Cesar Azpilicueta, Kekuatan Pertahanan Chelsea yang Tak Terduga

Ketika Azpilicueta bergabung dengan Chelsea pada Agustus 2012, ia sempat membuat sebagian publik penikmat sepakbola merasa penasaran karena tidak pernah mendengar namanya sebelumnya. Tapi ternyata, ia sempat memiliki satu penggemar berat di Stamford Bridge, dan ternyata penggemarnya tersebut adalah rekan senegaranya di Chelsea kala itu, Juan Mata.

“Dia adalah bek kuat yang juga memiliki kecepatan. Saya pikir dia sudah menjadi pemain yang lengkap,” ungkap Juan Mata.

Pernyataan itu adalah sebuah penilaian yang telah terbukti tepat. Pasalnya, selama lima musim terakhir, Azpilicueta sudah membuktikan jika dirinya pantas dinobatkan sebagai salah satu bek terbaik di Eropa.

Pada awal karirnya, ia diperankan sebagai bek kanan dan juga sempat bermain di lini tengah selama musim pertamanya. Kembalinya Jose Mourinho ke Stamford Bridge pada 2013 memberi sinyal akan perubahan posisi untuk Azpilicueta. Ia pun lalu memulai peran baru dengan bermain sebanyak 31 kali di pos posisi bek kiri untuk Chelsea selama musim 2013/2014. Platform barunya itu membuat posisi Ashley Cole berada di sisi luar tim utama The Blues kala itu. Cole akhirnya meninggalkan Stamford Bridge pada akhir musim.

Cesar Azpilicueta, di sisi lain, telah membuat posisi bek kiri menjadi bagian utama dari kekuatan pertahanan Chelsea. Bahkan, saat kedatangan Filipe Luís yang notabene adalah bintang kejutan Atletico Madrid di Liga Spanyol pada 2013, terusir dari skuat utama.

Sang bosnya kala itu, Mourinho, mengatakan, “Azpilicueta adalah tipe pemain yang sangat saya sukai. Saya pikir sebuah tim dengan berisikan 11 Azpilicueta mungkin bisa memenangkan persaingan karena sepakbola bukan hanya tentang bakat murni. Sepakbola juga adalah tentang karakter dan kepribadian. Azpilicueta memiliki semua semua kepribadian yang harusnya dimiliki.”

Selama tahun peraihan gelar juara bagi Chelsea pada musim 2014/2015, pemain berkebangsaan Spanyol itu bermain dengan luar biasa. Chelsea berhasil mencatatkan presentase kemenangan sebesar 76% di Premier Lague selama Azpilicueta dimainkan.

Tingkat keberhasilan lain yang pemain nomor punggung ‘28’ itu peroleh adalah ketika mencatatkan 81% keberhasilan tekel per laga, yang berhasil membuat Chelsea di cap sebagai tim dengan pertahanan kokoh di musim tersebut.

Lalu, datanglah musim 2015/2016 yang telah muncul sebagai sebuah ujian besar bagi Chelsea. Tim bentukan The Blues musim sebelumnya, tertahan di bawah Mourinho ketika beberapa pemain gagal tampil di sebagian besar musim. Namun, Cesar Azpilicueta bukan salah satunya.

Meski penampilannya tidak mencapai titik maksimal ketimbang musim sebelumnya, ia tetap menjadi tokoh yang konsisten dalam pertahanan The Blues. Azpilicueta telah membuat 49 penampilan di semua kompetisi pada musim tersebut.

Saat ini, sebuah transformasi terbaru telah dirasakan Cesar Azpilicueta. Ia memang tetap menjadi bek kiri pilihan Chelsea pada awal musim setelah kedatangan Antonio Conte. Namun, bos The Blues itu merubah posisi perannya setelah kalah 0-3 dari Arsenal.

Conte lalu berinisiatif untuk memutuskan merombak sesuatu pada sistem yang didiknya. Pelatih asal Italia itu memilih sebuah formasi yang terbilang sukses selama karirnya dalam dunia kepelatihan, yaitu formasi 3-4-3. Namun, ia melihat jika posisi Azpilicueta dalam formasi tidak akan mudah untuk dijabarkan.

Jelas saja, Conte merubah posisi Azpilicueta. Azpilicueta sebenarnya bisa bermain sebagai sayap kanan atau sayap kiri, namun, aspek permainannya dinilai kurang menyerang dan tidak akan setara dengan rekannya di skuat utama, Victor Moses atau Marcos Alonso. Jadi, Conte menempatkan Azpilicueta sebagai bek tengah ketiga. Tapi sekali lagi, ia berhasil mengambil peran baru itu dengan hasil yang mulus.

Sejak Antonio Conte merubah sistem formasi di Chelsea, mereka telah berhasil memenangkan 25 dari 29 pertandingan dengan persentase kemenangan sebesar 84% pada musim lalu. Pun dengan Azpilicueta yang secara signifikan telah berhasil mencicipi setiap kemenangan karena ia menjadi pemain yang terus dimainkan selama satu musim penuh. Ia juga menjadi satu-satunya andalan di trio defensif yang diterapkan Conte selama musim 2016/2017 berlansung.