Brwa Nouri, Transformasi Remaja Penuh Skandal Hingga Berlabuh di Bali United

Bwra Nouri lamnär ÖFK för Indonesiska Bali United”.

Padahal baru musim lalu Liga 1 Indonesia mendapatkan perhatian media luar negeri karena kedatangan Michael Essien. Tapi hal tersebut seperti sudah lama berlalu. Kini, media Swedia ramai menulis tentang Liga 1. Semua karena pergerakkan transfer Bali United yang mendatangkan gelandang asal Irak, Brwa Nouri.

“Bwra Nouri tinggalkan ÖFK untuk klub Indonesia, Bali United,” tertulis di berbagai situs dan sosial media Swedia.

Nicklas Akerstrom dari Östersund Posten bahkan menulis Nouri sebagai simbol yang hilang. Menurutnya, Nouri bukan hanya meninggalkan lubang di tubuh klub dengan pergi ke Bali United. Salam perpisahan dari pendukungnya bisa ditemukan di media sosial. Baik itu dengan Bahasa Swedia, Kurdi, ataupun Arab.

Brwa Nouri benar-benar terlihat seperti pembelian cemerlang dari Bali United. Menurut Tribun Bali, Serdadu Tridatu mengeluarkan dana sampai 13 miliar Rupiah untuk Nouri. Pimpinan Östersund, Daniel Kindberg, juga mengaku bahwa tawaran yang diberikan Bali United tidak bisa mereka tolak. “Mereka memberi tawaran yang mustahil ditolak,” tutur Kindberg ke Fotbollskanalen.

Nouri datang setelah Pelatih Widodo Cahyono Putro meminta pemain Asia baru untuk menggantikan Ahn Byung Keon. CEO Bali United Yabes Tanuri mengakui proses tim pelatih memilih Nouri tidak lebih dari rekaman permainan gelandang 31 tahun tersebut. Tapi jelas dia bukan kucing dalam karung.

Gelandang tim nasional Irak tersebut dikenal sebagai pemain yang tenang di lapangan dan bijak dalam ruang ganti. Dirinya sangat senang dengan permainan menyerang dan menghibur Östersund. Dia bahkan mengaku tidak keberatan kalah di final Piala Swedia asalkan timnya bermain dengan filosofi yang mereka punya.

Nouri memiliki umpan-umpan terobosan terukur dan handal untuk jadi eksekutor bola mati. Dirinya juga kerap menciptakan gol penting untuk Östersund. Gracenote data bahkan menyebut kehadiran Nouri bisa memberi 0.5 poin lebih banyak untuk klub asal Jamtland tersebut.

Sejak 2016, Östersund meraih 138 poin dari 82 laga yang dimainkan Nouri. Sementara saat Nouri absen, mereka hanya mencatatkan delapan poin dari tujuh pertandingan.

Nouri kini meninggalkan Östersund sebagai ikon. Empat tahun bersama klub, membawa mereka promosi dari divisi dua, memberikan gelar juara Piala Swedia, dan main di Liga Europa. Terlibat dalam 39 gol dari 154 penampilan. Namun perjalanan karir Brwa Nouri sebenarnya jauh dari kata mulus, apalagi indah.

Kasus Kekerasan Seksual

Brwa Nouri memulai karirnya di AIK, salah satu klub terpopuler di Swedia. Namun, dia tidak lama bertahan di sana. Padahal AIK dikenal memiliki akademi yang produktif untuk tim nasional Swedia. Mulai dari mantan bek Celtic, Johan Mjallby hingga Alexander Isak yang kini bermain di Borussia Dortmund.

Entah ini berkaitan atau tidak, namun Nouri baru resmi sebagai pemain Irak saat sudah berusia 29 tahun. Sebelumnya, ia membela tim nasional Swedia di kategori U-17 serta U-19. Setelah gagal menembus tim utama AIK, Nouri tak pernah lagi dipandang Swedia.

Akan tetapi, hidupnya mulai membaik setelah hengkang dari AIK. Berbicara di Lundhs Podcast, Nouri menceritakan bagaimana AIK memiliki tradisi buruk semasa ia berada di sana. Menurut Fotbollskanalen, Nouri merupakan salah satu dari empat pemain muda AIK yang diduga melakukan kekerasan seksual kepada junior mereka.

Nouri tidak mendukung tradisi itu. Tapi lagi-lagi, itu adalah tradisi. “Saat saya berbicara ke pelatih, dia hanya berkata: ‘memang sudah begitu caranya’,” ungkap Nouri. “Hal itu adalah sesuatu yang sangat buruk. Tapi yang lebih buruk lagi adalah bagaimana klub ketika itu menganggapnya seperti hal normal,” lanjutnya.

“Semua dilakukan atas nama tradisi dan saya masih berusia 15 tahun saat itu,” katanya. Skandal menjadi perhatian nasional pada 2002. Nouri tidak dilepas oleh klub, tetapi ada denda dan sesi konseling yang harus dibayarnya. Dia bahkan sempat absen dari sepakbola karena kasus tersebut.

Tempramental dan Narkoba

Hal yang membuat dia akhirnya terbuang dari AIK adalah narkoba. Saat masih berusia 19 tahun, Nouri terlibat dalam perdagangan Narkoba. “Saya jatuh ke dalam kegelapan. Benar-benar tenggelam, dalam, hingga ke paling dasar. Saya melarikan diri dan sakit karenanya,” aku Nouri ke KIT.

