Liverpool dipastikan berangkat ke Kiev untuk menghadapi Real Madrid dalam Final Liga Champions 2018. Kepastian lolosnya James Milner dan kolega ke Final setelah mengandaskan AS Roma dengan agregat 7-6.
Para penggemar Liverpool dan Jurgen Klopp tentu saja sangat mensyukuri keberhasilan mereka lolos ke Final. Hasil ini tentu tidak lepas dari racikan Klopp dan peran penting trio Salah-Firmino-Mane. Jangan lupa pula peran Van Dijk yang menjelma sebagai tembok kokoh di lini pertahanan Liverpool sejauh ini.
Selain Klopp tentu saja nama yang sedang mengundang banyak spekulasi mengenai masa depannya sejauh ini, Zeljko Buvac, juga harus mendapatkan apresiasi khusus.
Tangan Kanan Klopp
Zeljko Buvac lahir dan besar di Omarska, Yugoslavia, 56 tahun silam. Kariernya dimulai di Bosnia bersama Radar Ljubija pada 1985. Zeljko Buvac kemudian pindah ke Jerman pada tahun 1991 dan melanjutkan karier sepakbolanya bersama FC Rot-Weiß Erfurt selama semusim sebelum berlabuh bersama Mainz 05. Karier sepakbolanya memang tidak terlalu cermelang. Selama di Jerman ia hanya berkutat di 2.Bundesliga, bahkan tidak pernah berkarir di Bundesliga. Zeljko Buvac menutup karirnya bersama dengan SC Neukirchen.
Setelah pensiun, Buvac kemudian menjadi manajer dari SC Neukirchen dari tahun 1998 hingga 2001. Zeljko Buvac kemudian menerima tawaran untuk menjadi asisten manajer di Mainz 05 yang kala itu telah menunjuk Jurgen Klopp sebagai Manajer.
Penunjukkan Buvac sendiri merupakan permintaan Klopp yang pernah bekerja sama ketika masih aktif bermain. Kala itu target yang diberikan adalah bisa mengangkat performa Mainz 05 yang kala itu berkutat di papan tengah 2.Bundeseliga.
Hasilnya, baru satu musim, Mainz 05 sukses menembus papan atas klasemen dengan menempati peringkat keempat klasemen akhir. Berselang tiga musim, pada musim 2003-2004 Mainz 05 dibawanya promosi ke Bundesliga setelah menempati peringkat ketiga.
Bersama-sama di Dortmund
Dortmund kemudian menawarkan kursi Manajer kepada Klopp setelah musim yang mengecewakan bersama Thomas Doll, yang membawa Dortmund terperosok ke peringkat ke-13 klasemen akhir. Klopp kala itu dianggap memiliki gaya bermain yang cocok untuk Dortmund.
Sempat berembus isu bahwa Buvac kemungkinan bertahan di Mainz 05 dan menjadi manajer tim. Namun Klopp turut serta memborong Buvac ke Signal Iduna Park pada musim 2007/2008.
Duet ini sukses membawa gelar DFB-Supercup di tahun pertama sekaligus menjadi gelar pertama bagi Buvac. Tiga tahun kemudian, Klopp dan Buvac membawa gelar Bundesliga 2 musim berturut-turut yakni pada musim 2010/2011 dan 2011/2012.
Kisah Klopp dan Buvac bersama Dortmund berakhir pada musim 2014/2015 setalah Klopp setuju dengan tawaran Liverpool yang kala itu membutuhkan sosok manajer. Klopp kembali membawa Buvac ke Anfield sebagai asistennya. Banyak yang menggoda Buvac untuk bepisah dengan Klopp dan memberikan jabatan manajer padanya, namun Buvac selalu menolak.
“Kami berdua selalu ingin menjadi Manajer, kami berjanji satu sama lain ‘apabila saya menjadi Manajer utama, kamu harus menjadi asisten saya, begitupun sebaliknya,” ungkap Zeljko Buvac dikutip dari Mirror.
Baca juga: Apakah Jurgen Klopp Sukses Menangani Liverpool?
Gegenpressing dan The Brains
Ketika Klopp mendapatkan pujian selangit mengenai gaya bermain yang dikenal dengan Gegenpressing, Klopp langsung mengarahkan semua pujian yang datang padanya kepada Buvac. Klopp sendiri menjelaskan bahwa Gegenpressing adalah hasil pemikiran dirinya dan Zeljko Buvac.
Julukan The Brains pun diberikan Klopp pada Buvac. Buvac merupakan sosok yang memiliki analisis cukup dalam. Ketika Klopp menyiapkan pasukannya untuk berlaga, peran Buvac adalah menganalisis kelemahan calon lawan yang akan dihadapi.
Setelah pertandingan, Buvac akan memberikan hasil evaluasi performa tim kepada Klopp. Peran Buvac sejauh ini sangat krusial. Di Liverpool sendiri, Buvac merupakan sosok yang selalu diminta masukannya oleh Klopp pertama kali apabila Liverpool mengalami kebuntuan, baik untuk melakukan pergantian pemain atau perubahan taktik. Buvac juga menjadi sosok yang akan menggantikan tugas Klopp apabila sang manajer diusir wasit.
Buvac yang Mulai Menentukan Jalannya Sendiri
Secara mengejutkan sosok berambut panjang ini mengundurkan diri dari kursi asisten manajer Liverpool dengan alasan yang belum diketahui. Buvac mengundurkan diri mulai 30 April lalu.
Kabar mundurnya Buvac pun terbilang cukup mengejutkan. Pasalnya Liverpool sedang dalam performa yang cukup apik dengan menembus Final Liga Champions dan menempati posisi ketiga Premier League sejauh ini.
Spekulasi kemudian hadir. Santer terdengar kabar bahwa Buvac merupakan calon pengganti Arsene Wenger yang memutuskan mengundurkan diri dari Arsenal. Rumor ini berembus cukup kencang. Banyak yang menganggap sosok Buvac adalah sosok yang dicari Arsenal selama ini.
Sejauh ini Liverpool belum memberikan konfirmasi lebih lanjut dan memilih menghargai privasi Buvac dan tidak mencari pengganti Buvac. Liverpool memilih untuk fokus ke Liga Champions dan sisa pertandingan Premier League.
Buvac sendiri masih belum memberikan jawaban akan langkah ke depannya. 17 tahun bekerja sama, tentu adalah waktu yang sangat lama bagi keduanya terutama bagi Klopp yang merasa kehilangan sosok Buvac.
Pun dengan Liverpool. Buvac memang orang nomor dua di Liverpool. Namun Buvac juga berperan besar bagi pencapaian Liverpool sejauh ini. Nuri Sahin yang pernah ditangani oleh Klopp dan Buvac menjelaskan peran Buvac yang sama besarnya dengan Klopp.
“Buvac dan Klopp seperti saudara kembar. Ketika mereka berdua ada di pinggir lapangan, Anda akan melihat bahwa keduanya memiliki pandangan dan cara kerja yang sama,” ungkap Sahin dikutip dari The Sun.