Enam Pemain Potensial Bertalenta yang Asing di Telinga di Piala Dunia 2018

Dari pemain sayap Iran yang berhasil mengecewakan para pemain Spanyol dan Portugal, sampai pemain yang memiliki performa apik untuk membuat Peru tersenyum lagi setelah berhasil kembali bermain di Piala Dunia, telah dikategorikan masuk ke dalam daftar pemain-pemain potensial yang akan tampil di Piala Dunia 2018. Meskipun, nama-namanya masih tampak asing di telinga para pecinta sepakbola. Siapa sajakah mereka?

Berikut kami sajikan daftar enam nama pemain potensial bertalenta yang asing di telinga para pecinta sepakbola tersebut.

Aleksandr Golovin (Rusia)

Tendangan bebas indah yang masuk ke gawang Petr Cech saat Arsenal menang 4-1 atas CSKA Moscow pada April lalu, terbukti tidak hanya menjadi tontonan. Tetapi si pembuat gol spesial tersebut, Alexsandr Golovin, tampaknya ditakdirkan untuk menjadi berita utama setelahnya. Betapa sedikitnya generasi pemain potensial Rusia yang mampu mendongkrak prospek timnya, dan jika melihat visi bahwa Golovin, yang masih berusia 22 tahun, telah membawa aura baru di jagat pesepakbolaan Rusia.

Ia menggambarkan sebuah kelangkaan di antara para pemain negara tuan rumah Piala Dunia yang cukup modern saat ini, dengan permainan yang membuat orang-orang di sekitarnya tampil lebih baik. Bahkan, klub-klub Primer League sedang mengamati performanya, dan jika Golovin, yang lahir di kota Siberia, Kaltan, dapat mengilhami Rusia untuk tambil bagus di Piala Dunia, ia mungkin akan dapat kesempatan bagus untuk bermain di tim elit.

Sergej Milinkovic-Savic (Serbia)

Spekulasi yang menghubungkan Sergej Milinkovic-Savic dengan transfer sebesar 80 juta paun dari Lazio ke Manchester United telah meningingkatkan euforia déjà vu tertentu. Ia adalah pemain berusia 23 tahun, bertinggi 6ft 4in, yang menjadi motor di antara pemain di klubnya. Sergej adalah gelandang kreatif dan telah menjadi sosok dominan secara konsisten di Serie A. Bahkan, semua kemampuan yang ada di Paul Pogba juga ada padanya, dengan kata lain, gelandang Serbia itu berada di ranah para gelandang kreatif yang setidaknya sama baiknya dengan Pogba.

Kecemerlangannya di level klub telah memberinya jalan bagi status teka-teki potensi negaranya di Piala Dunia nanti. Slavoljub Muslin, manajer yang membimbing Serbia ke kualifikasi untuk Piala Dunia ini, dibebaskan dari tugasnya pada November lalu karena ia tidak cocok dengan Sergej Milinkovic-Savic dalam sistemnya. Maka tak heran jika Mladen Krstajic, penggantinya, tidak mungkin membuat kesalahan yang sama itu di musim panas ini, dan jika segala sesuatunya baik untuk Sergej, maka dunia bisa melihat calon superstar potensial sudah muncul di depan mata mereka.

Alireza Jahanbakhsh (Iran)

Di mata Iran, mantan pemain mereka, Mehdi Mahdavikia, adalah salah satu harta karun kebanggan mereka yang sampai saat ini masih diingat. Ia adalah pencetak gol ke gawang AS di Piala Dunia 1998 di Prancis, yang setelah itu membuatnya berhasil sukses berkarier selama 12 tahun di Bundesliga. Tapi, sepertinya Iran saat ini telah menemukan pemain yang bisa disandingkan dengannya. Pemain itu bernama Alireza Jahanbakhsh. Meskipun berposisi berbeda, selama beberapa tahun, Jahanbakhsh sering dibandingkan dengan pendahulunya tersebut.

Di sisi lain, ia berhasil menyelesaikan musim 2017/2018 sebagai pencetak gol terbanyak di Eredivisie dengan jumlah 21 gol (12 asis). Jahanbakhsh masih berusia 24 tahun, namun kecepatan dan kekuatan eksplosif ciri khasnya, berhasil membuatnya dapat menjadi tumpuan depan tim. Tidak menuntut kemungkinan pemain sepertinya akan menunjukkan taji di turnamen besar sekelas Piala Dunia. Sebenarnya, mudah untuk melihat hubungan antara jenis permainan Jahanbakhsh dengan pemain seperti Mohamed Salah. Akan tetapi, masih sangat prematur untuk membandingkan kedua pemain tersebut.