“Saya adalah orang yang aneh, brutal, dan tempramental. Saya tidak tahu saya sudah kecanduan. Orang-orang sekitar juga tidak bisa melihatnya. Semua sederhana, apabila Anda pergi malam atau pulang terlalu pagi, hanya harus lebih semangat dibanding yang lainnya,” lanjut Nouri.

Beruntung bagi Nouri, Dalkurd FF masih bersedia menampungnya. Dalkurd adalah klub Swedia yang didirikan komunitas Kurdi dan Nouri juga memiliki keturunan etnis tersebut. “Mereka ingin membantu saya. Bersama Dalkurd, saya bisa kembali bermain sepak bola dan fokus membangun diri. Saya benar-benar merasa memiliki keluarga bersama-sama mereka.”

Kini Nouri sudah lepas dari obat-obatan terlarang. Sialnya, sisi tempramental pemain satu ini masih terlihat. Tahun lalu Nouri sempat dilarang untuk naik pesawat setelah dianggap tidak menghargai bahkan menentang instruksi awak kabin. Nouri mengatakan semua berawal dari kesalahpahaman dan dia sudah meminta maaf kepada publik.

Masa lalu suram Nouri disebut jadi salah satu alasan suporter Djurgarden menolak jasanya. Tapi, masa lalu biarlah berlalu. Kini, Nouri adalah gelandang yang penuh konsentrasi serta dicintai oleh suporter Östersund.

Untung Ditolak Suporter

Sejak bergabung dengan Östersund, karir Nouri mulai menanjak. Dia bahkan sempat diincar oleh rival AIK, Djurgarden IF pada 2016. Ketika itu kontrak Nouri hampir habis dan Djurgarden inginkan jasanya. Namun, pihak suporter klub menolak kehadiran Nouri.

“Nouri tidak akan bermain satu menit-pun di DIF,” tertulis di spanduk suporter Djurgarden. Padahal Djurgarden dan Östersund telah sepakat. Nouri juga sudah ditunggu kontrak tiga tahun. Akan tetapi karena sikap suporter mereka, memaksa Djurgarden mundur. Nouri kemudian memilih bertahan dua tahun lagi di Östersund. Jika dua tahun lalu Nouri hengkang, mungkin dia tak akan mendarat di Bali.

Keputusannya bertahan tidaklah salah. Östersund berhasil menjuarai Piala Swedia di 2017 dan mendapat kesempatan bermain di Liga Europa. Mengalahkan Galatasaray dan PAOK untuk masuk ke fase grup. Menang dari Hertha Berlin dan Zorya, serta menahan imbang Athletic Bilbao hingga lolos ke babak 32 besar.

Östersund dipertemukan dengan Arsenal di fase tersebut. Pertandingan yang disebut-sebut sebagai “partai terbesar sepanjang sejarah klub” hingga saat itu. Tapi, mereka hampir saja bermain tanpa kapten, Brwa Nouri.

Jelang pertandingan, perut Nouri alami masalah. Saat dirinya sedang menghabiskan malam bersama rekan-rekannya, Nouri merasa kesakitan dan dilarikan ke rumah sakit. “Saya padahal baru menjalani operasi. Namun ketika sampai rumah sakit, perut saya berdarah,” kata Nouri ke Östersund Post.

Sekalipun diminta istirahat dan hampir absen, Nouri tetap main lawan Arsenal. Dia main satu babak di pertemuan pertama dan turun 90 menit penuh ketika tandang ke Emirates Stadium.

Meski pada akhirnya tetap kalah lewat agregat, Nouri tetaplah berperan penting dalam kemenangan Östersund di London. Menurut catatan Who Scored pada pertemuan kedua, Nouri adalah gelandang yang paling banyak menyentuh bola bagi Östersund (62). Nouri juga tercatat sebagai pemain yang paling sering dilanggar oleh tim asuhan Arsene Wenger (4). Hal ini menggambarkan bagaimana aliran bola Nouri menjadi distributor utama Östersund selama pertandingan.

Sulitkah Adaptasi?

Bersama Östersund, Nouri meraih berbagai prestasi. Tahun lalu, mereka berhasil naik ke lima besar klasemen akhir Liga Swedia. Hanya terpaut dua poin dari Hacken yang mendapat tiket kualifikasi Liga Europa. Tahun ini, mereka juga berpeluang mendapatkan tiket kompetisi antar klub Eropa. Liga Swedia baru setengah jalan, dan Östersund hanya terpaut satu kemenangan dari Norrkoping yang sedang menduduki posisi tiga klasemen sementara.

Percobaan pertama Ian Burchnall hidup tanpa Nouri berhasil positif. Anak-anak asuhnya menang 1-0 melawan Elfsborg (28/7). Tapi jelas, Bali United yang menang dari transaksi Nouri. Penuh pengalaman, berstatus pemain tim nasional aktif, dan terpenting, sesuai kebutuhan. Semua tinggal menunggu adaptasi. Apalagi ini adalah pertama kalinya Nouri pergi dari Swedia.

Untungnya, Nouri cukup familiar dengan keadaan Bali. “Semua orang tahu bahwa Bali adalah tempat favorit saya di Asia Tenggara. Tempat di mana saya sering menghabiskan waktu untuk berlibur. Saya suka dengan cara pandang hidup mereka,” katanya seperti dilansir Fotbollskanalen.