok striker yang mencari ruang dan tidak terlalu sering membawa bola.

Efektifitasnya terlihat sejauh ini. Golnya ketika menghadapi Arsenal adalah bukti Wilson yang muncul dari belakang menyambar cepat bola umpan dari Ryan Fraser, dan asisnya kepada Jordon Ibe, merupakan ketepatannya dalam mencari posisi dan melihat posisi pemain lain. Atau, ketika membuat Chelsea seperti klub promosi di kandang mereka sendiri, Wilson mencatatkan 1 gol dan 1 asis dalam kemenangan 3-0 dari tim London Biru.

Dari pengalaman, Wilson kini lebih bijak dan mengenal tubuhnya secara baik. Pemain berusia 25 tahun ini bahkan mulai dilirik untuk masuk ke skuat timnas Inggris untuk Piala Dunia 2018.

Kehadiran Willson bisa memberikan dimensi lain dari deretan striker yang dimiliki timnas Inggris. Namun, satu pertanyaan Wilson yang belum terjawab hingga kini: “Saya masih penasaran dengan Zlatan Ibrahimovic. Bagaimana ia bisa melakukan recovery dengan cedera yang sama dengan saya secepat itu? Tapi saya rasa ia memiliki kemampuan khusus untuk itu layaknya pemain bintang.”