Pione Sisto (Denmark)

Pertandingan yang berlangsung sangat membosankan ketika Denmark melawan Panama, berubah seketika saat pemain pasukan Dynamite bernama Pione Sisto mencetak gol melengkung indah ke sudut jauh ke gawang Panama. Hal tersebut terlihat cukup membanggakan. Bukan hanya karena mereka memenangkan pertandingan terebut, akan tetapi karena intervensi Sisto membuat Denmark tidak harus menunggu pemain sekelas Christian Eriksen untuk mencetak gol penting pertandingan.

Di sisi lain, Sisto lahir di Uganda, dan orang tuanya berasal dari Sudan Selatan. Ia adalah seorang pemain dengan kemampuan dribble yang tidak takut untuk mencoba sesuatu, dan ia adalah seorang pemain sayap yang punya gaya dengan bakat yang tak terduga. Padahal, usianya masih menginjak 23 tahun, tetapi ia sudah memiliki dua musim ciamik di La Liga dengan Celta Vigo. Sisto pun berhasil mengoleksi catatan sembilan asis dan lima gol untuk timnya itu di musim 2017/2018, dan ini merupakan hasil gemilang yang membawanya kepada tugas berat untuk membawa produktivitasnya itu menjadi keuntungan bagi Denmark di Piala Dunia 2018.

Denis Zakaria (Swiss)

Angka-angka statistik tampak bagus di musim pertama Denis Zakaria bersama Borussia Monchengladbach di Bundesliga, dan itu terbukti secara visual. Didatangkan dari Young Boys pada musim panas tahun lalu, pemain berusia 21 tahun itu digolongkan sebagai pemain tercepat kedua di liga, dan juga berada di puncak tangga dengan jumlah passing terbanyak. Namun, disiplin adalah satu-satunya masalah signifikan yang ada padanya. Zakaria telah mengoleksi 11 kartu kuning, dan itu menunjukkan bahwa pemain yang sangat defensif sepertinya masih belum berpikiran untuk tampil bagus tanpa bermain keras sama sekali.

Ia adalah pesaing yang serius diantara para gelandang tim nasional Swiss. Meskipun, ia bisa saja berduet dengan pemain yang tidak tergantikan posisinya seperti Granit Xhaka di lini tengah timnas Swiss. Zakaria, yang memiliki garis keturunan Kongo dan Sudan Selatan (seperti Sisto), bisa menjadi kartu spesial bagi pelatih Vladimir Petkovic di skuadnya. Kendati tampaknya Swiss sendiri akan melakoni pertarungan yang sulit dengan Serbia untuk mendapat posisi terbaik di klasemen Grup E.

Christian Cueva (Peru)

Curah dukungan emosional untuk kapten timnas Peru Paolo Guerrero, yang tampaknya dilarang bermain di Piala Dunia setelah gagal lulus tes medis karena terbukti positif mengkonsumsi kokain, telah mengunci hati dan pikiran Peru menjelang Piala Dunia 2018. Akan tetapi, mungkin sepertinya saat ini mereka akan segera ceria kembali. Mengapa begitu? Karena mereka telah memiliki pemain berkelas seperti Christian Cueva. Playmaker Sao Paulo yang berusia 26 tahun itu dituntut memiliki kecerdikan untuk mengeluarkan tim nasionalnya tersebut dari Grup C di tengah-tengah kemampuanya mengisi kekosongan pahlawan di tim.

Cueva, sosok mungil bertinggi 5ft 7in, memiliki kaki dan ide cerdas di setiap pertandingan yang ia mainkan. Berciri khas memainkan tipu muslihat di depan lawan, telah berhasil membawanya mengoleksi empat gol di kualifikasi Piala Dunia, dan sebagian besar pengamat sepakbola setuju jika ia saat ini telah berhasil memainkan sepakbola terbaik dalam kariernya. Maka, persaingan Peru dan Prancis di Grup C tampaknya akan sangat seru dengan Cueva yang akan berduel dengan para pemain sayap pasukan Les Bleus.