Ketika Carlos Vela meninggalkan Real Sociedad untuk bermain di Major League Soccer (MLS) pada musim panas 2017, banyak orang yang terkejut mendengar keputusannya. Pasalnya kesebelasan yang ia bela belum juga bermain satu musim di MLS. Apalagi Vela saat itu masih berusia 28 tahun. Sementara MLS dulu dikenal sebagai liga para veteran.
Entah itu Freddie Ljungberg, David Beckham, ataupun Thierry Henry, baru mendarat di Amerika Serikat saat mereka sudah mulai tersingkir di kesebelasan masing-masing. Titi Henry hengkang dari Barcelona saat Blaugrana sudah mendapatkan David Villa. Ljungberg pergi dari Premier League setelah dibuang oleh West Ham.
Beckham mungkin masih bisa kembali ke Eropa membela AC Milan dan PSG. Tapi dirinya adalah korban cuci gudang Real Madrid yang ingin membangun Los Galacticos jilid II lewat Arjen Robben, Wesley Sneijder, dan Pepe. Beruntung namanya akan selalu diingat di MLS karena ia adalah pembelian bintang pertama di dunia sepakbola Amerika Serikat sejak era Pele.
Tapi Vela berbeda. Hingga musim terakhirnya bersama Real Sociedad, ia masih menjadi tulang punggung klub. Kontribusinya dalam membuat gol mungkin sudah tak sejitu tiga musim pertama setelah didatangkan dari Arsenal. Akan tetapi Vela sudah menjadi ikon di sana. Bahkan membuat mereka rela menjual Antoine Griezmann ke Atletico Madrid.
“Saya bangga jadi designated player (seperti marquee yang pernah diterapkan Liga 1). Saya tidak sabar untuk memulai petualangan baru di Los Angeles,” kata Vela ketika ia diperkenalkan pihak LAFC. “Vela telah membuktikan diri di Meksiko, Inggris, dan Spanyol. Dirinya mampu menjadi pengatur serangan, mencetak gol, ataupun mengaristekinya bagi rekan satu tim. Ia adalah pemain yang luar biasa,” kata nahkoda LAFC, Bob Bradley.
“Ini adalah hari berserajah bagi LAFC. Vela sudah melakukan banyak hal terlepas dari usia yang masih tergolong muda. Dia merupakan tipe pemain yang akan kami datangkan untuk membentuk kesebelasan ini,” tambah General Manajer LAFC John Thorrington.
Dibentuk Sebagai Pemimpin
Foto: MLS Multipex
Vela mungkin tidak merasakan pertandingan kompetitif selama beberapa bulan sebelum LAFC resmi masuk MLS. Tapi kemampuannya tidak hilang. Mungkin level kompetisi MLS dapat diperdebatkan sebagai alasan Vela tetap bersinar. Namun pada dasarnya Vela bukan sekedar pemain biasa di LAFC. Sejak awal ia memang sudah dibentuk untuk jadi pemimpin kesebelasan tersebut.
“Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk memimpin. Bagi LAFC, Vela adalah sosok yang tepat. Vela adalah pemain terbaik yang kami miliki saat ini dan dia tetap membumi,” puji Thorrington. Herculez Gomez, mantan pemain tim nasional Amerika Serikat yang telah mengikuti karier Vela sejak bertemu di lapangan pada 2007 juga melihat hal serupa.
“Saya senang melihat Vela bahagia di atas lapangan. Dirinya jelas salah satu pemain terbaik di MLS. Mungkin antara Vela, Zlatan Ibrahimovic, dan Wayne Rooney. Namun apabila melihat kategori pemain Meksiko yang dimiliki MLS, dia adalah yang terbaik di antara semuanya,” kata Gomez.
Mantan pemain LA Galaxy asal Meksiko, Giovani Dos Santos juga setuju dengan Gomez. Sementara Vela yang mendapatkan lebih dari 60 ribu dollar Amerika Serikat dari LAFC sebagai gajinya merasa menjadi pemimpin sudah kewajibannya di Los Angeles.
“Mereka membayar saya untuk hal ini. Saya harus mempertanggungjawabkannya dengan performa bagus di atas lapangan. Saya ingin jadi pemimpin. Ketika Anda main di Spanyol, hal itu mustahil. Kita selalu dibandingkan dengan Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi,” kata Vela.
Belum Mencapai Potensi Terbaiknya
Foto: The18
Hanya dalam satu tahun tampil di MLS, bermain kurang dari 50 pertandingan untuk LAFC, Vela seperti sudah menjadi legenda di Los Angeles. Menurut Opta, pada musim 2019, Vela adalah pemain yang paling sering terlibat dalam penciptaan gol (15). Bersama penyerang Uruguay, Diego Rossi, LAFC memiliki duo maut di depan gawang lawan. Tidak berlebihan juga jika ada yang mengatakan mereka sebagai penyerang terbaik di MLS.
Gilanya, apa yang dilakukan Vela saat ini belum dianggap sebagai puncak performa dia. Vela disebut dapat mencapai level Griezmann bersama LAFC. Griezmann yang direlakan Real Sociedad karena memiliki posisi serupa dengan Vela pada 2014 telah menjadi salah satu pemain terbaik dunia.
Griezmann, Eden Hazard, Kylian Mbappe, dan Neymar merupakan empat nama yang biasa disebut bisa mencapai level Ronaldo dan Messi. Tapi Vela juga bisa melakukannya dari MLS. Hal ini tidak diutarakan oleh Gomez atau Dos Santos yang mungkin memiliki bias tersendiri pada MLS. Tapi keluar dari mulut Presiden Atletico Madrid Enrique Cerezo.
“Semua mengingat Vela. Dirinya telah melakukan banyak hal selama di Eropa. Dirinya bisa seperti Griezmann,” ungkap Cerezo yang sempat mengincar jasa Vela sebelum ditolak Real Sociedad dan beralih ke Griezmann.