Bryan Gil, Winger Masa Depan Spanyol dan Tottenham Hotspur

Nama Bryan Gil melambung ketika Sevilla meminjamkannya ke SD Eibar pada musim 2020/2021 lalu. Satu momen penting hadir ketika Eibar menjamu Sevilla di Ipurua. Jantung penggemar Sevilla berdegup lebih kencang ketika sisi kanan pertahanan mereka ditekan oleh pemain kelahiran 11 Februari 2011 tersebut.

Setelah musim berakhir, Gil awalnya akan menjadi pemain utama Sevilla. Namun akhirnya, ia dijual ke Tottenham Hotspur senilai 21,6 juta paun ditambah dengan Erik Lamela.

Gil merupakan produk dari Akademi Sevilla. Ia melaju dengan begitu cepat untuk meraih promosi ke Sevilla Atletico, tim B Sevilla. Di sana ia main sebanyak 23 pertandingan di musim 2018/2019 di Segunda Division B dengan mencetak empat goldan memberi enam asis di usia yang baru 17 tahun.

Pada musim 2019/2020 dia masuk ke tim utama Sevilla. Namun, baru tujuh pertandingan, ia dipinjamkan ke Leganes. Masa peminjamannya itu tidak terlalu sukses karena Leganes terdegradasi di akhir musim. Untungnya, Gil main di 12 pertandingan dan mulai menunjukkan kualitasnya.

Musim lalu, Eibar memutuskan untuk meminjam Gil dan menjadikannya pemain inti. Total, ia main di 28 pertandingan La Liga dengan mencetak empat gol. Gil juga main reguler di timnas Spanyol U-19 dan debut di tim U-21 pada tahun ini, juga dipanggil ke timnas Spanyol U-23 yang main di Olimpiade 2020.

Lantas bagaimana Gil bermain? Benarkah ia punya masa depan?

Pemain Sayap Kiri Berkaki Kiri Terakhir

Berdasarkan Mario Husillos Jr., dari Total Football Analysis, Gil pada dasarnya adalah pemain sayap kiri dengan kaki kiri yang dominan. Ia main di tepi lapangan dan membuat peluang lewat dribel serta umpan silang.

Satu yang menonjol adalah tubuhnya yang ramping dengan tinggi 175 sentimeter. Ia mudah diterbangkan lawan saat body charge, tapi hal itu tak membuatnya takut untuk selalu melewati lawan atau adu sprint.

Andai Gil bisa memaksimalkan kekuatan tubuh bagian bawahnya, itu akan berguna buatnya. Gil tak lagi bisa didorong dengan mudah oleh lawan. Bayangkan Adama Traore untuk contoh mudahnya.

Kemampuan Gil bertumpu pada kecepatan dan kelincahannya. Ia bergerak begitu cepat dan mudah mengubah arah seketika. Kalau diadu lari dengan bek lawan pun, ia bisa satu meter lebih cepat.

Teknik olah bolanya luar biasa. Saat melakukan dribel, bola seolah menempel di kakinya. Ia pun tak mudah panik saat ditekan lawan. Ini yang membuatnya efektif untuk dijadikan gelandang serang sekalipun.

Etos kerjanya yang tinggi membuatnya bisa bekerja di bawah tekanan, di bawah pelatih yang senang menuntut macam Jose Medilibar. Gil harus bisa berlari jarak jauh baik ketika bertahan maupun menyerang.

Husillos menulis andai Gil bisa mengembangkan diri dan memaksimalkan kekuatannya, ia akan bisa masuk ke tim manapun di dunia, “Karena ia adalah salah satu pemain sayap kiri dengan kaki dominan kiri terakhir di level tertinggi.”

Kelebihan Bryan Gil

Gil hampir selalu berdiri di garis pinggir lapangan, baik saat menerima, mendribel, maupun mengumpan. Ia jarang bergerak ke area tengah, kecuali saat mengakomodasi fullback yang melakukan overlap.

Secara posisi, Gil jarang masuk ke area di mana rekan setimnya sudah ada di sana. Gil juga jarang masuk kotak penalti, karena ia jarang menusuk ke dalam. Namun, kalau diperlukan, Gil akan melakukannya. Ini ia lakukan di laga melawan Celta Vigo musim lalu ketika masuk dari area tengah ke dalam kotak penalti, untuk melepaskan tendangan voli indah.

Salah satu kelebihan dari pergerakan Gil adalah ia berhasil menarik fullback lawan bermain lebih melebar untuk menjaganya. Ini memberikan ruang bagi rekannya yang lain untuk menerima bola dari area pertahanan.

Kecepatan juga membuatnya dapat mengisi ruang yang menganga antara fullback dengan bek tengah dan menerima umpan panjang dari rekan-rekannya.

Saat serangan dilakukan di sisi kanan, Gil tetap bermain lebih melebar, alih-alih masuk ke kotak penalti lawan. Hal ini memberinya ruang serta membuat rekannya punya banyak opsi, apakah akan mengumpan ke area tengah kepada striker, atau kepada Gil yang biasanya tak dijaga dalam kondisi seperti itu.

Karena kaki dominannya adalah kaki kiri, Gil punya banyak opsi saat menyisir sayap. Ia bisa terus mengajak lari fullback lawan sampai mendapatkan celah untuk mengumpan. Kalau bek lawan terus menempel ketat kaki kirinya, ia bisa berhenti lalu mengubah arah.

Soal dribel, Gil rata-rata melakukan 8,86 dribel per pertandingan dengan tingkat kesuksesan 53 persen. Sementara itu, dalam hal umpan silang, Gil tak melulu memberikan umpan silang yang sama. Ia kerap memberi umpan berbelok, melayang, ataupun menyusur tanah. Karena itu, bek lawan jadi kesulitan untuk menebak umpan apa yang akan ia berikan.

***

Kepindahan Gil ke Spurs sebenarnya akan menghambat kariernya, utamanya karena ia harus beradaptasi dengan liga yang punya gaya main berbeda. Walau demikian, karena bakat dan kemampuanya, ia harusnya tak akan kesulitan, meski ia ditempatkan di sayap kanan ataupun jadi gelandang serang di Spurs.

Sumber: Total Football Analysis