Phil Jones, Pemain Hebat yang Menjadi Bahan Lelucon

Media sosial berperan begitu penting bagi pesepakbola. Selain sebagai sarana komunikasi, media sosial juga digunakan untuk menambah keuangan lewat endorse.

Akan tetapi hal ini tidak dimanfaatkan Phil Jones di akun Twitternya. Soalnya, terakhir kali ia nge-twit adalah pada 1 Oktober 2017, atau empat tahun lalu. Isi cuitannya juga tidak signifikan.

Awalnya, Jones me-repost cuitan pemenang Master Chef, Simon Wood, yang isinya sanjungan karena Jones datang ke restorannya untuk makan malam. Cuitan tersebut kemudian dibalas oleh Jones: “Makanannya fantastis. Aku dan istriku akan segera kembali. Terima kasih.”

Sejak saat itu, Jones tak pernah lagi aktif mencuit di Twitter. Padahal, pengikutnya mencapai 2,2 juta akun! Pun halnya dengan di Instagram. Postingan terakhirnya adalah momen ketika Craig David menghadiri pernikahannya yang ia unggah pada 19 Juni 2017 lalu.

Apa alasannya?

Dalam wawancaranya dengan UTD Podcast, Jones blak-blakan kalau ia merasa sangat sulit untuk melihat segala kritikan yang selalu tertuju padanya di media sosial. Ini yang membuatnya memilih untuk menjauh. Sialnya, hal tersebut masih saja tetap mengganggunya.

“Maksudku, aku menyingkir dari media sosial dulu sekali, tapi jadi sulit karena semua temanmu membacanya, keluargamu membacanya, dan mereka mendukungmu. Mereka ingin yang terbaik untukmu,” ucap Jones.

“Mereka tak ingin melihat sahabat, suami, ayahnya dibantai di seluruh surat kabar atau di semua media, jadi itu sulit karena secara mental aku mengalami masa sulit dan juga membaca banyak hal.”

Pemain kelahiran 21 Februari 1992 tersebut menyatakan kalau pesepakbola sebenarnya tak punya suara. Pendapat mereka baru datang ketika pensiun, tapi tak ada seorang pun yang peduli lagi dengan pendapat tersebut.

“Jadi itu sulit, tapi sesuatu yang telah aku pelajari untuk dihadapi, terutama selama masaku di United dan semakin banyak pengalaman yang didapat, semakin tua Anda, semakin baik Anda belajar untuk menghadapi hal semacam itu.”

Jones memberi tahu para pemain muda, bukan cuma di Manchester United, tapi di seluruh dunia, bahwa dunia sepakbola adalah tempat berseteru yang toxic. Mereka harus mampu menanganinya secara mental juga fisik.

Meski demikian, cara yang dilakukan oleh Jones dengan menjauhi media sosial, akan berbeda penanganannya dengan pemain muda saat ini. Ia mengakui kalau dirinya termasuk kuno soal menangani media sosial.

“Aku melihat bagaimana sepakbola telah berkembang selama 10 tahun terakhir, dan cara media sosial telah dibangun dan Twitter, Instagram, Facebook, Snapchat, dan semua media sosial itu, sulit untuk jauh darinya. Sulit untuk tidak terganggu karenanya, tapi seperti yang aku bilang, pemain muda berdatangan, aku pikir sulit bagi mereka untuk tak membacanya.”

“Aku tahu sebagai pemain muda, itu hal pertama yang Anda lakukan, Anda pulang dari pertandingan dan Anda ingin melihat apa yang orang-orang katakan tentangmu dan ketika Anda menghabus semuanya kembali ke realitas, itu tak masalah apa yang mereka katakan, karena mereka bukan yang memilih tim.”

Jones sempat ingin menjawab atau menyerang balik kritikan padanya. Apalagi dia merasa frustrasi setelah selalu menahan diri. Akan tetapi, ia merasa lebih baik dan bijaksana saat ini. Menangani komentar jahat netizen memang sulit, tapi ia belajar untuk menanganinya.

“Untuk sejumlah alasan, mungkin, aku mendapat lebih banyak (kritikan) ketimbang yang lain, tapi aku yakin semua orang akan mengatakan hal yang sama. Namun, orang-orang akan bilang kalau ini adalah bagian sebagai pesepakbola, jadi aku menerima apa adanya.”

Ini yang membuat Jones begitu terkesan ketika Solskjaer memujinya setelah kembali dari cedera. Ia juga diturunkan di pertandingan tertutup United, juga di pertandingan U-23. Menurut Jones, pujian dan dukungan orang penting seperti Solskjaer, amat berarti baginya.

“Aku bicara padanya dan mengatakan rasa terima kasihku untuk kata-katanya, karena itu berarti banyak, benar seperti itu, karena tak ada yang berarti lebih sebagai pesepakbola, ketiak seseorang, manajer, staf, pelatih, pemain, mendukungmu. Untuk merasa benar-benar didukung olehnya adalah perasaan yang baik. Saat ini, aku membutuhkannya. Itu benar-benar baik.”

Wajar sebenarnya kalau Jones merasa begitu tertekan dengan komentar-komentar di media sosial. Orang-orang lupa kalau ia adalah peraih gelar Premier League juga Europa League.

Misalnya, di cuitan terakhir Jones di Twitter yang soal makan malam, akun @ScottEllison91 membalas seperti ini: “Apakah kamu membayar makanan ini dengan gaji yang kau curi dari United?”

Di postingan terakhir Instagram-nya yang berisi ucapan terima kasih kepada Craig David, ada yang berkomentar seperti ini: “Bang lu kmna aja si sombong bener , gua rindu lu stand up eh tapi maguire pecah juga si apalagi lu duet”

Apakah Anda salah satu yang pernah mencelanya juga?

Sumber: Manutd.com