Pada saat Brasil menjuarai Piala Dunia 2002, Alisson Becker yang berusia 10 tahun baru bergabung dengan SC Internasional. Sementara di balik dibantainya Brasil dengan skor 1-7 oleh Jerman pada Piala Dunia 2014, ada perjuangan Becker di kesebelasan tersebut. Di Internasional, Becker sedang meniti saat masyarakat Brasil sudah tidak percaya lagi kepada Julio Cesar menjaga gawang kesebelasan negara tersebut.
Pada saat itu Alisson Becker berjuang untuk mendapatkan status kiper inti SC Internasional. Wajar karena Becker harus berada di bawah bayang-bayang Nelson Dida yang direkrut Internasional dari Gremio. Lagipula Dida bukanlah kiper sembarangan. Mentornya itu merupakan mantan kiper utama Brasil dan ketika Milan berjaya di Italia dan Eropa. Maka Becker harus puas cuma dimainkan 11 laga pada musim keduanya bersama Internasional.
“Alisson adalah penjaga gawang yang hebat. Dia sangat kuat. Dia sangat meningkat akhir-akhir ini. Dia percaya diri dan berani. Saya berharap dia bisa tampil maksimal karena dia adalah teman baik saya. Saya tinggal bersamanya selama dua thaun di Internacional di Porto Alegre. Saya sering mendukungnya,” ujar Dida seperti dikutip dari Fourfourtwo.
Dida pun pensiun pada akhir musim 2014/2015 dan Alisson Becker sudah cukup mendapatkan ilmu dari mentornya itu. Ia pun menjadi kiper utama SC Internasional pada musim selanjutnya dan mengemas 57 pertandingan Internasional dalam seluruh ajang pada musim 2015/2016. Penampilannya itu menarik perhatian AS Roma sehingga pada April 2016, Becker mengklaim sudah menjalani kesepakatan dengan kesebelasan tersebut.
Alisson Becker pun akan bergabung dengan Roma pada bursa transfer musim panas 2016 dengan harga 7 juta euro. Pada akhirnya ia menjalani tes medis pada 17 Mei 2016 sebagai bagian dari kepindahannya ke Roma. Setelah itu, barulah ia fokus dipercaya sebagai kiper utama Brasil dalam kompetisi Copa America Centenario 2016.
Alisson Becker sendiri sudah menjalani debutnya di Brasil ketika menjalani laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Venezuela pada 13 Oktober 2015. Sementara bergabungnya di Roma pun tidak langsung mulus untuk Becker. Lagi-lagi ia harus bersabar menjadi kiper kedua dulu untuk kedua kalinya.
Pada saat itu, Becker berada di bawah bayang-bayang Wojciech Szczesny meskipun statusnya merupakan kiper utama Brasil. “Untuk Szczesny, saya akan mengatakan lagi bahwa itu bukan masalah penting. Dia kuat dan melakukan tugasnya dengan baik. Akan ada persaingan yang adil dengannya,” ujar mantan kiper utama Brasil U-23 tersebut seperti dikutip dari Squawka.
Kesempatan Becker untuk unjuk gigi diberikan ketika pertandingan Liga Champions dan Copa Italia 2016/2017. Beberapa kesempatan dalam satu musim itu pun cukup bagi Becker untuk membuat Roma mempertahankannya dan merelakan Szczesny pergi ke Juventus. Roda transfer itu pun memberikan Becker mendapatkan panggung utama di Roma. Ia menjadi kiper inti Roma di Serie-A maupun Liga Champions.
Becker pun semakin menunjukan ketengan, distribusi bola dari belakang, refleks, dan posisi yang lebih baik ketika diberikan kepercayaan. Becker mampu membuat penyelamatan-penyelamatan hebat dan terkadang ajaib. Hal itulah yang menjadi modal penting Roma menduduki peringkat tiga klasemen akhir Serie-A dan mencapai semifinal Liga Champions musim lalu.
“Sayangnya, kami tidak bisa mencetak gol,” imbuh Diego Simeone ketika bermain imbang 0-0 melawan Roma pada Liga Champions. “Kami harus memuji kiper mereka karena Becker tampil sangat baik. Tembakan-tembakan itu tepat sasaran. Selain dari Saul (Niguez) yang terkena mistar, karena jika tidak dia menggagalkan peluang-peluang koke, dua atau tiga dari Saul. Dia tampil sangat hebat” sambungnya seperti dikutip dari Mediaset Premium.
Diincar Real Madrid
Selama Serie-A 2017/2018, Becker bermain 34 kali dengan 15 pertandingan tanpa kebobolan. Ia sanggup melakukan 2,71 penyelamatan perlaga sehingga mencatatkan 0,44 nirbobol pada setiap pertandingannya. Catatan itu lebih baik daripada Keylor Navas dari Real Madrid selaku kesebelasan yang mengincar Becker.
European Team of the Season: GK – Alisson (Roma) – by @BenMcAleer1 — https://t.co/qxQpLuNXv9 pic.twitter.com/xQKXR7dZ01
— WhoScored.com (@WhoScored) May 22, 2018
Navas tampil sebanyak 25 kali pada La Liga 2017/2018 dan hanya sanggup menjaga gawangnya perawan selama enam pertandingan. Sementara rataan penyelamatan perlaganya yaitu 2,64 perlaga dan tidak kebobolan 0,24 di setiap pertandinganya. Maka dari itu bukan tanpa alasan jika Madrid lebih tertarik menggantikan Navas oleh Becker.
Madrid mencoba menawar kiper 25 tahun itu dengan harga 60 juta euro. Chelsea, Manchester United, Napoli dan Paris Saint-Germain (PSG) juga mengincar Becker. “Becker ada di harga pasar yang tinggi, sekitar 78 juta euro,” cetus James Palotta selaku Presiden Roma seperti dikutip dari Calcio Mercato.
Roma sendiri seperti agak santai menjual Becker karena tidak lagi terganjal batasan Financial Fair Play (FFP). Alhasil, mereka tidak harus menjual pemain-pemain pentingnya pada bursa transfer musim panas ini. Lagipula Becker sendiri sedang fokus menjaga gawang Brasil di Piala Dunia 2018.
Tapi yang jelas bahwa radar incaran yang besar itu membuktikan bahwa Becker semakin melejit sebagai salah satu kiper paling hebat di Eropa. Setelah ia terus berjuang dari status kiper kedua di setiap kesebelasannya. Kini, Becker berhak membuktikan bahwa dirinya layak menjadi yang pertama, baik di Roma, Brasil, maupun dunia.
Sumber lain: AS Roma, Daily Star.