Arti Penting Alex Oxlade-Chamberlain di Liverpool

Liverpool secara luar biasa mengerdilkan Manchester City dalam leg pertama perempat final Liga Champions. The Kop memberondong jala Ederson dengan tiga gol tanpa balas. Trio lini serang Liverpool, Mane-Firminho-Salah, sukses mengobrak-abrik pertahanan Manchester Biru.

Mohamed Salah menjadi pusat perhatian. Total Salah mengemas 38 gol dan 13 asis bagi Liverpool sejauh ini. Selain trio lini depan Liverpool, Mane-Firminho-Salah, sosok lain yang harus diberikan apresiasi lebih atas penampilannya sejauh ini adalah Alex Oxlade-Chamberlain.

Awal kedatangannya dari Arsenal sempat ditentang sejumlah pihak. Banyak yang meragukan performa pemain berusia 24 tahun ini. Maklum di Arsenal, Oxlade-Chamberlain kesulitan mendapatkan menit bermain. Performanya pun fluktuatif.

Berposisi sebagai pemain sayap, penampilan Chamberlain kadang memecah kebuntuan tim dengan gerakan eksplosif di sayap kanan dan sepakan birllian dari luar kotak penalti. Namun kadang permainan Chamberlain begitu buruk, dengan umpan silang yang tidak mengarah ke gawang, atau trik-trik tipuan yang gagal. Bisa dibilang penampilan Oxlade-Chamberlain dianggap sebagai lelucon bagi para penggemar Arsenal.

Kabar hengkangnya Chamberlain dari Arsenal memanas awal musim ini. Arsenal sejatinya tidak ingin kehilangan salah satu pemain berbakat mereka. Bahkan Arsenal mengajukan kontrak baru dengan peningkatan gaji mencapai 100.000 paun per pekan. Namun, Arsenal tidak bisa menjamin Chamberlain untuk mendapatkan menit bermain lebih banyak.

Memang pos yang ditempati Chamberlain saat itu memiliki banyak pilihan. Di sayap kanan dan kiri misalnya, Oxlade-Chamberlain harus bersaing dengan Mesut Ozil, Alexis Sanchez, hingga Theo Walcott. Sedangkan di sektor gelandang tengah ia harus bersaing dengan Elneny, Granit Xhaka, Aaron Ramsey, hingga Jack Wilshere. Belum lagi full-back Arsenal yang bisa dipasang sebagai gelandang tengah seperti Hector Bellerin atau Francis Coquelin.

Oxlade-Chamberlain kemudian memutuskan untuk mencari kesempatan ke klub lain. Penawaran pun berdatangan. Southampton sempat menjadi peminat namun urung karena besaran gaji. Liverpool kemudian hadir memberikan penawaran.

Klopp kala itu mencari pelapis untuk mengantisipasi kepergian Coutinho. Isu hengkangnya Chamberlain ke Liverpool berhembus kencang. Chamberlain kemudian resmi memperkuat Liverpool 31 Agustus 2017 lalu atau hari di mana penutupan bursa transfer musim panas. Kepindahannya sempat terjadi kontoversi, karena kepindahan Chamberlain hanya berselang beberapa hari setelah Liverpool menghancurkan Arsenal dengan skor 4-0.

Debut Chamberlain pun tidak berjalan mulus. Menghadapi Manchester City di Etihad Stadium, Liverpool dicukur habis dengan skor 5-0. Setelahnya ia kesulitan untuk menembus tim utama bahkan harus menunggu hingga sembilan pekan untuk mendapatkan kesempatan bermain selama 90 menit.

Kesempatan tersbut hadir ketika menghadapi juara Premier League musim lalu, Chelsea, di mana Chamberlain langsung menyumbang satu asis. Setelahnya permainan Chamberlain mulai membaik, meskipun masih kesulitan menembus skuat utama.

Diuntungkan dengan Pindahnya Coutinho ke Barcelona

Hengkangnya Coutinho ke Barcelona seperti memberikan tuah tersendiri bagi Chamberlain. Dalam skema 4-3-3, Klopp memasang dua gelandang jangkar seperti Emre Can dengan Jordan Henderson, atau Wijanldum. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi peran Coutinho di belakang striker.

Hengkangnya Coutinho dan semakin on fire-nya trio Mane-Firminho-Salah, membuat Klopp merubah skema, Liverpool menggunakan satu jangkar ditopang dua gelandang bertipikal menyerang di depan. Skema ini digunakan ketika menghadapi sang pemuncak klasemen Manchester City diajang Premier League.

Chamberlain diturunkan mengisi posisi yang ditinggalkan Coutinho. Hasilnya, City sangat kesulitan menguasai lini tengah sementara Liverpool menguasai jalannya pertandingan. Chamberlain pun mencetak gol yang membuatnya menjawab keraguan yang hadir padanya. Permainan menekan Liverpool sukses menyulitkan City dalam mengembangkan permainan. Chamberlain berperan penting untuk menyulitkan Gundogan mengembangkan permainan.

Permainan Liverpool meningkat pesat setelah menghadapi City. Mereka menjadi penantang serius posisi runner-up. Chamberlain pun rutin mengisi starting line-up di ajang Premier League. Posisinya dianggap mempermudah kinerja lini serang Liverpool dengan pergerakannya yang menarik pemain belakang lawan.

Puncaknya, Manchester City yang kembali bersua Liverpool di ajang Liga Champions, dihajar 3-0. Chamberlain kembali mencetak gol dari sepakan jarak jauh yang meluncur mulus ke gawang Ederson. Modal berharga bagi Liverpool untuk lolos ke semifinal.

Baca juga: Apakah Jurgen Klopp Sukses Menangani Liverpool?

Dukungan dari Klopp dan Suporter Liverpool

Chamberlain pun mengakui peran Klopp dalam semakin baiknya performanya di lapangan. “Manajer (Klopp) memotivasi saya sepanjang musim untuk berani dan tidak tertekan. Ini membuat momentum yang tepat untuk saya sendiri, dan itu secara perlahan berhasil sejauh ini,” ujarnya dikutip dari independent.

Chamberlain pun memuji suporter Liverpool yang memudahkannya menemukan permainan terbaiknya. “Mereka datang menyaksikan, membuat semua pertandingan seperti final, itu sangat memotivasi kami.”

Membaiknya performa Chamberlain membuat Arsenal dalam tekanan. Para suporter Arsenal menyesalkan permainan moncer Chamberlain justru muncul ketika berseragam Liverpool.

Chamberlain sendiri secara dewasa memberikan komentarnya, “Keputusan sulit meninggalkan Arsenal. Saya mencintai klub. Saya menyukai segalanya di sana. Arsenal adalah klub yang stabil. Saya menikmati momen bermain bersama Arsenal, tapi kepindahan saya untuk membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik. Itu yang saya lakukan sekarang.”

Dengan meningkatnya performa Chamberlain Klopp memiliki banyak variasi untuk menyusun taktik dan strategi, yang perlu dilakukan Chamberlain saat ini adalah konsistensi dalam permainannya. Apabila mampu, bukan tidak mungkin starting line up akan rutin menjadi miliknya.

Tidak hanya Klopp, Gareth Southgate pun kembali melirik Chamberlain untuk diboyong ke Rusia nanti. Lagi pula Chamberlain cocok dengan skema Inggris saat ini, dan bagi fans Arsenal, mantan memang selalu terlihat lebih indah bukan?