Wolverhampton Wanderers musim ini menjelma sebagai salah satu kekuatan yang menjadikan ketakutan bagi tim-tim di Premier League. Skuat asuhan Nuno Espirito Santo mengakhiri musim debutnya di Premier League dengan raihan 57 poin dan bertengger di urutan ke-7, di bawah Manchester United.
Apa yang dicapai pasukan old gold bisa dikatakan sukses, mengingat musim sebelumnya mereka masih bermain di Divisi Championship. Banyaknya jumlah rekrutan pada bursa transfer musim panas tidak serta merta menjadikan Wolves kehilangan stabilitas di ruang ganti.
Pujian biasanya diberikan bagi kontribusi pemain asing yang mereka miliki seperti Joao Mountinho, Ruben Neves , atau top-scorer mereka, Raul Jimenez. Ada satu nama krusial yang terlewatkan ketika membicarakan performa apik Wolves musim ini, Conor Coady.
Coady bisa dikatakan kunci dari rigid nya lini tengah Wolves. Di bawah arahan pelatih Nuno, Coady menunjukkan peran vitalnya dengan tampil di semua laga yang mereka jalani pada musim ini, baik pada ajang liga maupun Piala FA, yakni 46 laga.
Produk Akademi Liverpool
Pemain bernama lengkap Conor David Coady ini lahir dan tumbuh di kota Liverpool. Di usianya ke-12, Coady menempa bakat sepakbolanya di akademi klub kebanggannya, Liverpool. Bermain apik di posisi gelandang, Coady muda digadang-gadang sebagai pemain masa depan Inggris. Sejak memasuki usia profesional, ia dipanggil timnas Inggris U17 dan tampil sebanyak 17 kali.
Pada musim 2010/2011, Coady sempat masuk daftar pemain pengganti Liverpool di ajang Europa League menghadapi Sparta Praha. Ia sempat masuk daftar pemain pengganti di ajang Premier League melawan Birmingham City pada April 2011. Sayang, pelatih Kenny Dalglish kala itu belum memiliki kepercayaan untuk menurunkannya. Padahal Dalglish adalah salah satu yang kerap memuji pemain binaan akademi Liverpool. Salah satunya ketika Conor berhasil mencetak gol ala Gerard pada ajang pramusim di Tiongkok dan berhasil menjuarai Piala Eropa U17 bersama Three Lions.
“[Pemain muda kami] Tak hanya Conor, meskipun ia mencetak gol yang hebat. Ada beberapa dari mereka di luar sana, bermain dalam kondisi yang sangat sulit dan mereka berhasil melaluinya. Kami sangat beruntung memilikinya dan mereka akan bersama kami untuk waktu yang sangat lama untuk datang, ” ujar Dalglish kepada Guardian pada 2011.
Karena kesulitan bersaing dengan para pemain Liverpool saat itu, Coady dipinjamkan ke klub Yorkshire, Sheffield United pada musim League One 2013/2014. Selama tampil reguler di Blades, Coady menunjukkan kemampuan sesungguhnya. Kala itu ia mampu mencetak 5 gol dari 37 penampilan bersama Sheffield.
Tampil apik bersama League One tak berarti ia segera mendapat tempat di tim senior Liverpool. Usai pengembaraannya selama semusim ke Sheffield United, Coady akhirnya dilepas Liverpool ke klub Divisi Championship, Huddersfield Town pada 2014 dengan nilai transfer 500 ribu paun dan dikontrak selama 3 musim.
Bertransformasi bersama Nuno Espirito Santo
Tak perlu waktu lama bagi Conor menunjukkan kualitasnya bersama Huddersfield. Hanya satu musim memulai debut di Championship, penampilan apik Conor memukau klub asal West Midlands, Wolverhampton Wanderers yang saat itu baru saja semusim mengarungi Divisi Championship.
Coady ditransfer dari Huddersfield dengan nilai 2 juta paun. Di bawah arahan pelatih Kenny Jackett, pemain bertinggi badan 186cm ini menjalankan peran penting. Pada musim perdananya di Wolves, ia tampil sebayak 33 kali dan berhasil mencetak 4 gol bagi Wolves.
