Bojan Krkic: Penerus Messi yang Kini Main di Stoke City

Lionel Messi adalah salah satu pesepakbola terhebat yang pernah ada. Menjadi wajar kalau Messi kerap dijadikan tolak ukur untuk menilai pesepakbola. Hal ini pula yang pernah terjadi pada seorang Bojan Krkic yang digadang-gadang sebagai penerus Lionel Messi. Lantas ada di mana Bojan sekarang?

Bojan saat ini bermain untuk Stoke City di Divisi Championship alias kompetisi tingkat kedua di Inggris. Di usianya yang menginjak 28 tahun, belum terlihat kalau ia akan menyamai, atau setidaknya mendekati prestasi dan kemampuan seorang Lionel Messi. Ini wajar mengingat yang namanya bakat tak bisa dipaksakan, dan tak ada seseorang yang mau disama-samakan.

Barcelona kala itu tengah menjadi sorotan. Di bawah Frank Rijkaard, Barcelona mulai menemukan kejayaan. Apalagi di dalam tim terdapat seorang Lionel Messi yang dikenal sebagai pemain yang cepat dan terkenal karena liukannya. Tak perlu waktu lama bagi El Barca untuk menemukan penerus Messi yang hadir dalam diri Bojan. Bahkan, si pemain sudah mencetak gol di Liga Champions pada usia 17 tahun!

Namun, sang wonderkid kesulitan untuk menyamai kecepatan perkembangan Messi. Belum lagi, ekspektasi yang kelewat tinggi membuatnya bermain tak maksimal. Tekanan secara psikologis hampir sulit untuk dihilangkan. Kini, bermain di divisi kedua Inggris, justru membuat Bojan tenang dan bahagia.

Salah satu hal yang membuat Bojan dianggap sebagai penerus messi adalah capaian 850 golnya untuk tim muda Barcelona. Ia adalah penerus paling sahih, apalagi dia juga alumnus La Masia.  Namun, karier Bojan di Catalunya justru tak lama. Ia pindah di usia 20 tahun setelah tak mendapatkan tempat di tim utama, meski bermain dalam 163 pertandingan.

Setelah keluar dari Catalunya, Bojan merantau mulai dari AS Roma, AC Milan, Ajax Amsterdam, dan berakhir di Stoke City. Ia pun pernah mengalami masa-masa peminjaman di Mainz juga Alaves.

Dihargai di Inggris

Bojan bergabung dengan Stoke City pada 22 Juli 2014. Meskipun ia menghabiskan 18 bulan di masa peminjaman, tapi Bojan mengakui kalau masa-masanya di Inggris, merupakan masa paling membanggakan dalam kariernya.

“Di sini, di Inggris, adalah tempat di mana aku lebih merasa dihargai di luar lapangan. Aku amat bangga atas karierku di sini ketimbang di Spanyol. Terdapat perbedaan mentalitas. Di sini, orang-orang menghargai Anda,” kata Bojan kepada BBC Sport.

“Aku merasa kalau ini adalah tempat yang bagus. Aku bermain di semifinal Liga Champions, aku bermain untuk kesebelasan besar, kini aku di Divisi Championship. Secara emosional ini sulit, tapi aku menikmatinya,” jelas pemain kelahiran 28 Agustus 1990 ini.

Menurut Bojan, di Spanyol dan Italia, ada mentalitas yang berbeda dari para pendukung. Ketika menang, ia akan dianggap sebagai pemain terbaik, sementara ketika kalah, ia akan dicemooh. Di Italia, ada kesamaan antara seseorang mencetak gol dan bermain buruk. Persamaan tersebut, adalah ia tak bisa keluar ke jalanan. Soalnya akan ada banyak orang di sana. Ketika mencetak gol, orang-orang itu akan sangat antusias, sementara ketika bermain buruk, orang-orang itu akan marah dan menggila.

“Ketika aku di Roma, kami kalah dalam satu pertandingan dan para penggemar menunggu kami di tempat latihan. Petandingan selanjutnya menghadapi Lazio, yang merupakan game of the year. Mereka bilang, ‘hari ini Anda bisa kalah, tapi pertandingan selanjutnya tak ada alasan untuk tak menang’. Namun sayangnya itu tak dikatakan dengan baik-baik,”

Menurut Bojan, sejumlah pemain tak begitu peduli pada tekanan. Namun, ada sejumlah pemain yang juga lebih sensitif. Di Inggris, Bojan tak merasakan tekanan macam ini sehingga ia bisa lebih menikmati permainan.

Tekanan menjadi The New Messi

Meskipun ayahnya merupakan warga Serbia, tapi Bojan lahir dan dibesarkan di Catalonia. Ia pun menjadi penggemar Barcelona bahkan sebelum saat bergabung dengan akademi pada usia sembilan tahun. Kemampuan mencetak golnya yang luar biasa, membuat Bojan kerap disamakan dengan Messi yang tiga tahun lebih tua darinya.

Ketika dibandingkan dengan Messi, awalnya Bojan merasa itu merupakan hal yang biasa. Apalagi, di musim pertamanya, ia mencetak 10 gol di La Liga sehingga orang-orang menjulukinya dengna “Messi Baru”.

“Anda tak bisa melakukan apa-apa soal ini. Pada akhirnya, aku tahu kualitasku, dan aku tahu kalau aku bukanlah Messi. Aku Bojan. Kalau orang-orang bilang ‘anak ini bukanlah Messi yang baru’, ya, aku memang bukan Messi yang baru,” tegas Bojan.

Julukan Messi baru ini masih melekat bahkan sampai ketika ia hijrah ke Serie A. Menurut Bojan, disamakan dengan Messi bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, pemain Argentina tersebut terus mencetak gol, sementara ia tak selalu melakukan itu.

Keputusan Bojan untuk pindah dari Barcelona pun agaknya memang wajar mengingat skuat Barcelona dipenuhi para pemain hebat.

“Anda tak tahu kalau di luar Barcelona hadir sebuah dunia yang benar-benar indah. Saat Anda membuka dan melihat banyak hal yang menunggu Anda, awalnya Anda takut. Kostum yang berbeda, penggemar, budaya, dan mentalitas. Namun, saat Anda membuat keputusan ini, langkah pertama, maka Anda akan amat bangga.

Satu hal yang membuat nama Bojan tak begitu terdengar dalam masa perjalanannya adalah karena kesulitannya beradaptasi, utamanya soal bahasa. Apalagi bahasa Inggrisnya masih belum bagus. ia pun tinggal sendiri dan tak punya teman dekat.

Kini, Bojan bangga berkostum Stoke City meski bermain di divisi dua. Soalnya, ada satu pemikiran yang selalu ada di otaknya. Ia tak boleh menunjukkan kalau dirinya lemah, atau dunia akan menelannya.

“Saat di ruang ganti, Anda harus menunjukkan kalau Anda kuat. Kalau Anda terlihat lemah, semua orang akan memakanmu. Ada 25 pemain di sana dan cuma 11 yang bermain. Anda harus menunjukkan kalau Anda kuat dan bisa melakukan semuanya,” jelas Bojan.

Falsafah ini pula yang agaknya masih dipegang Bojan hingga saat ini. Ia menunjukkan bahwa meski tak lagi bermain di kesebelasan top, tapi saat ia merasa nyaman, itu adalah segalanya. Kalau sudah begini, siapa yang peduli soal Messi?