Ante Rebic, Senjata Rahasia Kroasia, Diincar Klub Besar Eropa

Kejutan besar mewarnai gelaran Piala Dunia 2018. Mulai dari Jerman yang menjadi juru kunci di fase grup, Argentina yang terseok-seok, Brasil yang tidak berdaya menghadapi Belgia, hingga Inggris yang melaju hingga semifinal. Namun Kroasia-lah yang jelas mencuri banyak atensi. Bagaimana tidak? Kroasia bukanlah negara unggulan. Namun mereka melaju ke final dan akan bersua dengan Prancis untuk merebutkan gelar juara.

Pemain Kroasia yang paling mencuri perhatian, jelas Luca Modric dan Ivan Rakitic. Rasanya curang melihat dua motor serangan terbaik seantero Eropa berada dalam satu tim. Belum lagi ada Ivan Perisic dan Mario Mandzukic yang jelas bukan pemain sembarangan. Di lini pertahanan ada Dejan Lovren dan Domagoj Vida sejauh ini cukup baik mengawal pertahanan Vaterini.

Namun tiba-tiba, nama Ante Rebic muncul dalam incaran beberapa klub besar. Bayern Munich dan Manchester United diisukan bersaing memboyong pemain berusia 24 tahun ini. Lalu memang apa hebatnya Ante Rebic hingga membuat dua raksasa Eropa berebut tanda tangannya? Seimpresif itukah permainannya?

Kesulitan di Fiorentina, Andalan di Frankurt

Ante Rebić memulai karier sepakbolanya bersama RNK Split. Namanya langsung mencuri perhatian pada musim 2012/2013 setelah menjaringkan 10 gol hanya dari 29 penampilan. Tottenham Hotspur, Swansea City, dan Fiorentina, bersaing mendapatkan Rebic.

Barulah pada awal musim 2013/2014, Rebic yang berusia 21 tahun memutuskan hijrah ke Fiorentina. Rebic langsung mendapatkan nomor punggung “9” di Fiorentina. Sayangnya bersama Fiorentina, permainannya sulit berkembang. Cedera menjadi faktor utama yang menghambat karier Rebic.

Cedera otot paha sempat membuatnya absen selama 19 pertandingan. Fiorentina akhirnya memutuskan meminjamkan Rebic ke RB Leipzig, guna memperbaiki performanya. Cedera otot kembali menganggu performanya. Bersama RB Leipzig, Rebic hanya bermain di 10 pertandingan.

Kembali ke Fiorentina, pada musim 2015/2016, Rebic kemudian mencatatakan total 6 penampilan bersama La Viola, sebelum dipinjamkan ke Hellas Verona. Mencatatkan 10 penampilan, permainan Rebic tidak membawa pengaruh besar. Hellas Verona kemudian terdegradasi ke Serie B. Rebic pun dikembalikan ke Fiorentina.

Karir Rebic kemudian membaik bersama Eintracht Frankfurt 2016/2017 meski dalam status pinjaman. Kesuksesan ini tidak lepas dari Niko Kovac sebagai manajer. Meski sempat kesulitan beradaptasi, ditambah dengan infeksi virus, performa Rebic kian membaik. Puncaknya adalah musim lalu di mana Rebic sukses mencetak enam gol dari 25 penampilan bersama Eintracht Frankfurt. Performanya membuat Eintracht Frankfurt akhirnya mempermanenkan Rebic di akhir musim.

Konsistensi dan Optimisme Bersama Kroasia

Tentu penampilan Rebic bersama Frankfurt membuatnya dipanggil Tim Nasional Kroasia ke Piala Dunia. Rebic menempati posisi winger kanan dalam formasi 4-3-3 atau 4-2-1-3. Kerap kali posisi tersebut bertukar dengan Ivan Perisic di winger kiri Kroasia. Di bawah asuhan Zlatko Dalic, Rebic menampilkan performa yang luar biasa. Penampilan terbaiknya sejauh ini adalah menghadapi Argentina, di mana sepakan akrobatiknya memanfaatkan blunder Caballero, sukses membuat Kroasia mengalahkan Argentina dengan skor 3-0.

Mantan Manajer Kroasia, Vahid Halilodzic, menjelaskan Rebic memiliki performa yang luar biasa. dan menurutnya bisa menjadi senjata rahasia dari Kroasia. “Tentu saya sangat terkejut dengan penampilan Rebic di turnamen ini. Dia cepat, kuat, memiliki kemampuan individu yang luar biasa, dan sportif. Semua kualitas yang dibutuhkan striker,” kata Halilhodzic di BBC.

Memang kecepatan Rebic menjadi senjata bagi Kroasia, menghadapi Denmark, Rebic  berlari hingga kecepatan 33,89 km/jam. Bisa dibilang performa Rebic sedikit mengerdilkan perofrma Perisic yang sejatinya tidak kalah apik.

Tentu saja kerja samanya dengan Perisic menguntungkan secara permainan bagi Kroasia. Lawan tidak hanya harus berfokus dengan duet Modric-Rakitic di tengah, tapi juga harus mengantisipasi kecepatan dua winger Kroasia.

Pertandingan menghadapi Inggris menjadi bukti di mana kecepatan Perisic dan Rebic sukses membuat Ashley Young dan Kieran Trippier tidak seagresif di pertandingan menghadapi Swedia dan Kolombia. Young dan Trippier lebih sering menjaga kedalaman, terutama di babak kedua. Gol pertama dari Perisic juga menjadi bukti betapa para pemain Inggris kalang kabut dengan kecepatan Rebic dan Perisic.

Dengan performa yang baik sejauh ini, andai Rebic berhasil membawa Kroasia menjadi juara dunia, tentu prestasi tersendiri bagi Rebic. Apalagi di usia yang masih 24 tahun, masih ada waktu bagi Rebic berkembang lebih baik.

Melihat performanya dalam dua musim terakhir, klub manapun yang mendapatkan Rebic musim depan jelas beruntung. Usia yang masih muda, fisik yang prima ditambah Rebic yang merupakan winger modern tentu merupakan pemain impian setiap klub. Ke mana Rebic akan berlabuh selanjutnya?