Kehadiran pelatih asal Portugal, Nuno Espirito Santo pada penghujung musim 2016/2017 sempat membuat posisinya di Wolves tak menentu, apalagi dengan kehadiran pemain baru yang dihadirkan Wolves musim berikutnya. Tapi anggapan tersebut sirna, setelah sang pelatih melihat potensi yang lebih besar dalam skema permainan yang diterapkan Nuno: Coady didaulat menjadi bek tengah.
Ia pun sempat kaget ketika dirinya tahu bahwa akan diplot sebagai bek.
“Ketika [Nuno] datang, dia tidak berbicara dengan saya tentang [mengubah posisi] – dia hanya menempatkan saya di sana, ”kata Coady, mengutip Guardian pada November lalu.
“Saat sesi pertama [latihan] dan saya berpikir dalam hati:‘ OK, saya akan mencoba untuk menjadi lebih baik dan mendengarkan dan belajar. Tidak masalah bagi saya di mana saya bermain. Ketika saya melihat seorang manajer kaliber Nuno datang , saya ingin menjadi bagian dari itu. ”tutupnya.
Kepastian Coady bersama Wolves semakin jelas tatkala menandatangani kontrak baru berdurasi empat tahun pada September 2017. Bersama Matt Doherty, Barry Douglas, Coady menjadi palang pintu tangguh bagi Wolves. Pada musim itu, Wolves menjadi tim dengan pertahanan tertangguh dan juga lapar gol. Wolves pun finis dengan menjuarai Championship dengan rekor tertinggi, yakni 99 poin.
Anggapan bahwa dirinya akan tersingkir saat Wolves naik ke Premier League pun tak terbukti. Coady malah menunjukkan potensinya, termasuk menjadi kapten tim. Coady menyingkirkan posisi kapten yang sebelumnya diemban oleh Danny Batth sejak 2014.
Peran kepemimpinannya terbukti pada musim debut Wolves di Premier League. Wolves menjadi satu-satunya tim yang mampu mengalahkan 4 tim besar dalam satu musim yakni Chelsea, Manchester United, Arsenal, dan Tottenham Hotspur.
Kepemimpinan Coady mampu membawa Wolves finis ke-7, posisi tertinggidi klasemen kompetisi tertinggi, bagi klub yang bermarkasi di stadion Molineux ini sejak musim 1979/1980.
Liverpool adalah masa lalu Coady
Wolves tentunya akan menjaga salah satu pemain paling berharganya. Pada Februari lalu, Coady resmi menandatangani kontrak baru hingga 2023. Padahal saat itu santer terdengar bahwa Liverpool tertarik untuk mendatangkannya kembali ke Anfield.
Pemain yang kini berusia 25 tahun menegaskan bahwa Wolves adalah masa depannya, dan ia sudah betah berada disana.
“Semua orang tahu betapa aku suka berada di sini,” kata Coady, dikutip dari Mirror.
“Saya suka datang ke sini setiap hari, saya suka datang untuk berlatih, saya suka bermain disini, saya suka menjadi bagian dari klub sepakbola ini.”
Berkat penampilan impresifnya, Coady pun kabarnya akan dipanggil ke dalam timnas Inggris dibawah arahan Gareth Southgate. Coady disebut-sebut akan menambah jumlahi generasi eks timnas Inggris U20 bersama Harry Kane dan John Stones yang telah bergabung sebelumnya. Dengan masa depannya yang semakin terang bersama Liverpool, patut ditunggu bagaimana kiprah Conor Coady selanjutnya bersama tim semenjanjikan Wolves.
Bagi Liverpool, tentunya kehilangan Coady adalah sebuah kesalahan. Liverpool yang kini kesulitan mencari pengganti Jordan Henderson yang gagal “menggantikan” Steven Gerrard akan menatap kosong ke arah Conor Coady yang kini bahagia bersama Wolves.