Massimiliano Allegri yang Selalu Membuat Juventus Sempurna di Italia

Pemecatan Massimiliano Allegri di AC Milan terjadi tak lama setelah perebutan kekuasaan. Saat itu terjadi perebutan komando antara Barbara Berlusconi dan Adriano Galliani di kesebelasan tersebut.

Setelah akhirnya dipecat pada Januari 2014, Allegri naik pesawat menuju London. Ia menonton beberapa pertandingan Liga Primer Inggris dan sedikit belajar bahasa di negara sana. Aktivitasnya itu seolah menunjukan bahwa sudah waktunya Allegri memperluas wawasannya. Ia tampak sedang mempersiapkan diri untuk menyambut babak berikutnya di dalam karirnya.

Maka dari itu munculah spekulasi Allegri akan menjadi Manajer Tottenham Hostpur menggantikan Tim Sherwood. Di sisi lain, Allegri juga digadang-gadang bakal menjadi pelatih AS Roma atau Tim Nasional Italia. Tapi dering telepon pria yang pernah melatih Cagliari itu berkata lain.

Ia justru menerima telepon dari Juventus untuk menjadi pelatih kesebelasan tersebut. Sekitar 300 pendukung kesebelasan berjuluk La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) itu pun melakukan protes di Turin pada pertengahan Juli 2014. Waktu itu tidak lama setelah Massimiliano Allegri resmi ditunjuk sebagai pelatih Juventus menggantikan Antonio Conte.

Para pendukung Juventus takut jika Allegri tidak punya cukup kemampuan untuk meneruskan kejayaan era Conte. Sementara Allegri dianggap sebagai perusak Milan pada musim sebelumnya. Andrea Pirlo ia tendang dan Milan terkapar di papan tengah klasemen sementara Serie-A 2013/2014.

Baca juga: Signature Moves, Hiburan, dan Sejarahnya (1)

Massimiliano Allegri Membangun Fondasi di Juventus

Di Juventus, Massimiliano Allegri kembali bertemu dengan Pirlo yang didepaknya ketika masih melatih Milan. Tapi Allergi melakukan penebusan dosa dengan menjadikan Pirlo sebagai regista andalannya di Juventus. Ekspetasi yang rendah terhadap Allegri pun justru membuatnya mendapatkan kesempatan untuk bisa berbicara lebih banyak.

Soal keberadaan Pirlo, Allegri memang beruntung karena ditinggalkan fondasi skuat yang kuat dan kokoh dari Conte. Malahan pelatih berusia 50 tahun itu memiliki skuat kedalaman lebih baik dari musim ke musim. Hal itu yang membuatnya lebih meroket pada kompetisi Liga Champions ketimbang Conte.

Capaian maksimal Allegri adalah membawa Juventus dua kali sampai final Liga Champions pada musim 2014/2015 dan 2016/2017. Pancapaian yang tidak bisa dilakukan Conte ketika masih melatih kesebelasan asal Turin tersebut. Lalu jangan tanyakan prestasi apa Allegri bersama Juventus di dalam negeri.

Massimiliano Allegri mampu mengawinkan empat gelar juara Serie-A dan Coppa Italia secara beruntun.

Kunci-Kunci Kesuksesan Massimiliano Allegri di Juventus

Fleksibilitas taktik adalah kunci permainan yang diterapkan Massimiliano Allegri. Kemampuan itulah yang membuatnya sanggup terus mengembangkan Juventus. Melalui flekbilitas taktik, Allegri bisa tetap mengangkat Juventus di tengah kompleksnya permainan Serie-A. Sekaligus mampu membangun kesebelasannya meskipun banyak kehilangan pemain-pemain pentingnya.

Hampir setiap musimnya, Juventus pun kehilangan pemain pentingnya sejak ditangani Allegri. Mulai dari Arturo Vidal, Paul Pogba, sampai Leonardo Bonucci dalam setiap musim panas tiga tahun terakhir. Tapi sisa pemainnya selalu mengenal variasi taktik yang diterapkan Allegri.  Kesebelasan tersebut siap bermain dengan tiga bek maupun empat bek.

Mulai dari formasi 3-5-2, 4-2-3-1, maupun 4-3-3. Kelebihan Allegri lainnya adalah pemahamannya yang cepat. Ia tidak perlu waktu menghabiskan waktu berjam-jam di depan rekaman pertandingan untuk dipelajarinya. Allegri mungkin cuma butuh waktu 15 menit meneliti lawannya dan kemudian diterapkan kepada para pemainnya secara sederhana.

Maka bukan tanpa alasan bahwa Allegri merupakan salah satu pelatih terbaik di Eropa. Ia adalah pelatih Italia yang sempurna dan mampu menjaga kesebelasannya tetap hidup meskipun sempat pincang karena ditinggalkan pemain bintang.

Baca juga: 22 Fakta Antonio Conte

Siap Mencapai Kesuksesan Jangka Panjang Bersama Juventus

Maka bukan tanpa alasan bahwa kesebelasan besar lainnya mengincar Allegri. Saat ini, Arsenal dan Chelsea dikabarkan paling berminat mengincarnya. Apalagi dikabarkan bahwa pelatih kelahiran Livorno itu kembali belajar bahasa Inggris dalam beberapa waktu terakhir. Lagipula pencapaian Allegri di Italia bisa dibilang sudah selesai.

Gelar Serie-A, Coppa Italia dan Piala Super pun sudah pernah diraihnya bersama Juventus. Hanya saja memang Liga Champions masih belum didapatkan meskipun tinggal selangkah lagi. Mantan pemainnya, Mario Lemina, memperkirakan bahwa Allegri akan sukses jika mencoba melatih kesebelasan Liga Primer Inggris.

“Dia akan memberikan sesuatu yang spesial untuk Liga Primer seperti Pep Guardioala dan Antonio Conte yang melakukannya dengan baik. Karena dia adalah pria Italia, dia akan memberikan beberapa yang spesial karena dia banyak taktik,” kata Lemina yang kini memperkuat Southampton, seperti dikutip dari Standard UK.

Baca juga: Filosofi Pep Guardiola dan Kebebasan Bermain Sepakbola

Tapi Allegri menegaskan kesetiannya bersama Juventus pada beberapa waktu lalu. “Jika mereka tidak memecat saya, saya melihat diri saya bertahan di Juventus untuk tahun berikutnya juga,” tegasnya seperti dikutip dari Independent.

Lagipula Allegri diberikan keleluasaan untuk memperdalam kesebelasannya lagi. Apalagi untuk memenuhi ambisinya mendapatkan gelar Liga Champions bersama Juventus. Dikabarkan bahwa Emre Can, Mattia Caldara dan Leonardo Spinazzola dikabarkan kian dekat bergabung dengan Juventus.  Allegri juga masih mengincar pemain lainnya seperti Alvaro Morata, Anthony Martial dan Matteo Darmian.

Atas visi dan misi Allegri bersama Juventus serta keterbukaan kepada dirinya, kesebelasan itu akan tetap menjadi yang terbaik di Italia. Meskipun rival-rivalnya terus mengalami peningkatan dan membuat Serie-A lebih kompetitif.

Sumber lain: Calcio Mercato.