Pindah ke Cina, Mousa Dembele Tak Menyesal

Foto: 90min.com

Januari 2019 lalu, secara mengejutkan Mousa Dembele pindah dari Premier League ke Liga Super Cina. Tujuannya saat itu adalah Beijing Guoan. Namun, karena satu dan lain hal, Dembele akhirnya pindah ke Guangzhou R&F. Biaya transfernya saat itu terbilang murah: 11 juta paun.

Keputusan Dembele pindah ke Cina memang bikin banyak orang terkejut. Apalagi, Spurs juga cukup konsisten di liga, yang musim lalu mereka bahkan mencapai final Liga Champions. Spurs juga mengunci posisi Liga Champions musim ini usai menempati peringkat keempat di atas Arsenal.

Lantas, apa yang membuat Dembele pindah ke Cina?

“Saat aku datang ke sini, mereka semua tertawa. Namun, orang-orang yang mengenalku tahu kalau aku tak pernah menyesali pilihanku. Memalukan buatku, tapi aku tak menyesalinya sedikitpun,” kata Dembele dikutip dari BBC.

“Aku bahagia buat Tottenham karena mereka layak mendapatkannya, dan tak ada orang lain yang bekerja lebih keras ketimbang mereka. Sebagai pemain, mereka punya pemain yang sangat bagus jadi Anda menginginkan mereka untuk sukses,” tutur Dembele.

Liga Super Cina memang menggiurkan, utamanya buat para pemain yang mencapai usia senja. Salah satunya kabar soal Gareth Bale yang akan pindah ke Jiangsu Suning. Fantastisnya, ia dikabarkan akan digaji 1 juga paun per pekan!

Dembele pun paham bahwa uang adalah salah satu faktor yang membuat pesepakbola top Eropa pindah ke Cina. Namun, ia mengatakan kalau motivasinya pindah ke Cina adalah keinginan untuk merasakan perbedaan kultur yang signifikan.

“Uang memang salah satu alasan, itu jelas. Orang-orang yang datang ke sini mendapatkan bayaran yang bagus, tapi itu tergantung. Kalau Anda datang ke sini cuma buat uang dan Anda tak menikmati pengalaman dengan mengunci diri di kamar hotel, maka itu buruk.”

“Kalau Anda mendapatkan bayaran yang bagus dan Anda menikmati budayanya, maka itu adalah pengalaman yang bagus.”

Dembele sendiri memang sudah mengungkapkan pada rekan-rekannya di Spurs kalau di masa depan ia ingin pergi ke negara lain. Berbeda dengan pesepakbola lainnya yang akan kesulitan menghadapi perbedaan budaya, Dembele justru merasa sebaliknya.

“Saat tawaran dari Cina datang, aku amatlah bahagia karena ini adalah tantangan besar dan aku ingin mendapatkan guncangan budaya. Di sini amatlah berbeda, termasuk bagaimana orang-orang bereaksi padamu dalam kehidupan sehari-hari. Ini tergantung pada bagaimana kepribadian Anda.”

“Aku kenal banyak orang yang datang ke sini dan berpikir kalau kehidupan di sini sampah dan membencinya. Namun, kalau Anda berpikiran terbuka, hidup di sini amatlah keren,” kata mantan pemain Fulham ini.

“Sungguh lucu saat berpikir perjalanan pesawat hanya sekitar 12 jam (dari Eropa) tapi ini adalah dunia yang benar-benar berbeda, dan sangat berbeda di lapangan pun. Di Cina, mereka ingin orang-orang membuat sesuatu. Kalau Anda adalah pemain yang stabil yang hanya mengumpan ke sisi lapangan, mereka tak akan membuat perubahan, karena tim di sini hanya bisa memiliki tiga pemain [asing] di lapangan,” kata Dembele.

Di luar hal positifi yang diungkapkan Dembele, ada pula hal negatif. Salah satunya soal bagaimana ia tinggal begitu jauh dari keluarga dan sahabatnya. Ditambah lagi ia tinggal di Guanzhou yang cuacanya panas sepanjang tahun.

“Aku terbiasa tinggal di lingkungan yang dingin sepanjang hidupku. Tapi musim dingin di sini sekitar 22 derajat. Selama enam bulan, suhu di sini lebih dari 30 derajat dan amat lembab.”

Hal ini sempat membuat istri dan kedua anaknya juga terpengaruh. Namun, kedua anaknya yang kini berusia empat dan dua tahun justru menyukai udara panas. Alasannya? Karena mereka bisa sering-sering berenang.

“Buat istriku, awalnya cukup sulit karena dia mencintai London. Bahasa di sini amatlah sulit, tapi kini ia benar-benar menikmatinya. Selalu menjadi negatif untuk jauh dari keluargamu, tapi dia menikmati sisanya,” tutur Dembele.

Sumber: BBC.